Part 45

1.9K 242 41
                                    

Martin menunggu Victoria di lobby rumah sakit, ketika melihat wanitanya itu keluar dengan cepat dia menyusulnya. "Dokter Victoria." panggialnnya membuat Vic menghentikan langkahnya.

"Anda lagi, saya benar-benar tidak berminat dengan tawaran anda."

"Saya salah karena telah menawarkan pekerjaan disaat anda sedang bekerja, tetapi saya benar-benar ingin meminta waktu anda untuk mendnegarkan penjelasan saya, setelah itu saya akan ikut keputusan anda."

Vic diam sejenak sebelum berkata, "Baiklah, saya tidak memiliki banyak waktu jadi anda bisa menjelaskan secara ringkas dan cepat."

"Disini?" tanya Martin sambil menunjuk kesekelilingnya.

"Didepan ada taman, kita bisa duduk disana."

"Bagaimana jika kita membicarakannnya sambil minum kopi atau makan malam lebih awal?"

"Sekali lagi saya katakan, saya tidak memiliki banyak waktu jadi terserah anda, taman didepan atau tidak ada pembicaraan."

Martin sedang memikirkan, lokasi yang dipilih Vic adalah tempat umum tetapi cukup sepi pada jam ini, dia menghindari tempat sepi untuk menghindari sesuatu hal yang mungkin saja akan terjadi, tetapi dia juga tidak mungkin melepaskan kesempatan untuk mengambil kembali hati Vic. Akhirnya dia menyetujui permintaan Vic dengan pemikiran jika Vic masih menolaknya, mungkin dia harus memaksanya, dan jika ditempat umum hal itu tentu tidak bisa dia lakukan.

"Baiklah."

Vic melangkah lebih dulu, Martin langsung menyusul dan berjalan disampingnya, "Cuaca hari ini kelihatannya memang baik untuk duduk ditaman, jadi merasa seperti berkencan." kata Martin dan dia yakin Vic tidak akan menanggapi atau memberinya jawaban.

Sambil berjalan, Martin melihat dan mengamati sekelilingnya, ada beberapa orang yang berjalan disana, kelihatannya mengambil jalan pintas lewat taman itu untuk sampai kesisi jalan yang memang bisa ditembus dari taman itu.

Tidak ada yang mengamati mereka, dan tidak ada yang memperdulikan mereka, hal itu membuatnya tenang.

Vic menghentikan langkahnya pada sebuah kursi taman, "Saya rasa kita bisa bicara disini." Vic duduk dan ketika Martin duduk persis disebelahnya, tanpa ragu Vic menolaknya, "Mohon anda memberi jarak, saya merasa tidak nyaman."

Martin tersenyum, "Tetap tidak berubah." Tanpa sadar dia mengucapkan apa yang dipikirkannya, dia baru sadar ketika Vic memandangnya.

"Maaf, anda mengingatkanku pada sesorang." Kata Martin dan lega ketika Vic berkata, "Silahkan katakan apa yang ingin anda katakan."

"Seorang teman yang memperkenalkan saya pada anda sebelum dia meninggal, dia mengatakan jika saya memerlukan dokter hebat yang sangat peduli dengan pasiennya, juga memiliki impian untuk menyembuhkan banyak pasien maka saya harus menemui anda."

"Teman anda?"

"Anda mungkin masih mengingat Carlos Daza, dia pernah bekerja di rumah sakit yang sama sebelum pergi ke Merxico dan mengalami kecelakaan disana." Martin melihat perubahan pada raut wajah Vic ketika dia menyebut nama Carlos Daza, kelihatannya Vic belum melupakannya, tentu saja hal itu akan mempermudah rencananya.

"Lalu?" pertanyaan lanjutan Vic membuat Martin yakin, Carlos Daza masih seseorang yang istimewa didalam hati wanita itu.

"Saya dan teman-teman mendirikan klinik di Malawi-Afrika, anda bisa memeriksa situasi dan kondisi tempat itu dan saya yakin anda pasti akan tergerak setelah mengetahui kondisi disana. Disana sangat-sangat membutuhkan tenaga dokter seperti anda dan rekan-rekan saya yang lain."

"Baiklah saya akan mencari tahu tentang tempat itu, tetapi jika memang seperti yang anda katakan, saya akan coba mengajukan pada yayasan DMH untuk bisa bekerjasama dengan anda dan teman-teman anda karena saya yakin dengan keterlibatan DMH, akan lebih banyak lagi orang-orang yang bisa ditolong. Jika hanya masalah itu yang ingin anda katakan, saya sudah mendengar dan memberi jawabannya."

You Are Always In My HeartWhere stories live. Discover now