Bab 7 - Bukan waktu yang tepat

209 14 0
                                    

‘TOK ... TOK ... TOK ....’

Suara ketukan terdengar dari pintu apartemen Rani. Rani diam tidak segera membuka pintunya. Ia masih trauma dengan apa yang menimpanya tadi malam.

“Mbak Rani ... ini Aku, Jendra,” kata suara dari balik pintu.

Rani bernafas lega setelah mengetahui bahwa Rajedra Wirayuda Gunawan yang datang mengunjunginya. Adik laki – lakinya yang bertugas sebagai TNI AD yang bermarkas di Pangdam Jaya itu menyempatkan diri untuk datang setelah mengikuti apel pagi dan mendapatkan izin dari komandannya.

“Mbak Rani nggak apa – apa? Aku di kabari Mama bahwa Mbak Rani baru saja tertimpa musibah,” tanya Rajendra saat Rani sudah membuka pintunya dan mempersilakannya masuk.

“Mbak takut, Dik,” kata Rani sambil memeluk adiknya.

“Mbak Rani tenang ya. Ada Aku disini,” kata Jendra menenangkan kakaknya.
Meski terisak saat mengingat kejadian semalam, Rani sedikit merasa tenang karena ada adik yang bisa diandalkan.

“Setelah kejadian ini, apakah Yangti masih tetap kekeh untuk menjodohkan Mbak Rani dengan cowok brengsek itu?” tanya Rajendra.

“Mbak nggak tau, Dik. Kamu paham betul kan bagaimana sifat Yangti? Mbak Rani cerita hal ini saja, Yangti malah nggak percaya. Bahkan Yangti bilang bahwa ini adalah akal – akalan Mbak supaya nggak menikah dengan Bagas,” jelas Rani terdengar putus asa.

“Untuk urusan ini, semoga Papa dan Mama bisa tegas kepada Yangti,” kata Rajendra meyakinkan dirinya sendiri dan kakaknya.

“Mbak nggak mau berharap banyak. Mbak cuma bisa pasrah,” jawab Rani benar – benar patah arang.

“Aku nggak rela kalau Mbak Rani sampai menikah dengan Bagas. Akan Kuberi pelajaran jika Aku bertemu dengan Bagas,” kata Rajendra membara – bara.

“Kamu jangan berbuat hal – hal yang bisa menghancurkan kariermu. Mbak nggak ingin melihatmu gagal dalam pencapaianmu, Dik,” pungkas Rani menenangkan adiknya.

“Tidak apa – apa Aku gagal dalam karierku, Mbak. Daripada Aku gagal melindungi kakakku yang akan membuatku menyesal seumur hidupku,” jawab Rajendra yang kemudian disambut pelukan dan ucapan terima kasih dari Rani.

Perlakuan Rajendra yang manis ini memang sudah terbentuk sejak mereka masih kecil dulu. Sebagai anak laki – laki, Rajendra selalu bisa melindungi kakak perempuannya dari segala bentuk gangguan.

Hal itu terbawa hingga mereka sama – sama dewasa. Kedekatan antar keduanya yang tanpa jarak dan selisih umur yang hanya terpaut dua tahun, terkadang menimbulkan salah paham bagi orang lain yang tidak mengenal mereka. Tidak terkecuali dengan Renata. Renata bahkan sempat mengira bahwa Rajendra adalah kekasih Rani ketika mereka pertama kali bertemu.

***

“Ran, tadi dibawah Gue ngeliat ada cowok pakai seragam loreng cakep banget dah. Tapi dia kelihatan buru – buru gitu,” kata Renata dengan logat betawinya.

“Iya memang, soalnya dia cuma izin sebentar sama komandannya,” ujar Rani.

“Lha emang itu siapa?” tanya Renata penasaran.

“Itu kan Rajendra, adik Gue. Masa lupa?” jawab Rani sambil tertawa.

“Ah masa itu Rajendra adik Lo? Biasanya lihat Jendra nggak pakai seragam, dan sekarang lihat dia pakai seragam gitu, gila ... damage-nya luar biasa,” kata Renata sambil bertepuk tangan.

“Keluarga Kalian memang bibit unggul,” kelakar Renata.

“Ngomong – ngomong, kok jam segini Lo udah balik?” tanya Rani yang baru menyadari bahwa ini masih siang.

Jodoh Pilihan EyangDonde viven las historias. Descúbrelo ahora