Part 18| Sekedar Notifikasi

7 1 0
                                    

Aku sangat bersyukur karena beberapa hari berlalu seperti sebelum aku mengenalmu. Aku tidak pernah lagi memikirkan kamu apalagi menunggu kehadiranmu di depan kelasku atau memiliki keinginan untuk bertemu denganmu di tengah jalan. Aku sudah menjadi diriku yang dulu lagi. Di mana saat aku senang berlama-lama di perpustakaan dan juga tenggelam dalam catatan kecilku. Sungguh, aku ingin sekali waktu terulang kembali. Aku ingin memilih untuk tidak dipertemukan dengan dirimu. Aku yang biasanya menulis tentang dia yang akan menjadi jodohku dan masih belum bisa kuraih. Sekarang, catatan kecilku dipenuhi oleh dirimu. Aku seharusnya menyebutkan "dia" pada dirimu. Karena sebutan "Kamu" adalah pemeran yang aku ciptakan untuk jodohku.

Saat malam, aku mendapat notifikasi chat WhatsApp darimu. Sebenarnya, aku tidak ingin membukanya, tetapi untuk menghilangkan rasa penasaranku — ya, kubuka saja pesan itu. Ternyata kamu hanya ingin dikirimkan video yang sudah aku pasang di story WhatsApp.

Aku ingin menghapus nomormu, tetapi itu terkesan sangat berlebihan. Untung itu hanya sekedar notifikasi biasa, kalau itu berbentuk sebuah kalimat. Jujur, aku tidak akan berpikir dua kali untuk memblokir dirimu. Di sini aku sama sekali tidak berpikir bahwa aku begitu istimewa sehingga kamu perlu memberiku sebuah pesan. Aku hanya ingin menjaga perasaan orang lain saja.

Sebagai perempuan, aku tidak suka diperlukan seperti itu. Aku bukan orang yang menganggap sepele masalah kecil. Bukankah, masalah besar timbul karena berawal dari hal sepele? Kesalahpahaman muncul karena sesuatu yang mencurigakan.

Sebenarnya, aku sadar kalau memang kamu itu pasti sudah memiliki kekasih, tetapi aku belum menemukan kenyataannya saat itu. Memang benar kata orang, hal paling sulit adalah menerima kenyataan yang terjadi di depan mata kita sendiri.

Namun, di sisi lain aku sangat bersyukur. Karena Tuhan menunjukkan sebuah kebenaran padaku sebelum aku melangkah terlalu jauh. Aku tidak bisa bayangkan jika rasaku sudah begitu dalam dan aku baru mengetahui hal yang dapat menghancurkan aku dalam sekejap.

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now