بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
***
Benarkah seseorang yang mencintai akan menjadi pemenang dan mengalahkan seseorang yang dicintai?
Menua Bersamamu
Rani Septiani***
Satu kata, yaitu anggun. Sudah sangat cukup untuk mendeskripsikan bagaimana cinta pertama Fatih. Dia adalah seorang gadis bernama Intan. Intan adalah gadis berseragam abu-abu yang memiliki keunggulan di bidang non akademik. Tetapi tetap bisa menyeimbangkan diri dalam bidang akademik, walaupun tak pernah masuk 3 besar. Setidaknya posisinya dalam 10 besar peringkat kelas tidak pernah tergeser, itu sudah cukup membanggakan untuk seorang siswi yang aktif di kegiatan non akademik. Jika kelasnya bertugas menjadi petugas upacara, Intan yang akan dipilih menjadi pengibar bendera, terkadang dia juga terpilih menjadi pemimpin upacara. Suara yang merdu tetapi tegas adalah ciri khasnya saat menjadi pemimpin upacara. Intan juga aktif dalam ekstrakurikuler pramuka. Intan juga sering menjadi danton saat mengikuti lomba gerak jalan.
Ternyata ketegasan, kelembutan, dan keramahan Intan sudah berhasil menarik perhatian Fatih yang saat itu masih sama-sama berseragam putih biru. Fatih berada di kelas 9A, sementara Intan berada di kelas 9C. Berbeda kelas, tapi tak mengurangi rasa kagum Fatih pada Intan. Sebenarnya rasa kagum Fatih pada Intan sudah muncul sejak dirinya duduk di kelas 8 dan bertahan hingga Fatih duduk di kelas 9. Ada satu momen yang tidak bisa Fatih lupakan.
Fatih duduk di kelas dengan sebuah buku yang terbuka di atas mejanya. Di sampul buku itu bertuliskan Buku Persiapan UN. Suasana tenang di kelas mendadak menjadi ricuh karena siswa siswi berhamburan ke luar kelas.
"Ada apa?" tanya Fatih sembari mengerutkan dahi ke teman sebangkunya.
"Ada anak kelas sebelah lagi ribut."
Fatih langsung menutup buku berhalaman tebal itu dan berjalan dengan cepat menuju sumber suara. Dia melihat Intan masuk ke kerumunan dan langsung mengikuti perempuan itu karena merasa khawatir dan memiliki rasa tanggung jawab untuk melerai perkelahian. Dasa khawatir itu bukan tanpa alasan, sebab tadi Fatih tadi mendengar kalau yang ribut adalah sesama lelaki.
Prangg
Suara yang membuat jantung Fatih dan seluruh siswa terkejut. Suara itu bersumber dari sebuah panci yang dilempar oleh Intan di dekat yang sedang berkelahi. Membuat kedua lelaki yang sedang berkelahi itu saling menjauh saking terkejutnya. Tanpa Fatih sadari, satu senyuman terbit menghiasi wajah tampannya. Jika kalian bertanya-tanya itu panci dari mana. Itu adalah panci yang dibawa Intan untuk persami (Perkemahan Sabtu Minggu) yang akan diadakan lusa di sekolah. Sengaja Intan sudah mencicil barang bawaannya agar tidak repot saat hari pelaksanaan persami.
"Kalian berdua kenapa? Kalo ada masalah itu diomongin baik-baik, bukan berantem. Emang kalo berantem gini masalah kelar? Yang ada babak belur!" ucap Intan dengan napas memburu.
Fatih melebarkan kedua matanya saat salah satu diantara kedua orang yang berkelahi itu tidak terima karena sudah dipisahkan oleh Intan. Tapi, untungnya sebelum bogeman itu melayang, Intan sudah didorong oleh salah satu teman dekatnya di kelas. Fatih buru-buru berlari dan menarik lengan Intan agar gadis itu tidak tersungkur ke lantai. Karena Fatih menarik dari samping kanan, tangan kanan Intan menubruk bahu kanan Fatih.
"Maaf," ucap Fatih karena reflek menyentuh lengan kanan Intan.
Intan menganggukkan kepala. "Makasih."
Selama mencintai Intan, baru kali ini mereka saling berbicara dan itu membuat jantung Fatih berdetak sangat kencang. Buru-buru Fatih berlari menuju ruang guru untuk memberi tahu sedang terjadi perkelahian.
Dari kejadian itulah Fatih dan Intan menjadi sering berkomunikasi karena kerap kali berpapasan entah di kantin, perpustakaan, atau koridor sekolah. Intan juga sering berdiskusi tentang pelajaran dengan Fatih. Tapi satu ungkapan Sabrina yang tidak sengaja Fatih dengar membuat sadar.
