Mendengar perkataan Najib, Abyan segera beranjak dari kursinya. Ia mendekat kearah Najib, memegang kedua bahu Najib.
"Itu gak benar, kan?"
"Mohon maaf, Gus," ucap Najib dengan kepala tertunduk.
Abyan menghela napas kasar, ia segera keluar dari ruangan Zaid, tak peduli dengan Zaid dan Sarah yang memanggil namanya. Pikiran Abyan hanya tertuju pada Zara dan Arshaka.
Saat keluar ruangan, Abyan menjadi sorotan para santri. Karena semua santri sudah mengetahui kejadian ini dan tentu saja Abyan menjadi buah bibir.
Tetapi Abyan tak peduli, Abyan berjalan cepat menuju kamarnya untuk memakai kaosnya dan mengambil kunci mobil. Ia akan menemui Zara saat ini juga.
Abyan mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, sehingga tak sampai 20 menit ia sudah tiba dirumah Ahmad.
Abyan memarkirkan mobilnya didepan pagar rumah, ia membuka pagar dan masuk begitu saja.
Ting nung! Ting nung!
Abyan terus memencet bel rumah, ia ingin cepat-cepat bertemu dengan Zara.
Pintu terbuka, tetapi bukan Zara yang berada di hadapannya saat ini, melainkan Ahmad.
"Assalamualaikum, Abah."
"Waalaikumussalam."
Abyan ingin mengecup tangan Ahmad, tetapi Ahmad segera menyimpan tangannya di belakang, matanya menatap tajam Abyan yang menunduk.
"Maaf, Abyan ingin bertemu Zara, Abyan ingin bicara dengan Zara."
"Pulang." Satu kata yang terdengar sangat dingin keluar dari bibir Ahmad.
"Bah, beri Abyan waktu untuk bertemu Zara dan menjelaskan semuanya."
"Tidak perlu, kamu telah menyakiti putri saya. Putri saya dan cucu saya akan tinggal disini."
Abyan menggeleng keras, ia segera bersimpuh lutut dihadapan Ahmad, "Abyan mohon, jangan pisahkan Abyan dengan istri dan anak Abyan. Bah, tolong kasih Abyan kesempatan untuk bicara dengan Zara."
"Tidak, saya tidak akan membiarkan kamu menemui putri saya."
Ahmad kembali masuk kedalam rumah. Abyan beranjak bangun, menuju halaman rumah yang berhadapan langsung dengan jendela kamar Zara yang berada dilantai dua.
"Zara!!" Teriak Abyan.
"Zara, kamu pasti tau aku ada disini dan kamu bisa mendengar suara aku."
"Zara, aku mohon kasih aku kesempatan untuk bicara dengan kamu. Aku gak ingin pisah, aku gak akan menalak kamu!"
"Aku ingin menjelaskan semuanya, sayang."
Dari dalam kamar, Zara mendengar semua ucapan Abyan. Ia meletakkan tubuh Arshaka di ranjang dengan hati-hati, anaknya itu baru saja terlelap.
"Zara, aku cinta sama kamu, aku gak mau pisah dari kamu!"
Zara memejamkan mata, hatinya kembali sakit mengingat apa yang ia lihat beberapa jam yang lalu.
Ia beranjak menuju jendela, membuka sedikit curtain sehingga ia bisa melihat Abyan tengah berdiri dibawah sana, tepatnya di depan jendela kamarnya.
Pintu kamar terbuka, Maya masuk dengan membawa teh hangat untuk Zara. Wanita itu meletakkan secangkir teh hangat di meja, setelah itu menghampiri Zara.
"Zar.."
Zara segera menepis air matanya yang tiba-tiba saja menetes, ia menutup kembali curtain. Maya sudah berdiri dihadapannya seraya mengusap lembut bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z
RomanceBagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...