🌹2. Meet Again

148 26 5
                                    

Kriing Kriing

Dering suara jam alarm kecil diatas nakas berhasil membangunkan  Sarang. Seketika Sarang membuka kedua manik matanya, ia bangkit duduk sembari meregangkan otot-otot diseluruh tubuhnya.

"Haahh..... Lelahnya!" Gumam Sarang beranjak dari ranjang yang hanya bisa dimuati satu orang itu

Dengan mata sayunya ia menengok kesegala arah, mencari posisi tepat dimana letak kamar mandi. Yah, ini memang kamar sekaligus rumah sewa barunya. Sudah hampir satu tahun ini, Sarang beserta kedua orang tuanya memang kerap berpindah rumah. Itu mereka lalukan karena para penagih hutang tak hentinya memaksa untuk melunasi bunga gila yang dihasilkan dari hutang yang tak seberapa.

Sarang keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, ia meraih ponsel yang disimpan dinakas. Sarang tersenyum kala melihat siapa  yang mengirimkan pesan.

Sarang masih berkutat dengan ponsel pintarnya, dari balik ruangan yang hanya disekat sebuah triplek atau papan itu terdengar suara samar-samar kedua orang tuanya bercengkrama.

"Appa! Bagaimana kabarnya? Mereka mau memberi barang sepetak saja untuk kita berjualan disana?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah menyendokan makanan pada piring

"Eomma tenang saja, appa sedang berusaha" jawabnya seraya menggeser kursi untuk duduk pada meja mini berbentuk persegi itu.

"Pagi eomma, appa" Sapa Sarang pada kedua pria dan wanita paruh baya yang kini tengah tersenyum menatapnya.

"Eomma dan appa tak usah risau lagi, besok aku dapat pekerjaan di Cafe tenpat Suhwan bekerja"

Mendengar kata itu sontak Pria dan wanita paruh baya itu tersenyum senang tak kentara. Mereka beruntung punya anak seperti Sarang ia selalu mau berusaha keras dan tak egois dikala hidupnya terhimpit seperti ini. 2 tahun lalu Baek Min-gi yang mana ibu dari Baek A Yeong harus dirawat inap dirumah sakit hingga mereka terpaksa meminjam uang pada para rentenir gila yang terus saja menggerogoti hutang hingga bunganya 10x lipat melebihi hutang.

Lee Ahn Bae yang mana kepala keluarga sudah banting tulang untuk melunasi semua hutang dikala ia juga harus menyekolahkan Sarang di tingkat SMA. Tapi Sialnya para penagih hutang itu terus saja membabi buta menagih bunga-bunga yang setiap menitnya bertambah kala pihak Lee Ahn Bae terlambat menyetorkan uang. Hal itu pula yang membuat Sarang terpaksa menunda sekolahnya ketingkat Universitas untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang Desain grafis.

Sudah satu minggu berlalu Sarang bekerja di Cafe bersama sahabatnya Suhwan, ia menjadi seorang whiters atau kerap kali Sarang juga melakukan pekerjaan sampingan jika ada. Sarang memang tengah menabung banyak untuk bisa melanjutkan sekolahnya. Beruntunglah kehadiran Suhwan yang menyusul Sarang merantau dikota membantu Sarang menghadapi hari-harinya. Suhwan memang pria cerdik hingga ia bisa lebih gesit mendapatkan pekerjaan dan memboyong Sarang untuk ikut bekerja bersamanya.

"Sarang malam minggu besok ada pekerjaan sampingan" Ajak Suhwan pada Sarang yang tengah disibukan dengan mengelap meja

"Kerja apa?" Tanya Sarang menengok Suhwan

"Menjadi pelayan. Kau tau perusahaan T Company?"

Sarang menggeleng samar menyahuti

"Haishh," Decak Suhwan "Kau itu taunya apa sih selain bekerja? Itu adalah perusahaan yang dikabarkan hanya dalam kurun waktu 1 tahun sudah menguasai pasar dan siap bersaing dengan pasar-pasar internasional. Kau baca berita tidak?"

"Itu bukan urusanku" Sarang mempoutkan bibirnya menatap Suhwan

"Yah memang bukan urusan kita, tapi percayalah gaji yang ditawarkan disana cukup besar. Mau ikut tidak?"

YOUR IS MINEWhere stories live. Discover now