9. lets married

1K 109 19
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote dan comment yaa!🖤

.
.
.

✨✨✨

Setelah kepergian mama, aku hidup seorang diri, tanpa tujuan apapun. Karena satu hal yang ku tau, tujuan ku untuk tersenyum sudah tiada.

Hari demi hari yang ku jalani selalu saja sama. Tanpa ada suatu hal yang spesial. Tanpa senyuman hangat yang menungguku pulang. Tanpa masakan hangat yang sudah siap di hidangkan untuk ku.

Pagi yang sepi, siang yang bising, malam yang kelam. Itulah duniaku.

Di cemooh, di kucilkan, di marahin pelanggan, bahkan di rendahkan oleh orang lain. Semua itu sudah sering ku alami. Tidak ada orang yang bisa memelukku dan membiarkanku membagikan deritaku itu.

Macam luka tanpa obat.

Malam itu, aku benar-benar sengsara akan kesendirian ini. Keliling kota dengan motor beat untuk mengantar paket, menerpa hujan, bahkan terjatuh dari motor.

Aku membuka pintu rumah yang gelap nan kosong. Suara hujan deras terdengar di pendengaran ku, luka yang masih mengalir darah, badan yang sudah pegal tidak karuan, dan baju yang sudah basah kuyup.

Aku masuk, berharap kali ini ada seseorang yang mengkhatirkan keadaan ku ini, sambil berkata, "kamu gapapa?"

Seperti mama.

Namun itu hanya khayalan saja, aku tersenyum tanpa menyalakan lampu rumah yang tidak seberapa itu, lalu tertidur di sofa.

Itulah hal yang sering ku alami. Dan aku sudah terbiasa menjalaninya.

Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Di musim ini, aku selalu saja mendapat banyak masalah. Mulai dari paket yang rusak, jalanan yang licin, hingga menerobos hujan yang sangat dingin.

Kemarin lusa Lean cerita, bahwa dia sudah memberitahukan semuanya kepada Karina. Dan juga, mereka main di rumah ku hingga akhirnya rumahku sedikit berubah lebih indah. Karina bersama lean membeli beberapa furniture seperti karpet, dan lain-lain. Kata Karina, hadiah untuk pernikahan kami nanti.

Aku dan Lean masih sama di sekolah, tidak terlalu banyak berinteraksi, kami hanya berangkat sekolah bersama dan menurunkan di warung nenek Rona yang berada di samping sekolahan. Dan dia pulang sendirian atau bersama Karina.

Hal yang membuatku nyaman dengannya, yaitu ketika aku pulang bekerja, dia akan menceritakan pengalaman di sekolah dengan wajah semangatnya itu. Itu membuatku senang duduk berlama-lama dengannya.

Pasti dia sekarang sudah tidur, tidak ada cerita pengalamannya di sekolah. Aku segera mempercepat laju motor ku, meski hujan turun lumayan deras. Aku butuh istirahat dan bertemu wanita yang menjadi penyemangatku itu.

"Hari yang melelahkan," lirihku segera memarkirkan motor di halaman rumah.

Senyuman ku yang tidak pernah tersemat di wajahku saat pulang, kini tersemat begitu saja setelah Lean membuka pintu.

Dengan wajah nya yang sedikit khawatir, dia berkata. "Kamu kok baru pulang sekarang sih?"

Aku segera menghampiri nya, dengan tubuh ku yang sedikit menggigil. "Kamu belum tidur?"

"Kamu kenapa ga pakai jas hujan? Kebiasaan banget!" Omelnya, dengan tangan cekatan memakaikan ku handuk kimono.

"Lupa ga kebawa," balasku sambil tertawa kecil. Aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan ini.

"Udah tau musim hujan! Mana bisa aku tidur? Sedangkan kamu di luar sana kedinginan?" Jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

"Cepetan kamu mandi dulu, aku udah nyiapin air hangat buat kamu." Lanjutnya sambil mendorongku masuk kedalam rumah.

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterWhere stories live. Discover now