Darah mengucur dari perut Hazel, badannya kaku tidak bisa bergerak. Rasa perih nan sakit mulai mendera dan ia menopang diri dengan menyender ke dinding agar tidak jatuh.
Tepat saat si penyerang itu hendak menusuk untuk kedua kalinya, Naff datang dan menghajar habis-habisan hingga benda tajam yang ada ditangan jatuh. Orang tersebut bangkit dari lantai dan melarikan diri secepat kilat. Naff buru-buru datang menghampiri Hazel dibanding mengejar pelaku tadi.
"Bertahanlah, aku akan berusaha semampuku untuk menyelamatkanmu." Sekuat tenaga, Naff membopong Hazel dalam gendongannya. Darah masih saja merembes dari perut Hazel ditambah mukanya yang begitu pucat dan keluar keringat dingin. Naff panik dan cemas. Dia membaringkan Hazel ke sofa terdekat, kemudian merobek kain dari pakaiannya dan melilitkan kain tersebut pada luka Hazel.
Naff mengusap tangan Hazel supaya mengalirkan rasa hangat disana. "Kumohon bertahanlah." Kecemasan semakin merasuk dalam otak Naff melihat kondisi Hazel. Ia yang tidak punya pengalaman sama sekali, tentu bingung harus berbuat apa.
"Akh." Sebuah panah melesat dipunggung Naff begitu cepat. Naff bertindak cepat dengan menggendong Hazel dan menuju ke arah kuda miliknya saat mengetahui penyerang tadi ternyata membawa beberapa yang lain.
Mereka memang sengaja diincar dan menjadi target seseorang. Naff menyematkan nama satu orang yang menjadi dalang dibalik semuanya.
Mengesampingkan tebakannya, saat ini, hanya satu hal yang Naff pikirkan.
Keselamatan Hazel.
Pria itu mengernyit dengan perih yang kian menambah dibelakang punggungnya. Dalam lariannya yang tergesa-gesa, ia akhirnya berhasil membawa Hazel keatas kuda dan memacu cepat.
Sialnya, rombongan penyerang mengejar mereka. Naff kewalahan apalagi ia juga sedang terluka.
Memasuki hutan gelap, Naff hanya mengandalkan instingnya. Tubuh Hazel dipeluk erat-erat dengan tangan kirinya agar tidak terjatuh. Kondisi Naff semakin parah karena busur panah menusuk lebih dalam. Butiran peluh keluar dari seluruh tubuhnya. Ia hampir oleng diperjalanan jika lupa dengan tekad ingin menyelamatkan sang istri.
Naff tidak boleh menyerah.
Netra hitam itu sesekali bergulir kebawah untuk memastikan Hazel tidak pingsan karena akan lebih susah membawanya saat mengendarai kuda.
"Hazel, bertahanlah sedikit lagi. Kita akan segera sampai. Aku mohon."
Mata Hazel mulai mengorbit ke arah atas yang artinya dia tidak bisa menahan kesadaran untuk waktu lama.
"Aku akan menyelamatkanmu."
"Ku mohon bertahanlah setidaknya demi anak kita."
Ya, Naff tahu Hazel sedang mengandung 4 hari yang lalu. Ia begitu bahagia dan senang karena akan menjadi seorang Ayah. Walau anak itu hasil dari kecerobohan Hazel yang lupa mengonsumsi nanas secara rutin setelah penyatuan intim mereka.
Naff tidak sudi kehilangan Hazel dan anaknya. Dia bertekad mengorbankan apapun untuk menyelamatkan keduanya.
"Kau boleh membenciku."
"Tapi ku mohon ingat ada anak kita. Bertahanlah." Ucap Naff serak. Air matanya menetes tidak sanggup jika hal buruk malah menimpa Hazel nantinya.
Dalam kesadaran sayup-sayup, Hazel mendengar apa yang semua Naff bicarakan. Ia juga tahu pria itu sedang terluka karena berusaha melindunginya. Hazel ikut menangis dalam diam. Tangan Naff masih setia mengaitnya begitu erat seolah tidak akan membiarkannya lepas.
Hati Hazel sakit.
Hatinya sakit karena kebaikan Naff. Hatinya sakit karena pengorbanan Naff. Hatinya sakit karena perjuangan Naff.
Hazel~ tidak mau menyakiti Naff lebih jauh. Mungkin kejadian hari ini adalah karma untuk semua perbuatannya. Hazel akan menerima hal itu. Ia tidak akan pernah mengelak hukuman dari Tuhan.
Ia tidak mau membiarkan Naff menderita lagi karena dirinya.
Naff terlalu baik.
"Hazel~" Lirih Naff lembut dalam perjalanan malam mereka.
"Aku tidak menyesal telah menjadikanmu istriku. Aku juga tidak menyesal sudah mencintaimu seorang diri tanpa balasan. Sampai kapanpun, aku akan terus bersamamu. Tidak ada kata tinggal untukmu."
"Kumohon~ sekali saja untuk hari ini. Bertahan."
Pandangan Naff mulai kabur. Terpaan sakit semakin memberat lantaran panah dipunggungnya masih menancap sempurna.
Dalam bayang-bayang gelap, Hazel tersenyum tipis dan menggenggam lengan Naff. Bodohnya disaat seperti ini, ia baru menyadari satu hal.
"Aku juga mencintaimu Pangeran." Gumam Hazel pelan diakhiri pandangan gelap total.
Ironis sekali, jika saja Hazel mendapati sinal perasaannya terlebih dahulu, mungkin ia akan berubah lembut dan mencoba menerima Naff sebagai seorang suami yang layak. Tapi takdir ternyata tak menginjinkannya.
"Hazel..." Naff sadar Hazel tidak sadarkan diri karena tubuhnya lunglai dan lemas. Pria itu menggertakan gigi emosi dan sedih.
"Hazel! Bangun!"
"Apa yang kau lakukan bodoh! Aku belum menginjinkanmu mati!" Teriak Naff frustasi. Disatu sisi ia tetap harus mengarahkan kuda ketempat aman, namun disisi lain hatinya berkecamuk dengan logika panas.
"Hazel, ingat ada anak kita! Hazel! Kumohon!" Cairan bening mengurai banyak dan melimpah.
Naff takut.
"Hazel..."
"Bangun wanita sialan!"
Tatapan kosong itu menyala emosi, ia mengencangkan pacuan kuda hingga musuhnya sudah tidak kelihatan.
Sebentar lagi. Sebentar lagi mereka akan sampai ditempat tujuan.
Satu harapan Naff, kembalinya Hazel. Ia tidak akan sanggup menjalani hidup jika gadis tersebut tiada. Lebih baik ia ikut mati.
***
Tbc gaes.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CONQUERED CROWN PRINCE (TAMAT) ✓
FantasiKeputusan yang diambil oleh Naff- sang Putra Mahkota membuat Ayah dan Ibunya murka. Semua keluarga dan rakyat marah akan tindakan yang dilakukan oleh Pangeran Naff. Pria itu berencana menikahi seorang gadis yang sudah berani mencelakai adiknya sendi...