16. Lelucon

1K 121 7
                                    

Pedang itu menusuk satu bola mata si pria yang tengah tertunduk tak berdaya.

"ARKHHH!!!" Benda tajam itu menyeret kebawah hingga membelah wajah si pria. Dagingnya menyeruak keluar disertai darah yang mengucur deras. Orang-orang disana menggertakkan gigi merasa ngeri melihat pemandangan didepan mereka. Walau dominan menampilkan ekspresi normal, perasaan mereka sebenarnya yaitu takut.

Pelaku yang melakukan hal tersebut berdiri dan menatap dingin pada anak buahnya yang tidak berhasil membunuh Hazel.

Dia, sang penguasa Kerajaan Soverin. Orang yang menduduki tahta tertinggi dinegeri itu. Vernon Xavier, pria beberapa hari yang lalu dilantik sebagai Raja berikutnya setelah kepergian sang Ayah.

Kejam dan tak kenal belas kasihan. Siapapun yang gagal melaksanakan perintahnya baik disengaja atau tidak, maka akan berakhir mati dihukum.

Hanya ada dua hukuman yang dipakai oleh Vernon. Pertama, yaitu eksekusi bebas dari Vernon dalam artian pria itu berhak melakukan apapun untuk menghukum orang yang menurutnya salah. Dan hukuman paling ringan dimakan oleh Nassar, harimau putih peliharaan Vernon.

"Bodoh!"

"ARKKHHH!"

Kali ini Vernon memotong tangannya sampai terputus. Erangan kesakitan prajurit itu tidak digubris. Malah bibirnya melengkung keatas dan senang melihat anak buahnya menderita.

Menundukkan badan, Vernon mengambil tangan putus berlumuran darah dan melemparkannya pada prajurit yang berdiri dibarisan paling kanan, untungnya berhasil ditangkap. Tentu prajurit tadi terkejut namun ditahan agar tidak membuat Vernon marah.

Tatapan Vernon begitu menusuk, ia memandang cukup lama pada prajurit yang memegang potongan tangan, sampai akhirnya ia memberi perintah, "Makan."

Sontak pupil hitam tersebut melebar sempurna. Matanya berkedut gugup. Bernapas saja rasanya sangat susah karena Vernon tidak berpaling. Rajanya sedang menunggu.

Berkedip, si prajurit langsung menggigit potongan tangan dan menelannya sebisa mungkin walau jijik dan ingin muntah.

Vernon tersenyum puas. Ia kembali mengalihkan atensi pada si korban. Masih saja meraung keras.

Ah, Vernon tidak suka kebisingan.

Beberapa detik kemudian, ia mendongak pada tiga prajurit lain yang masih berdiri tegak.

"Ku dengar jantung manusia itu sangat bagus untuk kesehatan. Jadi apakah kalian akan tetap diam saja?"

Mendengar penuturan Vernon barusan, ketiganya langsung paham dan bergegas menghampiri temannya yang terkapar. Mereka tak ragu membelah dada temannya. Awalnya memekik kesakitan, tapi begitu pedang tertusuk kedalam, temannya tidak bersuara lagi. Tergantikan oleh bunyi dan deru sayatan pedang.

Mereka harus segera menghabisi jantung temannya sesuai isyarat Vernon.

Karena~ perintah Vernon harus disanggupi. Jika tidak, maka mereka bisa ikutan jadi korban beserta seluruh keluarga mereka.

Begitulah seorang Vernon yang dikenal gila dan mengerikan.

***

"Ngomong-ngomong, kapan kau punya tempat tinggal disini? Dan darimana penjaga-penjaga itu? Sepertinya gelagat mereka bukan dari prajurit Altair." Tanya Hazel penasaran.

"Rumah ini adalah pemberian dari Pangeran Maxim, prajuritnya juga sama."

Alis Hazel naik sebelah. "Pangeran Maxim? Dia bukan orang yang serta merta akan membantu begitu saja. Apa yang telah kau janjikan padanya?"

THE CONQUERED CROWN PRINCE (TAMAT) ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin