23 < Somebody.

1.2K 40 0
                                    

Di sebuah ruangan yang minim akan penerangan, terdapat 2 orang laki-laki dan juga 2 orang perempuan. Mereka semua duduk secara berpasangan di atas sofa yang tersedia di sana.

"Gimana?" Tanya salah satu dari laki-laki yang ada di sana, ia duduk dengan tangan yang memeluk mesra pinggang perempuan di sebelahnya.

"Dia ternyata ngga sesusah yang gue bayangin" jawabnya. Berbeda dengan temannya, tangannya ini justru merangkul bahu perempuan di sebelahnya yang tengah asik mengusap dada bidangnya.

"Inget, waktu lo tinggal sebulan lagi" pringat temannya itu, seraya mengambil minuman di depannya.

"I know" katanya dengan tangan yang mencium helai rambut perempuan di sebelahnya.

Sial.

Kenapa dirinya tiba-tiba saja teringat dengar perempuan itu. Dengan gerakan reflek, ia menjauhi perempuan di sebelahnya.

"Why honey?" tanya si perempuan saat merasakan pasangannya itu sedikit menjauh badannya.

"it's okay"

"Anyway gua harus pergi dulu" ujarnya berpamitan dengan temannya yang asik bercumbu dengan pasangannya.

"Hm, inget jangan sering-sering main ama bocah tolol itu, bisa-bisa lo ketularan tolol"

Orang itu tak menghiraukan perkataan temannya dan segera beranjak keluar dari ruangan itu.

Telinganya langsung saja di sambut oleh suara dentuman musik yang begitu keras saat ia baru saja keluar dari ruangan yang ia tempati tadi.

Di tengah perjalanan, ia mengacak-acak rambutnya frustasi saat pikirannya kembali mengingat bayang perempuan itu.

Bruk.

Terlalu asik dengan pikirannya sendiri, tanpa sadar dirinya telah menabrak orang di karenakan tidak hati-hati.

Deg.

Jantungnya seperti berhenti sesaat setelah dirinya tanpa sengaja bertatapan dengan orang yang ia tabrak barusan.

Dia adalah orang yang sedaritadi memenuhi pikirannya.

Saat dirinya hendak berbicara, orang itu langsung saja pergi meninggalkannya dan hilang di telan lautan manusia yang berada di sana.

Ia segera melangkahkan kakinya mencari orang itu. Ia hanya takut nanti akan terjadi sesuatu pada orang itu.

Namun hasilnya nihil, ia tak bisa menemukan jejak orang itu.

Tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Fuck, lo kenapa bisa disini Alea" gumamnya frustasi.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Seperti biasa, pagi ini upacara di lakukan dengan khidmat. Terlihat di podium sana terdapat seorang pria paruh baya yang sedang berbicara panjang lebar.

Dan para muridnya kini tengah menatap beliau dengan tatapan jengah dan juga lelah. Sudah 45 menit, tetapi beliau tak kunjung selesai berbicara.

Hingga tiba-tiba salah satu dari anak didiknya itu pingsan.

Suasana di lapangan seketika menjadi ricuh.

"PMR mana PMR?!!"

"Anjir kasian banget"

"Eh itu Michella yang pingsan?"

"Iya deh itu Michella anak 11 MIPA 2"

"PMR juga lama banget"

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang