Behind The Gaze

17. KISS DULU

Zeline keluar dari kamar mandi dengan wajah senang. ia berjalan ke lemari, menatap pantulan dirinya yang memakai pakaian saat ia di culik.

Senyum manis terpasang di bibirnya, mengingat sebentar lagi ia pulang ke rumah.

"Papah mamah udah tau belum ya? pasti sekarang kakak kacau."

Karena hanya fokus menatap dirinya di kaca dan pikirannya, Zeline sampai tidak sadar jika seseorang memasuki kamarnya.

Grep.

Gadis itu tersentak, saat sepasang tangan berurat melingkar di perutnya. ia meneguk ludahnya, saat aroma parfum Fadhlino memasuki hidungnya.

"Fadhlino lepasin," Zeline menggeliat pelan, ia sedikit risih dan tidak terbiasa.

"Jangan lupakan ucapan gue semalem, Zel." bisiknya.

"Besok, gue bebasin lo.. " Fadhlino menjeda ucapannya, tersenyum geli melihat wajah penasaran Zeline.

Lelaki itu memejamkan matanya sebentar. "Dengan syarat, nurut sama gue, apapun yang lo lakuin harus di bawah kendali gue, gimana?"

Zeline membelalak, "Ga bisa gitu dong."

"Bisa, kalau lo mau keluar dari sini."

Dan akhirnya, dengan segala pertimbangan yang ia pikirkan semalam, ia menyetujui syarat Fadhlino. tidak apa, yang penting dirinya bisa keluar dari sini.

Walaupun, mulai nanti ia yakin kehidupannya tidak sebebas dulu.

"Gak lupa, kok." Lebih baik ia mengalah, dari pada tidak jadi pulang.

"Untung gue ga buang bajunya." Fadhlino senang.

"Kamu yakin, kakak gak curiga sama kamu?"

"Hmm, bahkan dia percaya gue sedih saat lo di culik."

"Kalau aku yang kasih tau?"

"Jangan mulai, Zel." Fadhlino mendesis tak suka, ia menatap Zeline dari kaca dengan tajam.

Gadis itu meringis. "Maaf,"

Fadhlino melepaskan pelukannya, membuat Zeline berbalik. "Sekarang?"

"Sarapan dulu."

"Di rumah aja, nanti."

"Zel."

Zeline menghela napas. "Oke, sarapan dulu."