PROLOG

9.1K 165 0
                                    

Haii gays.

Welcome to my first story hehehe.

Makasih banget buat kalian yang memutuskan buat baca cerita gua yang masih banyak kurangnya ini.

Dan kalo ada typo or anything tolong kasih tau ya...

Oh iya, kalian bisa panggil gua "Kak tak" or "Katak".

Jangan lupa komen and vote.

Dan jangan lupa juga follow instagram Katak @.tengkotakk

So, happy reading gayss.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Kring kring

Bel istirahat berbunyi, membuat semua siswa/i bergegas menuju ke kantin.

Lain hal dengan seorang anak laki-laki yang hanya duduk diam di bangkunya. Seolah bel istirahat tidaklah penting bagi dirinya.

Hal itu membuat seorang perempuan tertarik menghampirinya. Karena diantara banyaknya siswa/i di kelas, hanya laki-laki itu lah yang jarang berinteraksi dan selalu diam di dalam kelas.

"Hey" panggilnya.

Orang itu pun mengangkat kepalanya, melihat siapa yang memanggilnya.

"Kenapa ngga ke kantin?" tanyanya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah si laki-laki. Memang hanya laki-laki itu yang duduk sendirian di belakang dan paling pojok.

Sang empu hanya diam, enggan menjawab. Ia hanya melamun menatap meja kayu di depannya yang penuh dengan coretan.

Orang di sebelahnya pun menghela napas kesal.

Apakah meja di hadapannya lebih menarik daripada dirinya?

Tiba-tiba saja perempuan itu menangkup pipi laki-laki di hadapannya dan mengarahkan kepala sang empu untuk menatap dirinya.

Ia menelisik wajah yang berada di hadapannya. Kulit putih, hidung mancung, bulu mata lentik, dan bola mata yang berwarna biru saphire.

"You look beautiful"
"Beautiful boy"

Perempuan di hadapannya mengatakan hal tersebut secara gamblang, tanpa memikirkan reaksi sang empu yang di puji seperti itu.

Kedua pipi si laki-laki sontak memerah, jika biasanya ia dipuji 'tampan', namun untuk pertama kalinya ia dipuji 'cantik' oleh perempuan di hadapannya.

Perempuan itu terkekeh melihat pipi sang empu memerah malu. Ia mengelus pipi itu berharap warna merah itu menghilang, namun malah semakin menjadi warnanya.

"You know? You are very cute, sweet, and beautiful"

"And i like boy who have 3 criteria earlier"

Sial.

Laki-laki itu merasa ingin menghilang detik ini juga.

Namun ini semua belum berakhir. Anak perempuan tadi tiba-tiba saja mengeluarkan sesuatu dari rok merahnya.

Ternyata itu sebuah kalung. Kalung berwarna perak dengan bandul logo Batman sebagai penghias nya.

"Do you like it?"

Anak laki-laki itu seolah terhipnotis dengan pesona kalung tersebut, ia hanya mampu mengangguk polos sebagai jawaban.

"Berbalik, mau aku pasangin"

Ia menurut dan segera membalikkan badannya, kini posisinya ia membelakangi si perempuan tadi.

"Done" ucapnya senang setelah berhasil memasangkan kalung tersebut di leher si laki-laki.

"Kamu keliatan lebih manis pas pake ini" ucapnya dengan mata yg senantiasa menatap laki-laki di hadapannya.

Hingga tiba-tiba hawa di sekitar mereka berubah mencekam. Aura dominan dari perempuan itu menguar tajam. Tatapan yang di keluarkannya seketika menjadi dingin.

"Jevian Gasvaro, You belong to Alea from today."

Deg.

Mulutnyanya seketika terasa kelu untuk berbicara. Jantung nya pun berdetak kencang ketika mendengar pernyataan tersebut. Reaksi tubuhnya bahkan benar-benar di luar kendali dirinya sendiri, seolah ia adalah boneka yang di kendalikan oleh perempuan itu.

"I'm yours, Alea..."

ෙ◌ෟ ⟨ To Be Continued ⟩ ෙ◌ෟ

Senin, 26-6-2023.

JÉVGAS [On Going]Where stories live. Discover now