Pekerjaan ¿

1.2K 90 0
                                    

"Al, nanti kamu kalo kerja mau jadi apa ?"

Alva mengangkat bahunya, "Gak tahu, mungkin lanjutin kerjaan bang Askara. Kerja di perusahaan"

"Gak boleh !"

Alva menoleh, menatap Navasha disisinya dengan heran. "Kenapa ?"

Bibir Navasha mencebik. Tangannya terlipat di dada nya. "Entar kamu selingkuh lagi sama sekertaris kamu. Kayak di novel-novel wattpad"

Alva mendelik sinis, "Lo kebanyakkan baca begituan. Yang kayak gitu cuman ada di cerita, Navasha !"

"Pokoknya gak boleh !"

Alva menghembuskan nafas kasar.
"Terserah lo deh"

"Jadi arsitek aja, Al !" saran Ares. Karena tahu Alva cukup mahir dalam mendesain. Apalagi keahlian Alva dalam menggores pena dalam kertas putih tidak diragukan lagi.

"Nggak ! Ntar ada klien yg kecantol sama Alva"

"Penyanyi deh penyanyi" seru Geo. Padahal ia tak pernah mendengar Alva menyanyi.

"Wah, keren tuh ! Jadi seleb, Al" timpal Johan

"Gak ! Nanti Alva banyak penggemar. Cewek-cewek genit semua pasti"

"Dokter ?!"

"Nanti pasiennya modus"

"Fotografer !"

"Model nya pasti ganjen"

"Banker !"

"Nasabah nya nanti genit"

"Guru !"

"Ntar murid nya pada centil"

"Sekalian aja gue jadi pengangguran, Sha !!" tukas Alva kesal

Sedangkan ketiga temannya tertawa karena saran yg mereka berikan ditolak dengan alasan yg tidak masuk akal

Alva mendengkus kesal, "Kalo gak boleh jadi apapun. Buat apa gue sekolah tinggi-tinggi. Sekalian aja gak usah idup"

"Ih, sayang. Aku kan begini karena takut kehilangan kamu" ucap Navasha

Alva melepas pegangan tangan Navasha pada lengannya. Menatap Navasha sengit
"Kecemburuan lo itu berlebihan !"

"Mungkin Navasha niatnya baik, Al" Johan mencoba memberi pengertian, namun wajahnya masih terlukis senyum geli "Dia rela kerja demi lo. Jadi lo tinggal di rumah doang. Masak, nyuci, beberes"

"Sekalian aja ganti kelamain, Al !" celetuk Ares, tertawa keras.

"Sialan !" umpat Alva kesal.

Alvasha (End)Where stories live. Discover now