31.

25 1 0
                                    

neyza pov.
Laju mobil ku membelah jalanan kota bandung yang cukup ramai. Tak peduli dengan klakson atau umpatan pengendara lain yang kesal karena aku membawa mobil dengan ugal-ugal an.

Jiwa ku benar-benar hilang ntah kemana. Kabar dari ibu membuat dunia seakan tiba-tiba menjadi gelap.

Sosok ayah yang aku cintai pergi untuk selamanya. Pria yang menjadi alasan aku menikah dengan darel sudah menyerah dengan penyakitnya.

Tangis ku pecah di dalam mobil. Ingin sekali aku terbang agar cepat sampai ke bandung untuk melihat ayah ku.

......

Mobil ku masuk ke dalam halaman rumah lama yang ada di bandung itu. Rumah yang dulu ayah beli dengan niat akan memberikan untuk ku saat sudah menikah.

Tangis ku semakin tidak bisa ditahan saat memandang bendera putih tergantung di depan pagar rumah. Dengan langkah cepat aku masuk ke dalam dan langsung memandang ayah yang sudah terbaring dengan kain jarik menutupi tubuhnya.

Harry putro agung bin Abdul cahyo agung
lahir : 21 maret 1960
wahat : 19 maret 2019

Aku seakan tidak percaya membaca kertas yang di letakkan di dada ayah itu. Aku masih berdiri tegak di depan pintu menghiraukan ibu yang menangis sambil memanggil nama ku.

Dengan pandangan kosong aku berjalan ke arah ibu yang tidak pernah berhenti menangis. Perempuan berumur hampir setengah abad itu langsung memeluk ku dan melanjutkan tangis nya.

Tangan ku bergetar membuka kain tipis yang menutupi wajah ayah. Demi tuhan hati ku seketika hancur memandang wajah pucat ayah.

Wajah yang selama ini selalu tersenyum tulus ke arah ku dan ibu kini berganti dengan wajah damai sambil menutup mata.

Lelaki yang satu-satunya mencintai ku dengan tulus. Salah satu acuan ku untuk bertahan hidup. Kini mendahalui kami.

Selamat jalan ayah. Aku sedikit merasa lega karena sudah mengabulkan permintaan terakhir mu untuk dinikahi darel. Setidaknya tidak ada rasa penyesalan di dalam hidup ku.

Tenang lah kau di sisi nya. Aku dan ibu ikut lega karena ayah sudah tidak merasakan sakit lagi.

........

Pemakaman ayah dilakukan ketika esok pagi nya. Sesuai permintaan nya, ayah dikuburkan di bandung, tempat lahir nya.

Aku berjalan dengan lunglai sambil menggandeng tangan ibu yang sedikit terisak. Berbeda dengan diriku yang hanya diam sambil memandang keranda ayah yang sedang di angkat oleh warga.

Masalah rumah tangga ku, Ayah yang meninggal, dan darel yang masih belum menghubungi ku adalah penyebab aku diam daritadi.

Seakan masalah yang datang sangat berat membuat tubuh ku tidak bertenaga untuk menangis.

Dari subuh tadi aku sudah menghubungi darel, mengirim pesan, bahkan menanyakan pada bimo. Tapi apa hasilnya? Pria itu seperti hilang tanpa jejak.

Hati ku benar-benar hancur. Bahkan lebih dari hancur. Pria yang aku butuhkan saat keadaan terpuruk ini malah tidak memberikan kabar membuat ku semakin sedih.

Malah varel yang sekarang berada di belakang ku ikut mengantarkan ayah ke tempat peristirahatan terakhir nya. Sebenarnya suami ku itu varel apa darel?

Varel yang notabene nya hanya adik ipar ku saja saat mendapat kabar ayah ku meninggal langsung tancap gas ke bandung untuk memberi ku ucapan bela sungkawa.
Dia juga memberi tahu bahwa orang tua nya sedang berada di Singapura dan segera menyusul kesini. Tapi pria itu tak memberikan kabar apapun tentang darel.

Aku lupakan sejenak masalah darel. Kaki ku berhenti saat kami sudah sampai di tempat pemakaman dekat rumah.

Sebelum ayah meninggal, beliau juga berpesan agar dirinya di kebumikan di sebelah makam nenek ku. Bahkan tanah itu sudah dibeli ayah dari dua tahun yang lalu.

Tangisan ibu membuat ku tak berhenti mengelus punggung nya yang bergetar. Mata ku tak lepas memandang tubuh ayah yang sudah terbalut kafan turun ke dalam lubang tanah.

Demi apapun, Hati ku terasa sesak sekarang.

darel kau kemana..  aku butuh pelukan mu..

......

Warga yang ikut melayat sudah izin pulang menyisakan aku, ibu, dan varel. Tidak ada darel atau siapa pun keluarga terdekat.

Aku masih mengelus papan kayu bertuliskan nama ayah dengan lembut. Rasanya seperti mimpi, aku merasa ayah masih ada di depan ku sambil memberikan senyum tulus nya.

"kamu pasti kuat, ney" ucap varel sambil menepuk punggung ku pelan.

Aku hanya mengangguk. Tak sanggup untuk mengucapkan terima kasih atau apapun. Seharusnya yang berada di samping ku saat ini adalah darel, suami ku sendiri.

Harapan ku melihat darel datang lalu menguatkan ku sepertinya tidak akan menjadi kenyataan. Buktinya sampai sekarang pria itu tidak menampakkan batang hidung nya di depan ku.

Aku tahu pria itu tidak mencintai ku. Tapi apakah tidak ada rasa empati di dalam hati nya? Seharusnya dia bisa sedikit menggeser ego nya untuk datang ke pemakaman ayah  dan menguatkan ku disini.

Cukup tahu saja sifat mu darel, setelah ini aku akan berbicara padamu untuk memperlurus masalah ini. Jika perpisahan yang kau mau. Maka aku akan menyetujui nya.
......

Author pov.

Langit kota bandung sudah memunculkan semburat jingga nya. Hari sudah menandakan sore membuat neyza beserta santi memutuskan untuk pulang. Varel sudah pulang terlebih dahulu tadi karena harus menjemput samuel dan kayla di bandara.

Neyza menuntun santi berjalan dengan hati-hati. Wajah keduanya menunjukkan raut kehilangan. Neyza yang terlihat hancur kini semakin hancur.

Kedua perempuan itu keluar dari tempat pemakaman setelah mengucapkan salam. Mereka berjalan beriringan ke arah rumah untuk membersihkan diri.

Sedangkan seorang pria yang daritadi memerhatikan neyza dari jauh hanya bisa tersenyum. Dia merasakan hal yang sama dengan neyza.

Ya, hati nya juga hancur.

........

duhhh siapa tu bestiee
apa pria lain? atau tokoh baru?

haduhh buat pusing aja nih author. Kalau gamau pusing vote dulu yaaa ihiwww

muah muah

69 days with my boss Where stories live. Discover now