Chapter 3

131 56 2
                                    

Playlist : Denting - Melly Goeslaw

Geysha melangkah menuju gudang sekolah karena ingin sedikit menenangkan diri dari ucapan yang di lontarkan oleh Dave tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geysha melangkah menuju gudang sekolah karena ingin sedikit menenangkan diri dari ucapan yang di lontarkan oleh Dave tadi. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar sekelompok siswi terdiri dari empat orang dengan peralatan olahraga di tangan masing-masing.

Tapi, bukan itu yang membuat langkahnya terhenti melainkan percakapan dari keempat siswi tersebut.

"Lo kenal sama Gesyha, nggak?"

"Kenal lah. Siapa sih yang nggak kenal dia di sekolah ini"

"Gue heran sama dia, dari kelas sepuluh sampai sekarang kok nggak berubah-ubah. Suka banget bolos dan cari masalah, herannya lagi kok dia bisa naik kelas"

"Betul. Gue heran sama dia. Nggak kapok apa hampir setiap hari kena hukuman terus"

"Btw, kok gue nggak pernah tau orang tuanya, ya? Setiap ngambil raport pasti dia ngambil sendiri"

"Gue juga nggak pernah liat sih. Dan gue dengar dari guru di TU sih kalau nggak salah di kartu keluarga gitu dia ngikut kartu keluarga tetangga"

"Seriusan lo?"

"Iya, dan pernah ada yang liat dia masuk ke rumah pengusaha emas yang terkenal itu loh Pak Giorgino dan katanya Geysha jadi pembantu di sana. Gue di kasih tau sama Tante gue sih yang pernah datang ke rumah beliau"

"Sumpah! Miris banget ya hidupnya"

Geysha yang merasa sudah tidak tahan mendengar perkataan demi perkataan yang terus terlontar dari keempat siswi di depannya langsung membuka suaranya. "Ngomongin gue tuh di depan gue langsung. Jangan di belakang gue gini!"

Keempat siswi tersebut menegang lalu membalikkan badan perlahan dan mereka di buat menahan napas saat melihat tatapan yang teramat tajam dari Geysha.

"Kenapa diam! Tadi aja semangat banget ngomongin tentang gue?"

Namun, tetap tidak ada yang membalas perkataan Geysha barusan. Ke empat siswi itu merasa takut dan malu bersamaan.

"Apa kalian kekurangan informasi tentang gue?"

Geysha kembali membuka suaranya dan kini bersedekap dada sambil menyandarkan badannya ke tembok. "Satu hal yang harus kalian tau, gue nggak butuh belas kasihan kalian. Urus aja hidup kalian yang belum tentu benar"

Geysha langsung meninggalkan ke empat siswi yang tidak ia kenali itu. Kini ia merasa moodnya semakin memburuk dan ia memutuskan untuk membolos saja sampai pelajaran habis dan waktunya pulang.

Mengambil tasnya sebentar di dalam kelas, Geysha langsung menuju bagian belakang sekolah dan memanjat pohon mangga yang tidak terlalu tinggi namun bisa membantunya untuk keluar dari sekolahan.

Huh, untung nggak ada yang lihat.

Geysha memutuskan untuk ke cafe tempatnya bekerja dan menghabiskan waktu di sana sebelum pulang ke rumah dan melakukan pekerjaan di rumah orang tuanya seperti biasa.

EramnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang