Bab 09 : Kakak

60.3K 4.7K 326
                                    

Di rumah aku lagi mati lampu guys dan baterai hp nya tinggal dikit pas lagi nulis. Up dulu sebelum baterai nya habis (':

Happy reading 😚😚


"Noona~"

Bruk!

Zea terjatuh begitu saja pada sofa ketika tubuh besar Xavier menghantamnya dengan sebuah pelukan keras. "Noona Xavi kangen-kangen sama Noona, huhuhu~"

Gadis itu terkekeh mengusap punggung bayi nya. Padahal baru 2 jam saja mereka berpisah. "Baru dua jam Xavi masa sudah rindu."

"Hmm~ Noona Ndak rindu Xavi."

Wajah Xavier mendongak menatap Zea dengan mata bulat dan bibir mengerucut lucu. Zea mencubit bibir itu. "Kan sudah ketemu sekarang, ayo bangun kau berat tau."

"Huu Ndak mau, Noona hangat. Xavi suka wangi-wangi Noona." Wajah tampan itu kembali menyusup ke leher Zea, mengendus leher jenjang itu hingga baby sitter nya kegelian.

Zea memerah seketika apalagi baru menyadari Nyonya Adam melihat kegiatan mereka berdua ini. "Xavi aku malu ada Bu Monica."

Xavier memang baru saja pulang dari jadwal konsultasi dengan Dokter Alvaro hari ini. Bayi itu sempat menangis tidak mau pergi jika Zea tidak ikut, tapi dengan iming-iming dari Monica bayi itu mau pergi.

Monica pun menyadari kedekatan Xavier dengan Zea yang sudah sulit terpisah kan. Monica mengerti karena kehadiran Zea yang 24 jam dari pada dirinya membuat Xavier sangat dekat dengan baby sitter nya itu belum lagi satu bulan ini mereka sudah bersama.

"Bibi Santi Xavi mau susu." Teriak Xavier masih memeluk Zea, meski posisinya sudah menjadi duduk.

"Xavi tidak boleh teriak-teriak seperti itu." Peringat Zea, bayinya hanya tersenyum bunny saja.

"Mama kembali ke kantor ya sayang, malam nanti Mama dan Papa pulang."

Xavier melepas pelukannya dari Zea. "Iya Mama."

Monica mengecup dahi Xavier lalu tersenyum singkat pada Zea sebelum pergi ke kantor kembali. Ada yang mengganjal di hati Monica sejak Dokter Alvaro menjelaskan kondisi Xavier saat ini. Efek Zea ternyata memicu sisi lain Xavier muncul.

"Pelan pelan saja menyusu nya tidak ada yang mau minta. "

Tak dihiraukan oleh bayi itu Xavier masih menghisap dot nya dengan semangat karena haus. Mata nya fokus pada siaran kartun Upin Ipin, tangan satu nya menangkup payudara Zea. Itu sudah biasa bagi Zea, bayi itu akan marah jika tangannya dipindahkan.

"Uhuk!! Uhuk!"

"Xavier!"

Xavier terbatuk-batuk dengan wajah merahnya. Zea panik menepuk-nepuk punggung itu halus menyeka lelehan susu yang mengalir dari bibir bayinya.

"Huaa- Noona uhuk! Sakit."

"Iya iya, mana yang sakit Noona usap. Jangan menangis lagi ya."

Zea mengusap dada itu lembut, Xavier baru saja tersedak susu nya. Dot yang lubangnya sudah lumayan besar semakin besar dan keluar banyak saat Xavier menghisapnya hingga membuat bayinya tersedak.

"Hiks! Dot nya nakal-nakal, tenggorokan Xavi sakit-sakit Noona."

"Sudah ya jangan menangis, ini minum dulu. Pelan-pelan."

"Hmm.. perih~"

Xavier mendusel pada Zea masih dengan isakan nya. "Noona mau Nen."

Seperti nya Xavier mengantuk mengingat bayinya belum tidur siang. Zea mengeluarkan satu payudara nya dan menyodorkan nya pada Xavier.

Big Baby [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang