Bab 4 - Horoskop tradisonal

323 23 2
                                    

“Pagi Ren,” sapa Rani ketika memasuki ruang kerjanya. Renata adalah sahabat Rani sejak masa kuliah, dan kini Mereka pun bekerja di perusahaan yang sama.

“Loh, kok Lo sudah masuk kerja? Cutinya kan masih tiga hari lagi,” jawab Renata yang terkejut dengan kedatangan Rani yang mendadak.

“Urusannya udah selesai, jadi Gue balik lebih cepat deh,” sahut Rani dengan logat khas anak Jakarta. Rani selalu bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Saat di Jogja Rani bisa menggunakan bahasa sehari-hari sebagai orang jawa, dan kalau Ia kembali ke Jakarta, Ia pun bisa merubah aksen mengikuti lawan bicaranya.

“Alhamdulillah. Berarti lancar dong lamarannya kemarin. Gue ikut senang dengernya,” ujar Renata kemudian memeluk Rani.

“Eh ... tunggu dulu! Kalau Elu mau nikah, berarti Lo jadi resign dong? Hu ... hu ... hu ... Gue jadi sedih,” lanjut Renata kemudian memeluk Rani kembali.

“Tenang aja, Gue nggak akan resign kok. Karena lamaran kemarin batal,” kata Rani menghibur Renata. Padahal seharusnya dia lah yang butuh di hibur.

“Loh kenapa Ran? Vendra selingkuh ya?” tanya Renata asal ceplos. Renata cukup familiar dengan Vendra, karena mereka pernah beberapa kali bertemu saat Vendra ke Jakarta.

“Hush ... jangan sembarangan ngomong ah!” seru Rani.

“Terus kenapa kok batal?” tanya Renata masih penasaran.

“Nanti aja Gue cerita-in Sekarang Kita lanjutin pekerjaan yang belum selesai dulu,” jawab Rani.

“Janji lho ya,” ujar Renata. Rani menganggukkan kepalanya dan membuka komputernya untuk mulai bekerja.

Ditengah kesibukannya, Pak Anton, sang pimpinan meminta para karyawannya untuk segera berkumpul. Beliau hendak memperkenalkan karyawan yang baru bergabung dengan perusahaan mereka.

“Nah kebetulan Rani sudah kembali dari Jogja,” kata Pak Anton yang melihat Rani diantara para karyawannya. Rani membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

Di sebelah pak Anton berdiri seorang lelaki bertubuh atletis, berkulit putih dan memiliki senyum menawan. Matanya yang kecoklatan dengan rambut hitam klimis dengan alis tebal dan bibir tipisnya membuat hati para wanita berdebar.

Juandito Alexander Wijaya Tan, lelaki berdarah Tionghoa – Manado yang punya segudang prestasi baik di dalam maupun di luar negri.

Renata berbisik-bisik pada Rani disaat pak Anton sedang memperkenalkan lelaki itu.

“Ran, itu kan si Juan, inget nggak?”

“Mana mungkin Gue lupa,” jawab Rani setengah berbisik.

“Gila! Makin cakep aja Dia,” bisik Renata. Rani tak menanggapi ucapan Renata.

“Eh, Ran ... kira – kira Dia masih inget sama Lo atau enggak ya? Secara Lo pernah nolak Dia jaman dulu,” kata Renata sedikit terkekeh.

“Ya jelas lah Gue nolak dia, Gue kan udah punya cowok,” jawab Rani gemas.

“Eh, Juan senyum ke arah Elu tuh,” goda Renata sembari mencolek pinggang Rani.

“Apaan sih Lo, Ren,” sungut Rani.

Bukannya takut, Renata malah makin terkekeh melihat Rani kesal karena ulahnya.

Rani dan Juan pun saling melempar senyum saat pandangan Mereka bertemu.  Mengetahui bahwa Mereka akan menjadi teman sekantor, sungguh hal ini diluar ekspetasi Mereka.

***

“Jadi kenapa Lo batal dilamar sama Vendra? Cerita dong, penasaran nih Gue,” ujar Renata menagih janji Rani saat sedang makan siang di kantin.

Jodoh Pilihan EyangWhere stories live. Discover now