TUJUH

2.9K 480 4
                                    

Kill menatap lengan hanfunya yang kebesaran. Semua barang-barang bawaanya ikut hangus terbakar. Ia dengan terpaksa harus menggunakan pakaian milik Xu Fei.

Kaisar besar itu memutuskan untuk mereka langsung melanjutkan perjalanan setelah mengambil kereta kudanya. Kali ini, Xu Fei memilih untuk menunggangi kudanya sendiri dan membiarkan Kill menikmati luasnya kereta kuda sendiri.

"Ternyata, enak juga di layani begini" gumam Kill menyandarkan tubuhnya yang remuk. Ia benar-benar membaringkan tubuhnya, lalu menutup mata berusaha memikirkan rencananya untuk kedepannya.

Satu-satunya yang ia inginkan hanyalah cerita ini berakhir bahagia.

Tapi ketika waktu sudah berlalu dua jam, Kill meminta kereta kudanya berhenti. Ia masih tidak bisa terbiasa dengan guncangan dari kereta kuda. Tampaknya, semewah apapun kereta kuda itu, mobil modren masih lebih baik.

Xu Fei mendekati kereta kudanya. Masih berada di atas kudanya, Xu Fei memperhatikan seluruh isi dalam kereta kuda untuk melihat apa yang salah. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu, ia menatap gadis itu. "Ada apa? Kenapa kita berhenti?" Tanya Xu Fei bingung.

"Maafkan aku Yang Mulia, tampaknya saya masih belum terbiasa dengan perjalanan jauh. Jika berkenan, saya lebih menginginkan kuda sendiri untuk saya tunggangi" ucap Kill sopan dengan nada anggunya. Setidaknya, dengan kuda sendiri, mereka bisa dengan cepat sampai ke tempat tujuan.

Tapi tampaknya permintaan itu menganggetkan Xu Fei. Apakah disini seorang perempuan haram hukumnya menggunakan kuda? Kill terlihat bingung dan geram sekaligus dengan pemikirannya.

Namun beda hal dengan Xu Fei. Laki-laki itu terdiam mendengar permintaan calon permaisurinya. Pasalnya, menurut informasi yang ia dapat, Killa ada sesosok gadis bangsawan yang sama seperti gadis bangsawan pada umumnya. Mereka hanya tau perihal perempuan saja, berdandan, minum teh, merajut dan lain-lain. Bahkan laporan yang ia dapat tidak menyebutkan bahwa putri Kil La bisa menunggangi kuda.

Atau, gadis itu menginginkan naik ke kuda yang sama dengannya? Jika iya, apakah ini salah satu rencana gadis itu untuk menggodanya? Memikirkan hal itu, wajahnya berubah keras dengan aura dingin, tanpa permisi, hingga membuat pupil mata gadis itu bergetar melihat perubahan wajahnya.

Lalu gadis itu menggeleng kuat-kuat dan berucap, "kalau itu permintaan yang sulit, maafkan saya. Sebaiknya, kita harus melanjutkan perjalanan kita Yang Mulia!" Ujar Killa cepat-cepat.

Setelah mengatakan hal itu, Xu Fei memerintahkan kusir kereta kudanya untuk lanjut jalan. Gadis itu dengan refleks menyentuh lehernya. Entah ucapannya salah, hingga Xu Fei mengeluarkan aura seperti itu. Aura yang hendak mematahkan lehernya hanya dalam satu genggaman. Sial, Kill masih belum mau mati. Tujuannya adalah membuat cerita ini happy ending.

Perjalanan mereka berlanjut hingga tiga hari kedepan. Mereka hanya berhenti saat di malam hari untuk berkemah, lalu melanjutkan perjalanan kembali di pagi harinya.

Namun walau sudah selama itu berada di kereta kuda, Kill juga masih belum terbiasa. Saat sesampainya mereka di kaisaran, Kill mendesahkan rasa legahnya sambil merileks-rilekskan seluruh persendiannya. Apakah ia harus menciptakan sebuah kendaraan disini? Kill pernah bekerja di pabrik pembuatan mobil dulu.

Memikirkan itu, Kill langsung mendesah. Ia tidak ingin merebut hak cipta milik orang lain. Sebaiknya, ia akan membiarkan isi cerita ini sedikit rasional sesuai jamannya.

Kaisar Wang Xu Fei langsung berlalu pergi ke arah lain tanpa mengucapkan sepatah kata padanya. Sedangkan dirinya beserta beberapa bawahannya di arahkan oleh seorang dayang menuju tempat tinggalnya.

