DILY 26 - Morning-sick

4.5K 260 19
                                    

Happy reading DILYers...

Kiss kiss

♡♡♡

Meja makan yang semalam menjadi saksi perdebatan tak kasat mata, pagi ini sudah terisi dengan orang yang sama dan dengan suasana yang tidak jauh berbeda.

Beberapa pelayan sibuk menata berbagai menu hidangan untuk sarapan. Mulai dari toast, sandwich, hingga nasi goreng dan salad vegetarian.

Tidak ada suara, karena tidak ada yang ingin memulai bicara. Mungkin karena daddy Dimitri yang bosan dengan keheningan, ia mulai membuka suara.

"Minggu pagi paling enak kalau bermain tennis."

"Ah daddy, itu keahlianmu. Pasti kami yang akan kalah." Keluh Martin. Pasalnya ia ataupun kakak-kakaknya tidak pernah bisa menang satu kali pun jika melawan daddynya.

Dimitri pun tertawa. Ya  memang itu keahliannya sejak masih muda. Bahkan ia pernah menjuarai beberapa pertandingan tennis tingkat Internasional.

"Baiklah, bagaimana kalau kita bertanding renang. Nanti jika kau menang, mobil yang kemarin daddy beli untukmu."

"Daddy, Martin sudah punya banyak mobil. Kau malah menambahinya satu." Kini mommy Lily ikut menimpali. Ia tak mau anak bungsunya terlalu di manja. Apa-apa di turuti. Apa-apa diberikan. Bukan masalah uangnya, tapi masalah karakter dan pribadi yang akan terbentuk oleh anak-anaknya.

"Tenang saja, dia pasti kalah." Bisik daddy Dimitri. Mommy Lily hanya terlihat mendengus sebal. Tidak ayah tidak anak, sama saja. Like father like son.

"Deal!" Sepakat Martin. Bagaimana ia tidak senang dan bersemangat? Dia bisa mendapatksan mobil secara cuma-cuma. Tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Bukan ia tidak mampu membeli sendiri, namun ia masih mengincar mobil terbaru keluaran lamborgini yang akan di rilis tahun depan. Beritanya, hanya ada lima di dunia. Sangat beruntung jika Martin bisa mendapatkannya nanti.

"Tenang saja, aku pasti menang!" Kata Martin bangga. Ia menepuk dadanya dengan kepalan tangannya. Menunjukan betapa bangganya dia dan pasti akan memenangkan taruhan ini.

Tiba-tiba, Rossie yang sedang menyuapkan salad segera berlari menuju kamar mandi di dekat dapur.

Huuueekk

Ia memuntahkan salad yang baru di suapkannya satu kali.

Setelah membasuh mulutnya, Rossie segera mengambil tisu dan mengelapnya hingga kering. Namun  ketika akan meninggalkan kamar mandi, mulutnya seakan ingin mengeluarkan lagi sesuatu dalam perutnya.

Hueekkk

Tidak ada yang keluar. Hanya cairan putih bening.

"Sweety, are you okay?" Tanya Xander sambil memijat tengkuk Rossie.

Rossie hanya mampu mengangguk lemah. Rasanya seluruh tenaganya terkuras habis tak bersisa.

Dengan penuh perhatian, Xander membantu menuntun Rossie kembali menuju meja makan. Tatapan penuh tanya di berikan seluruh orang yang ada di sana. Namun Xander tak ingin ambil pusing dan mengatakan apapun.

"Minum!" Dengan lembut, Xander menyerahkan segelas air putih.

"Mau makan yang lain?" Tanya Xander. Rossie hanya menggeleng lemah. Ia sepertinya hanya butuh tidur.

"Kita pulang!" Putus Xander. Ia tak tega jika harus membiarkan Rossie seperti ini. Apa ini karena semalam?

