Keputusan mendadak

668 31 2
                                    

Zeina menggeleng dikala alif menarik tangan gadis itu menuju pintu rumah mewah didepan mereka, zeina ragu bahkan ia sebenarnya belum siap menapakkan kakinya dirumah itu lagi.

"Bisakah lain kali saja, aku belum siap" ucap zeina meminta menatap alif yang berdiri dihadapannya.

"Kita sudah sampai ze, tinggal masuk saja" bantah alif, ia sudah sangat lama ingin membawa zeina kerumahnya. Ya, rumahnya. alif membawa zeina untuk bertemu dengan orang tuanya, pertemuan pertama waktu itu tidak berkesan apapun tapi kali ini alif benar-benar resmi ingin memperkenalkan zeina pada orang tuanya.

"Aku pulang saja ya?" titah zeina, ia sangat gugup. ia tak tahu bagaimana reaksi keluarga alif setelah melihatnya.
Meskipun ibunya sering mengatakan bahwa keluarga alif baik tapi zeina tetap tidak bisa menyingkirkan rasa gugupnya sekarang.

"Zeina masuklah. tidak ada yang jahat dalam keluarga aku"

"Aku tau, aku cuma takut. aku tidak berani bertemu keluarga kamu"

Alif menggeleng lantas menarik tangan zeina masuk kedalam rumahnya, zeina berusaha meronta tapi ia terdiam ketika langkah mereka terhenti diruang tamu yang kebetulan sedang ramai.

"Kak zhian sama kak zhia disini?" tanya alif.

"Assalamualaikum alif" tegur zahra seraya mengucap salam.

"Waalaikumsallam, maaf umi, tapi kak zhian dan kak zhia kapan datang?"

Bukan menjawab tapi seluruh mata menatap gadis yang berdiri dibelakang alif dengan kepala tertunduk tidak lupa dengan tangan mereka yang saling bertautan.

"Lepas tangannya alif!" titah rafa.

Mendengar itu sontak zeina menarik tangannya, zeina takut mendengar teguran yang berada dari abi nya alif.

Sedangkan alif menatap tak suka kearah abinya, "Jangan membuat zeina ku takut!" kesalnya.

"Alif duduk lah." titah zahra.

Alif menoleh kearah zeina yang terus saja menunduk, ia memegang dagu zeina hingga zeina pun mendongak menatapnya.

"Jangan takut, sapa keluarga aku" titah alif.

Zeina menghembuskan nafas perlahan kemudian menatap orang tua alif dan kekeluarganya yang lain.

"As-assalamualaikum semua" salam zeina, jujur saja zeina sangat gugup sekarang.

Zhia yang paham akan kegelisahan zeina pun bangkit lalu memegang tangan zeina dan tersenyum tulus menatap gadis itu.

"Duduklah, jangan takut kami adalah keluarga alif" ucap zhia lembut.

Mendengar suara lembut itu membuat hati zeina sedikit tenang, zhia pun menarik zeina membawa zeina duduk disampingnya.

"Kakak cantik" Pekik seorang gadis dari arah tangga.

"Iqish jangan lari nak" ucap zhian ketika melihat putrinya berlari melepaskan diri dari sang ibu yang tadi memegangnya lalu memeluk zeina.

Zeina sedikit terperanjat lalu membalas pelukan gadis kecil itu padanya.

"Kakak cantik kemana saja? kenapa kakak cantik tidak menemui iqish lagi?" ucap gadis kecil itu, zeina tersenyum. ia ingat dengan gadis kecil yang tidak lain adalah keponakan dari kekasihnya itu.

"Maaf, maafkan kakak" ucap zeina lembut.

"Tidak apa. iqish senang melihat kakak cantik lagi"

Zeina tersenyum, ia sangat gemas menatap iqish yang tidak mau terlepas darinya membuat yang lain menatap mereka tak percaya. putri pertama pasangan zhian dan echa itu tidak pernah akrab dengan orang yang baru ditemui bahkan beberapa kali bertemu pun tidak akan akrab semudah itu, tapi zeina? zeina membuat iqish merasa nyaman hingga mengakrabkan diri begitu cepat.

Teruntuk Dia (END)Where stories live. Discover now