"Tempat anda turun tadi adalah pusat kekaisaran Putri. Disana, biasanya para bangsawan bekerja, begitu juga dengan Yang Mulia kaisar. Yang Mulia tinggal di bagian istana lain, yaitu Istana Merah, sedangkan anda akan tinggal di istana Mawar untuk sementara waktu. Ketika anda dan Yang Mulia sudah menikah, maka anda akan tinggal di istana ungu" jelas dayang itu yang memperkenalkan diri sebagai Li Wan.

Istana kekaisaran memang terlihat sangat luas. Istana bunga yang digunakan sebagai tempat para tamu berada di sebelah kiri istana kekaisaran. Sedangkan istana warna yang berada di sebelah kekaisaran merupakan tempat anggota keluarga kerajaan.

Tepat di belakang semua istana, ada tempat tinggal para prajurit serta kesatria, sebagai temeng untuk dunia luar. Sedangkan di tengah-tengah semua bangunan itu merupakan tempat para prajurit dan ksatira berlatih.

"Okey baiklah, ini cukup menyebalkan" gumam Killa pelan, masih mengikuti Li Wan menuju tempat tinggalnya. Tepat di belakangnya, Aoron dan Ra Moi mengikutinya, beserta dua orang ksatria istana yang dikirim Xu Fei untuk menjadi pihak kemanannya.

Sekarang, Kill tidak bisa melakukan sesuatu dengan bebas, lantaran tempatnya tinggal saat ini adalah kandang musuh. Ia akan mencari ide agar ia bisa melatih para pihak keamananya sendiri tanpa ada orang lain tahu, apalagi orang-orang kekaisaran.

^^^

Kill saat ini sedang berjalan-jalan menyusuri istana kekaisaran. Ia berusaha menilai lingkungannya sebelum membuat rencana. Setelah menghabiskan satu hari penuh untuk beristirahat, Kill akhirnya minta di antar Li Wan untuk menyusuri seluruh istana.

Layaknya seorang prajurit, Kill menatap sekelilingnya dengan seksama, menilai lalu menyimpulkan. Tidak ada yang terlewat dari pandangannya. Inilah yang selalu ia lakukan dulu, memata-matai targetnya sebelum menghancurkan targetnya dengan satu serangan.

Lalu pandangannya jatuh kearah segerombolan perempuan yang berjalan rapi menuju suatu tempat. Permasalahannya, segerombolan perempuan itu memakai hanfu putih bersih, seakan mereka merupakan orang suci.

"Siapa mereka?" Tanya Kill masih melihat gerombolan perempuan itu.

"Mereka adalah orang-orang suci yang terpilih, yang berkerja di kekaisan kita Putri" ucap Li Wan.

Kill masih belum mengerti.

"Apa tepatnya pekerjaan mereka?" Tanyanya akhirnya. Pasalnya, ia tidak pernah melihat penjelasan mengenai orang-orang itu dari dalam novel.

"Mereka bekerja di kuil Nona. Mereka bertugas menerjemahkan ramalan yang datang. Hanya orang-orang yang terpilihlah yang bisa membaca huruf ramalan-ramalan, dan dari orang yang terpilih itu, hanya satu orang yang bisa menerjemahkan kata-kata ramalan itu. Bisa dikatakan, mereka merupakan salah satu senjata kekaisaran hingga bisa sebesar ini. Karna sebelum terjadi sesuatu yang berhaya, kami akan mendapatkan ramalan terlebih duhulu. Biasanya, ramalan itu akan datang tiga bulan sebelum kejadian. Dan kemarin, kita juga mendapatkan ramalan terbaru. Baru dua kata yang bisa di terjemahkan oleh mereka" jelas dayang itu, yang membuat Kill semakin penasaran.

"Apa isinya?" Tanyanya, yang ternyata para prajuritnya juga tampak penasaran.

"Akan perang. Hanya dua kata itu yang baru terbaca. Maka dari itu, sekarang seluruh istana disibukkan dengan banyak persiapan untuk ramalan itu" jawab Li Wan terlihat sedih.

Kill mengangguk, berusaha mengingat sesuatu. "Bolehkah aku melihat ramalan itu?" Tanyanya.

Setelah banyak pertimbangan, Kill akhirnya diizinkan mendekat ke arah kuil. Pasalnya, jika ada ramalan datang dan tulisan itu belum diterjemahkan, orang asing di larang untuk masuk. Maka dari itu, hanya Killlah yang dizinkan masuk oleh pihak penasehat kekaisaran.

Sesampainya disana, Kill tertawa terbahak-bahak melihat tulisan ramalan itu. Tulisan itu katanya datang begitu saja dan terukir di dinding suci yang ada di kuil. Tulisan itu akan hilang sendiri jika waktu ramalannya telah terjadi.

"Mother Fucking penulis sialan!!!" Maki Kill pelan lalu tertawa. Benar-benar tidak menyangka dengan ide gila dari si penulis.

Sialan!!!!

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang