Chapter Six : La La La My Love

2.3K 341 57
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Jaemin ditemani Jeno berjalan-jalan di sekitaran taman sudah menjadi kebiasaan keduanya berjalan di taman semenjak kehamilan Jaemin, Jaemin selalu ingin berjalan-jalan di pagi hari sembari merasakan sinar matahari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin ditemani Jeno berjalan-jalan di sekitaran taman sudah menjadi kebiasaan keduanya berjalan di taman semenjak kehamilan Jaemin, Jaemin selalu ingin berjalan-jalan di pagi hari sembari merasakan sinar matahari.

Usia kandungan Jaemin sudah memasuki minggu ke enam belas, perutnya sudah berbentuk baby tummy. Jeno mengengam erat tangan Jaemin sembari menikmati udara pagi yang sejuk.

"Kamu tahu apa persamaan rasa sayangku padamu dengan matahari?" tanya Jeno tiba-tiba, Jaemin menoleh menatap Jeno.

"apa itu?" jawab Jaemin.

"Persamaannya adalah sama-sama terbit setiap hari dan hanya akan berakhir sampai kiamat." Jaemin terkekeh.

"sejak kapan kau bisa menggombal?"

"entahlah, hanya refleks saja."

"mana ada, pasti kau belajar dari seseorang."

"aku diberi tau sir taeil, untuk membuat pasangan bahagia harus romantis contohnya seperti gombalan." Jaemin terkekeh.

"begitu?"

Mereka sampai di air mancur tengah taman istana, ada patung cupid disana dewa cinta. Mereka adalah dewa yang bisa mempermainkan perasaan manusia bahkan di salah satu kisah cupid mempertemukan sepasang dewa dewi dan memberikan mereka perasaan cinta yang akhirnya menjadi suka satu sama lain.

"apa kau sudah mulai merasakan sesuatu pada bayi kita?" Tanya Jeno sembati mengusap perut Jaemin.

"belum, kata dokter bayi dalam kandungan baru bisa bergerak atau menendang ketika sudah memasuki bulan ke lima." jawab Jaemin sembari tersenyum.

"aku tak sabar ingin melihat mereka."

"masih ada lima bulan lagi jeno, kita harus bersabar." Jeno memeluk Jaemin, mengerakan tubuh mereka seperti berdansa.

"kau tau, aku sudah jantuh cinta padamu saat pertemuan pertama kita."

"aku tau itu, kau selalu mengatakan ini padaku."

"saat itu kau baru saja masuk ke academy dan baru menyelesaikan ujian dengan cepat, aku melihat seorang lelaki manis yang menatap ke luar jendela lantai dua academy."

"kau tsundere, sok-sokan memasang wajah dingin padaku." jeno terkekeh.

"aku tak menyangka kita adalah sepasang dewa perang dan lebih dari itu kita adalah fated mate." mereka saling bertatapan.

"aku meragukan banyak tentang dunia ini, aku meragukan bagaimana bumi berputar pada porosnya, aku meragukan bagaimana teori tentang luar angkasa, tapi aku tidak pernah meragukan cintaku padamu. Cause you always be my only one."

Acttledon : Butterfly Effect [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now