"Kalo cinta yang didekati adalah Tuhan, bukan malah semakin mendekati makhluk-Nya. Karena cinta sebelum ada ikatan halal adalah rasa yang harus dijaga agar tidak melanggar semua aturan-Nya."
Fatih melangitkan banyak istighfar, benar apa yang dikatakan oleh Kakak perempuannya itu. Perkataan itu bagaikan sebuah tamparan keras untuk Fatih. Semakin dekat dengan Intan, ternyata membuat Fatih semakin lupa dengan prinsip utamanya saat jatuh cinta, yaitu menjaga jarak aman, jangan mengikat dengan pacaran, dan mencari wanita yang menutup aurat dengan sempurna. Karena hijab adalah kewajiban seorang wanita setelah baligh. Jika perintah-Nya saja tidak ditaati, bagaimana jika mereka menikah nanti apakah dia bisa taat pada suami?
Sejak saat itu Fatih menjaga jarak dengan Intan, kembali menjadi Fatih yang agak cuek kepada wanita. Sebelum menjauhi Intan, Fatih juga sudah menjelaskan kalau dia tidak bisa terlalu dekat dengan wanita. Tapi kalau memang Intan ingin bertanya tentang pelajaran boleh dan hanya membicarakan hal yang penting saja. Untung saja Intan mengerti karena Intan memang melihat Fatih adalah sosok yang alim. Fatih berharap, semoga cintanya untuk Intan terjaga dan mereka bisa bersama setelah berubah menjadi versi terbaik masing-masing. Tetapi, harapan itu seakan sirna saat acara pelepasan siswa siswi kelas 9 karena Intan mengandeng cowok sekelasnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah pacarnya.
Sakit? Tentu. Momen bahagia karena lulus dengan predikat juara umum, tetapi Fatih juga harus merasakan sakitnya patah hati dengan cinta pertamanya, Intan.
"Assalamualaikum," ucap Indra sembari menepuk bahu Fatih.
"Waalaikumussalam. Kaget gua."
"Baru tahu gue hobi lo nambah."
"Hobi apaan?" tanya Fatih heran.
"Bengong."
"Haha. Bisa aja lu."
"Oh iya, sorry nih gue ganggu kesibukan lo. Soalnya ada hal penting yang harus gue sampein secepatnya."
"Santai aja kali. Lu kayak sama siapa aja. Hal penting tentang apa?" tanya Fatih lalu memanggil waiter dan mereka memesan makanan serta minuman.
"Ada cewek baik-baik yang secara nggak langsung mengisyaratkan ke gue untuk dikenalin ke lo. Terus gue tanya kan pengen kenal dalam rangka apa biar jelas dan dia bilang lagi nyari calon suami."
"Berat nih pembahasannya. Gua kenal nggak sama cewek itu?"
"Kayaknya sih nggak. Soalnya dia temen SMA gue. Siapa tau kan dia jodoh lo, gimana?"
Memperjuangkan seseorang yang dicintai dengan kemungkinan diterima atau ditolak. Atau memperjuangkan seseorang yang mencintai kita dengan jawaban akhir pasti pinangan akan diterima. Dua hal ini berputar dalam benak Fatih. Sebenarnya Fatih ingin memperjuangkan seseorang yang dicintainya, tetapi dia berusaha menjaga perasaan perempuan yang mencintainya.
"Gimana bro?" tanya Indra lagi.
"Gimana ya bro. Ini bukan hal yang bisa gua jawab sekarang. Karena disini bakalan nentuin masa depan gua dan perempuan itu nantinya. Gua minta waktu dua hari nggak papa?
***
Kira-kira Fatih pilih yang mana ya? Dan kalo kalian ada di posisi Fatih bakalan pilih yang mana? Alasannya apa? 😭❤
Yuk vote dan komentar sebanyak-banyaknya agar saya semakin semangat untuk update cerita Menua Bersamamu. Terima kasih orang baik. ❤
Tag me on instagram @ranisseptt_ if you share quotes from this story. Oh iya, kalo kalian bagikan quotes di TikTok dari cerita saya, jangan lupa untuk dicantumkan sumbernya yaa. Boleh tah akun TikTok saya @rani.septianii nanti saya komen dan share ke story Instagram atau WhatsApp. Terima kasih 😍❤
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama. Dan shalat tepat waktu yaa.

ESTÁS LEYENDO
Menua Bersamamu
Espiritual[Spiritual - Romance] Sebuah perjalanan mencari cinta sejati. Menua bersamamu dengan status hanya sebagai teman atau pasangan? Menua bersamamu sebagai dua orang yang terasa asing karena berada dalam dua buku yang berbeda? Atau menua bersamamu dalam...