"Xander, sebaiknya istirahat sebentar. Keadaanya tidak memungkinkan kalian berkendara. Panggil saja Bella untuk memeriksa keadaannya." Benar juga yang di katakan daddy Dimitri. Xander pun segera mengendong Rossie menuju kamarnya. Meninggalkan tiga orang di meja makan tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Daddy, sepertinya tadi malam ia baik-baik saja." Ujar Martin berargumen.

Mendengar kata semalam, mommy Lily menegang. Apa itu karena efek berbicara dengannya semalam?

"Orang sakit mana ada yang tau. Ayo lanjut saja makannya."

"Margareth, tolong antar teh hangat atau minuman apapun yang hangat ke kamar Xander."

"Baik tuan!"

♡♡♡

"Sweety, are you okay?" Tanya Xander untuk ke sekian kalinya.

"Sayang, i'm okay. Aku ingin tidur X." Mendengar itu, Xander memposisikan dirinya berbaring di samping Rossie. Ia menjadikan lengannya sebagai bantal untuk calon istrinya itu. Sedangkan lengan satunya, ia gunakan untuk memeluk tubuh mungilnya.

Tok tok

"Masuk!"

"Maaf tuan muda, ini ada teh hangat dan biskuit gandum. Disuruh tuan." Bibi Margareth masuk dan meletakan nampan yang di bawanya di atas nakas.

"Terima kasih Margareth. Kau bisa keluar. Oh iya, nanti kalau Mrs Bella sudah datang, tolong langsung bawa kesini saja."

"Baik tuan muda. Permisi.."

"Mau minum?" Tawar Xander. Rossie menggeleng di pelukannya.

Setelah beberapa menit, Xander merasakan nafas Rossie yang mulai teratur. Akhirnya ia bisa tidur.

Xander masih berfikir tentang penyebab sakitnya Rossie. Ia benar-benar berpikir apakah karena pembicaraan semalam yang membuat beban di kepalanya hingga Rossie sakit di pagi ini.

Tok tok

"Masuk!"

Masuklah daddy Dimitri, mommy Lily dan juga Martin diikuti seseorang mengenakan jas putihnya.

"Oh, Mrs Bella sudah datang. Sebentar." Xander mencoba melepaskan pelukannya dengan perlahan dan menidurkan Rossie di bantalnya. Kegiatan itu tak luput dari pandangan mereka semua yang ada di sana.

Martin hanya mampu mengumpat melihat tingkah manis kakaknya. Baru pertama kali ini ia melihat kakaknya seperhatian ini pada wanita. Mungkin benar, Xander sudah menemukan tulang rusuknya. Apalah dirinya yang masih melajang.

Dalam hati daddy Dimitri, ia bangga karena anaknya bertingkah romantis tanpa sadar dan mrmperlakukan wanita dengan lembut.

"Silakan Mrs Bella untuk memeriksanya."

Beberapa saat, dokter Bella, dokter pribadi keluarga Ainsley mengecek keadaan wanita yang terbujur lemah di atas ranjang.

"Bagaimana?" Tanya Xander tak sabaran begitu melihat dokter Bella melepaskan stetoskopnya. Dokter Bella pun tersenyum maklum.

"Sabar. Kau in!" Tegur daddy Dimitri. Ya benar, Xander sudah tidak sabar ingin mendengar keadaan Rossie dari dokter Bella.

"Bisa di bawa ke Rumah sakit dan menghubungi dokter spesialis untuk melihatnya lebih jelas." Terang dokter Bella. Namun semuanya tak paham. Termasuk Xander. Ia semakin khawatir. Apalagi baru saja dokter Bella mengatakan harus di bawa ke dokter spesialis.

Apakah wanitanya ini memiliki penyakit yang serius? Tolong beri tau Xander, ia tak siap jika harus kehilangan satu-satunya wanits yang paling ia cintai.

♡♡♡

Ada yang tau Rossie sakit apa?

Jangan lupa goyangin vote nya dong....

Turun peringkat nih papa Xander. Tadinya 2 jadi 12 😂😂😂






With love,

Ross Sy7

Daddy, I Love YouWhere stories live. Discover now