Zara menutup mushafnya, menaruh kembali di rak, setelah itu melepas mukena yang masih ia kenakan sejak shalat Ashar, lalu kembali duduk di pinggir ranjang.
Zara melirik Abyan yang sedang duduk di sofa, pandangannya terfokus pada laptop yang berada di meja, wajahnya datar. Entah mengapa Abyan kembali menjadi sangat datar.
"Abyan, aku udah hapal surah Al-Mulk. Aku denger ceramah Buya Yahya, katanya surah Al-Mulk bisa menjadi pelindung diri kita dari siksa kubur ya?"
Abyan hanya mengangguk, matanya masih menatap layar laptopnya.
"Aku mau coba baca, kamu bantu koreksi. Kali aja masih ada makhraj dan tajwid yang salah."
Abyan melirik Zara yang sedang memang senyum manisnya, ia mengangguk kecil.
"Coba bacakan, biar saya dengar."
Dengan semangat, Zara membacanya. Abyan mendengarkan dengan seksama, ia menganggukan kepala ketika Zara telah menyelesaikan bacaannya.
"Sudah bagus, ada surah yang kamu hapal lagi?"
"Ada, juz 30 aku udah hapal, kecuali Al-Muthafifin, agak susah, tapi aku lagi berusaha untuk hapalin kok. Setelah itu aku mau hapalin Al-Kahfi, Al-Waqiah dan yang lainnya."
"Ar-Rahman, sudah hapal?"
"Udah, tapi masih agak kebelit-kebelit, soalnya kan banyak ayat yang di ulang."
"Kalau sudah hapal, setorkan hapalan dengan saya."
Zara mengangguk, ia mendekati Abyan, duduk di sebelah Abyan dan menyandarkan kepalanya di bahu Abyan.
"Abyan, aku boleh tanya?"
"Hm?"
"Kamu udah cinta sama aku belum?"
Abyan terdiam, keterdiaman Abyan sudah cukup menjadi jawaban untuk Zara.
"Abyan, maaf ya karena pas awall kita kenal sikap aku gak baik, aku berandal, aku membangkang, aku menolak perjodohan ini, tapi setelah 3 bulan kita menikah, aku mulai nyaman."
Zara menatap Abyan dari samping, "aku akan berusaha membuat kamu cinta sama aku, doain ya semoga aku berhasil."
****
Pagi hari, Abyan baru saja selesai berolahraga, ketika memasuki rumah, aroma masakan menguar. Pasti Zara tengah memasak.
Sudah sebulan ini, Zara melayani Abyan dengan baik. Setiap harinya Zara selalu belajar memasak makanan kesukaan Abyan, bangun lebih dulu dari Abyan untuk menyiapkan pakaian Abyan, menawarkan pijatan jika Abyan kelelahan dikarenakan mengisi acara dan bekerja.
"Oh udah pulang? sarapan dulu yuk."
Zara membawa Abyan menuju meja makan, mendudukan tubuh Abyan disana dan menyiapkan sarapan.
Semakin hari, masakan Zara juga semakin baik.
"Aby, kata Ummi, besok hari lahir kamu ya? Berarti besok kita ketemu Ummi, kayak yang kamu bilang ke aku pas ulang tahun aku, kalau kita harus mengucapkan terima kasih ke orang tua yang udah melahirkan kita."
"Kamu mau aku kasih hadiah apa? Atau mau aku bikinin makanan kesukaan kamu? Kamu boleh request kok. Supaya aku bisa cari resepnya dan masakin untuk kamu."
Abyan menggeleng kecil, "cukup doakan."
Zara tersenyum kecil, "kalau itu, setiap hari juga aku doain suami aku."

YOU ARE READING
A dan Z
RomanceBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...