©MOB+21©

14.5K 1.5K 104
                                    

Terlalu banyak teori ya?

Hihi, ikuti aja ya jalan ceritanya, santai ya santai💪😾
.
.

PERJALANAN selama 3 hari 2 malam menuju Medan sudah mereka tempuh.

Kini sudah terhitung 2 minggu mereka menetap di Medan.

Hara membuang ponsel lamanya dan membeli yang baru.

Mereka tinggal di rumah 3 tingkat yang ada di Perumahan Rorinata Jln. Sukamaju nomor 34.

Lantai 1 itu adalah area milik Hara, sementara lantai 2 area milik Klaudra dan lantai 3 milik Geri.

Klaudra sudah sembuh dari demamnya, dia sempat dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Murni Teguh.

Untuk Kuliah, Hara sudah membicarakan pada Dosennya jika dia akan mengambil cuti kuliah selama 2 tahun.

Sementara cuti kuliah, Hara sudah mendapat pekerjaan di Medan.

Geri juga mendapat pekerjaannya, Klaudra sendiri hanya tinggal di rumah sembari menunggu Hara pulang.

Sedikit demi sedikit Klaudra mulai ingat siapa dirinya lagi. Efek tidak diberi obat yang biasanya diberikan Awan, membuat Klaudra mulai tersadar.

Dia tak mau menatap diri di kaca, yang terlihat hanyalah wajah Awan yang sangat Klaudra benci.

Pagi di hari minggu ke 4 mereka di Medan. "Haraaaaa, Udra mau makaaan." rengek Klaudra sembari menggoyang pelan tangan Hara.

Geri masih tidur, dia baru pulang kerja jam 2 pagi. Jadi dia memutuskan untuk tidur sampai siang.

Hara dengan gemas mengelus rambut coklat gelap Awan, dia baru mengecat rambutnya minggu lalu. "Cari bubur ayam aja yuk." ajak Hara.

Klaudra mengangguk semangat, dia berlari menuju lantai 2 guna mengganti pakaian tidur doraemonnya jadi baju training.

Hara menggeleng pelan. "Gemes banget Aw—ah bukan, dia bukan Awan. Kenapa gue selalu keinget sama Awan sih, resiko wajahnya mirip banget." oceh Hara kesal.

Dia benar-benar lost contact dengan keluarga gila itu.

Mereka sudah mencari informasi tentang perubahan yang terjadi pada keluarga Hara, dan memang benar jika mereka semua sudah di cuci otaknya.

"Siapa yang mau nyuci otak mereka? Terlebih Awan. Tapi kenapa Keldar doang yang sadar ya."

Semua terlalu membingungkan, Hara gamau berfikir terlalu rumit, Hara mau menikmati hidup barunya di Medan tanpa gangguan sama sekali.

"Hara udah!"

Hara mengulas senyum manis, dia merengkuh pinggang ramping Klaudra lalu berjalan bersama keluar rumah.

....

Minggu pagi memang ramai sekali orang komplek keluar guna mencari sinar matahari pagi yang hangat.

Ramai anak kecil, remaja dan beberapa pasutri berjalan-jalan ringan di jalanan ber paving blok itu.

"Selamat pagi Kak Ajeng." sapa Hara ramah.

Buk Ajeng ini Janda kaya yang menjadi orang pertama mereka kenal, baik dan humble sekali janda 23 tahun itu.

"Oh, pagi kalian. Mau kemana? Mesra banget." sahut Ajeng.

"Mau cari bubur ayam, Klaudra ngidam-

"Iih! Udra gak ngidam!"

"Bercanda sayang."

Ajeng terkekeh pelan. "Duh yang lagi manis-manisnya, btw bubur ayam ada di deket taman komplek, kesana aja."

"Siaaap, makasih kak."

"Yo, masama."

Hara dan Klaudra berjalan lagi menuju taman yang gajauh dari rumah Ajeng tadi, dan mereka terus menyapa siapapun yang mereka lihat.

"Ah! Rynar, met pagiii." sapa Hara semangat.

Rynar, gadis yang menjadi bos di  tempat Hara bekerja.

Rynar masih berusia 25 tahun, gadis manis yang selalu berekspresi ramah dan murah senyum.

"Mau kemana?" tanya Rynar ramah.

Hara menunjuk tukang bubur yang ada di tengah taman. "Oh, bareng aja. Aku mau beli buat yayang Ezran, dia lagi kepengen mam bubur." ajak Rynar.

"Oke, kuylah."

Rynar sudah punya tunangan, namanya Ezran Cendana. Cowok berkulit putih berpipi chubby imut yang sangat manja pada Rynar, hanya saja ekrpresi Ezran selalu datar.

Bayangkan bagaimana Ezran merengek tapi raut mukanya sedatar tembok.

"Ezran sakit?" tanya Klaudra penasaran, pasalnya Ezran sering berkunjung ke rumah mereka untuk mengajak Klaudra main PS.

Ezran ini hanya seorang penulis, dia juga punya penyakit lemah jantung sehingga Rynar melarang Ezran bekerja diluar.

Rynar mengangguk. "Iya, dia ngerengek terus. Hebatnya muka dia gak kaku tau, dia bisa masang tampang imut, akh gemes aku bayanginnya."

"Hahaha, ucul pasti."

"Yeuu, jelas dong. Tunangan aku tuh."

Akhirnya mereka sampai di taman komplek dan membeli apa yang hendak dibeli tadi.

Sementara Geri, dia terbangun mendengar bunyi telepon dari ponselnya.

"Ugh..halooo.." jawabnya masih setengah sadar.

"Kau masih tidur?"

"Hm, ya..kenapa?"

"Kau lupa soal hari ini?"

"Heum?..."

"Pertemuan njir, kau melupakannya!?"

"Ah..OH IYA BABI AKU LUPAA! MAAF-MAAF AKU AKAN SEGERA SAMPAI DISANA, TUNGGU YA, JANGAN KAU KELUARKAN AKU DARI DAFTAR!"

Lawan bicara Geri hanya mendengus sebal, padahal ini hal penting tapi bisa-bisanya Geri lupa.




























Bersambung😾

Besok My Arsa update yeaaayy

Obsession Brother [End]Where stories live. Discover now