Bagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan.
Namanya Zara Nindiatama, ia harus terpaksa menerima perjodohan ini. dirinya bermimpi memiliki pasangan yan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
****
Bukan hanya Sarah dan Zaid yang terkejut melihat Zara yang mengenakan cadar, tetapi juga semua orang yang berada di lapangan utama Pesantren, tempat berlangsungnya acara.
Abyan dan Zara mendekati Zaid dan Sarah, dengan tangan yang saling tergenggam dan Zara menundukan kepalanya, merasa sangat canggung.
"Masya Allah, anak Abi." Zaid segera mendekati keduanya, memegang kepala Zara dan mengecup pucuk kepala Zara dengan sayang.
"Masya Allah.."
Kalimat tersebut terus keluar dari bibir Zaid dan Sarah, mereka sangat senang melihat Zara yang mengenakan cadar seperti ini.
"Zara, kamu cantik sekali, Nak. Sebentar lagi Abah dan Bundamu datang, mereka pasti sangat senang melihat penampilanmu," ucap Sarah.
"Zara sedikit canggung, Mi. Karena sekarang Zara menjadi pusat perhatian."
Abyan, Zaid, dan Sarah segera melihat sekeliling mereka, benar saja jika semua mata sedang tertuju pada Zara.
"Mereka pasti kaget ngeliat penampilanmu yang sangat cantik."
Tak lama, Ahmad dan Maya datang, keduanya sangat terkejut melihat penampilan Zara.
"Ini Zara anak Bunda?"
Zara mengangguk, "iya, Bunda. Ini Zara, anak Bunda, kembarannya Fara," Zara terkekeh pelan.
Maya langsung memeluk tubuh Zara dengan erat, "masya Allah, Zara anak Bunda."
"Kamu sudah pakai cadar, sayang?"
Zara menggeleng kecil, ia melirik Abyan yang sedari tadi memilih untuk tak membuka suara.
"Abyan meminta Zara untuk pakai cadar hari ini, karena Abyan bilang, Abyan gak ingin kecantikan Zara dinikmati laki-laki lain."
Mereka langsung menoleh pada Abyan yang tengah menundukan kepala, Zaid menepuk bahu anaknya berkali-kali.
"Kelihatan cuek dan pendiam ternyata diam-diam perhatian dan cemburuan ya."
"Bagus itu, Abyan gak suka kalau Zara dilihat banyak laki-laki, karena Abyan paham jika kecantikan istrinya tidak untuk dinikmati banyak orang," tambah Sarah.
Ahmad ikut mendekati Zara, ia menangkup wajah Zara, "Nak.."
"Maafin Abah karena dulu Abah sering memarahi kamu, Abah sering membandingkan kamu dengan Fara. Abah sangat khawatir, Abah takut putri Abah ini salah arah, tapi ternyata dugaan Abah salah, kamu berubah menjadi jauh lebih baik dari pada ekspektasi Abah ketika memutuskan untuk menikahkan kamu dengan Abyan."