Chapter Seventeen

98 28 18
                                    

Wounded by many, healed by one.

Klekkk...

Pintu suatu ruangan yang terkunci terbuka. Jenna mendorong knop pintu suatu ruangan yang gelap itu. Tangannya merogoh saklar lampu yang berada di dinding yang tak jauh dari pintu.

Lampu ruangan kecil ini menyala.

Kakinya berjalan perlahan masuk ke dalam ruangan. Dilihatnya kamar kecil yang sempit ini. Ada satu single bed di lantai, dengan jendela di sampingnya. Lemari kayu kecil dan juga meja belajar di sisi sebelah kirinya.

"Lumayan bersih..." Gumam Jenna sambil menaruh tas ransel besar dan tas jinjing berisi barang-barang pribadinya itu.

Perlahan Jenna mulai mengeluarkan baju-baju dan barang lainnya dari dalam tas dan merapikan barang-barang itu ke dalam lemari dan ke atas meja.

Gaji pertamanya sudah dia dapatkan kemarin lusa. Kemudian Jenna memutuskan untuk mencari kos-kosan yang sesuai dengan budget-nya. Informasi kos ini Jenna dapatkan dari Krisna, teman kerjanya yang turut membantu mencarikannya tempat tinggal.

Setelah membersihkan kamar dan mendekorasi kamar ini dengan sedikit barang-barang yang dia punya dulu di rumah, kos kecil ini menjadi tampak lebih nyaman dan indah.

Jenna tersenyum melihat hasil kerja kerasnya merapikan kamar barunya hari ini. Kemudian dengan sigap di jatuh kan badannya ke kasur yang cukup empuk ini dan menarik selimutnya yang hangat dan nyaman itu.

 Kemudian dengan sigap di jatuh kan badannya ke kasur yang cukup empuk ini dan menarik selimutnya yang hangat dan nyaman itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Sumber Gambar : Pinterest)


"ternyata sudah malam..." Gumam Jenna begitu melihat ke arah luar dari jendela di samping tempat tidurnya.

Dilihatnya jam dinding di kamarnya, tepat pukul 23.00.

Tak lama handphone-nya bergetar, tanda pesan masuk.

'Kamu sudah dapat tempat tinggal, Jen?'

Pesan singkat dari Bayu.

'Sudah Kak. Krisna bantu aku carikan...'

'Baguslah. Sudah malam, Good night.'

Jenna hanya membaca pesan terakhir dari Bayu. Ragu harus dia balas apa pesan itu. Kalau di balasnya dengan ucapan 'good night' juga terasa aneh baginya. Terkesan seperti suatu hubungan pendekatan dengan satu sama lain yang saling mengucapkan selamat tidur. Sedangkan sejauh ini Jenna menganggap Bayu sebagai sosok kakak yang baik baginya.

Ditengah lamunannya, handphone Jenna bergetar kencang. Dilihatnya di layar, Incoming Call From Dion.

Tanpa sadar, senyum Jenna mengembang.

"Halo..." Jawab Jenna.

"Hai, kamu belum tidur?" Tanya Dion dari sebrang sambungan telpon dengan suara yang lembut.

What Happens When You DieWhere stories live. Discover now