Hari ini opa pulang dari rumah sakit.
"Maaf yah gara-gara opa kalian semua jadi repot" kata opa yang duduk diatas kursi roda, karena opa belum kuat berjalan
"Opa ngomong apaan sih, kami semua sayang sama opa, jadi opa ga ngerepotin sama sekali kok"kata Amel yang berjalan disamping kursi roda opa
“Kamu memang cucu mantu yang paling opa sayangi” kata opa Fabian, Amel tersenyum
"Oh iya bi,mami sama papi kamu udah pulang ke Ausi?" tanya opa
"Udah pa,tadi pagi... Ada urusan kantor yang sangat mendesak makanya mereka ga bisa jemput opa" sahut Fabian sambil mendorong kursi roda opa
"Vina kemana?" tanya opa lagi
"Vina ikut balik ke Ausi juga pa, katanya sih dia kangen sama tedy"
'Dasar mbak vina, katanya udah putus tapi masih kangen-kangenan juga... Mbak Vina mbak vina... Ternyata masih kayak anak kecil juga' kata Amel dalam hati lalu senyum sendiri
"Kok senyum sendiri mel, lagi mikirin apa nih..." kata Fabian curiga
"Ga ada... Mau tauuu ajaaa..." jawab Amel
*****
Sesampainya dirumah opa…
“Mel, sini sebentar…” kata Fabian manja
“Ada apaan sih bi” Amel mengerutkan keningnya sambil mendekati Fabian, setelah Amel dekat, Fabian langsung memeluk Amel, tentu saja Amel kaget
“Abiii… lepasin dong” kata Amel, sambil mencoba melepaskan pelukan Fabian
“Mel, kita jarang banget mesra-mesraan, mumpung opa udah tidur nih” Fabian masih terus memeluk Amel
“Iiih Abi apa-apaan sih… ga mau ah” Amel masih malu-malu, Fabian pura-pura marah dan melepaskan pelukannya, lalu dia masuk kamar. Kamar yang dulu dia tempati sebelum menikah dengan Amel.
Melihat Fabian ngambek, Amel pun mengejar suaminya, setelah masuk kamar, tiba-tiba Fabian langsung mengunci pintu kamarnya, Amel tersentak kaget namun tidak bisa lagi melarikan diri.
“Bentar aja mel… yaaa…” bujuk Fabian, dengan malu-malu Amel pun mengangguk lugu.
Fabian memeluk dan membelai rambut Amel yang terurai panjang , Amel merasa nyaman dalam dekapan suaminya, lalu Fabian mengecup kening Amel, pipi Amel, lalu melumat bibir Amel, dan Amel pun membalasnya…. (sensor)
*****
Amel masih kuliah seperti biasa, padahal Fabian sudah menyuruh Amel untuk stop out (SO) dulu dari perkuliahan, karena kelahiran bayi Amel tinggal menunggu hari
Tiba-tiba Amel merasakan perutnya sakit...
"Aduuuh…” Amel merintih sambil memegangi perutnya
“Loe kenapa mel?” kata Yola tersentak kaget
“Perut gue sakit banget Yol!" ujar Amel, teman-teman Amel bingung, dan kebetulan Erik juga berada disitu...
"Mel,loe kenapa mel? Mel..." muka Erik ikut meringis melihat Amel kesakitan
“Kayaknya Amel mau ngelahirin…” tebak Yola
“Waduuuh,gimana dong…” kata Arin, semuanya ikut panik karena tidak tahu harus berbuat apa.
Erik berjalan bolak-balik antara mau mengambil mobil atau mau menggendong Amel.
Yola memegangi Amel yang lagi menahan sakit, Tita nampak cemas tapi tidak tahu harus ngapain
“Rin, jangan diem aja, cepet telepon pak Fabian” perintah Yola.
Arin buru-buru mengambil handphone nya, dicarinya kontak nama 'pak Fabian' saking gugupnya handphone Arin terjatuh...
"Rin, loe jangan ikut-ikutan panik dong... Gimana hapenya masih bisa dipake ga?"Kata Yola
"Lcd nya pecah Yol, hape loe mana" ujar Arin, Yola mengeluarkan handphone dari dalam tasnya...
"Aduuuuuuhhhh gue udah ga tahan niiii... Abiiii... Abiii mana..." rintih Amel menahan sakit
“Iya mel, sabar yaa… ni Arin lagi menghubungi pak Fabian” kata Yola berusaha menenangkan Amel
"Erik, loe jangan mondar mandir doang, bikin orang makin panik tau, loe bawa mobil loe kesini cepaaaat" perintah Yola
"Tita,loe bantu gue bawa Amel ke depan" ujar Yola lagi
Akhirnya Arin berhasil menghubungi Fabian
"Pak Fabian... Amel… Amel pak?” kata Arin gugup
“Iya,ada apa dengan Amel” kata Fabian masih dengan suara biasa
“Amel melahirkan...bu.. bukan... maksudnya perut Amel sakit mau melahirkan pak" Arin sangat gugup
"APA, kalian dimana?" Fabian tersentak kaget
"Kami sekarang berada diparkiran pak,nunggu Erik ngeluarin mobil"
"Ya udah... Kalian jangan panik, kalian langsung bawa Amel ke rumah sakit bersalin ‘Kasih Ibu’, nanti bapak langsung kesana" Fabian menutup teleponnya dan berjalan dengan sangat terburu-buru hingga tak sengaja menabrak bu Farida
"Awwww..." Bu Farida terjungkal
"Maaf bu, saya sedang buru-buru..." kata Fabian sambil berlari meninggalkan bu Farida
“pak Fabiaaaaannn… sakit nih” jerit bu Farida sambil mencoba berdiri, tapi Fabian sama sekali tak menoleh dia terus berlari
'Ada apa yaa...' Kata bu Farida dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Remaja 2 (SELESAI)
FanfictionAMELDA DIANTI adalah gadis ceria yang terpaksa menerima perjodohan sewaktu dia masih dikelas 3 SMU karena menjalankan amanat dari kakeknya yang sudah meninggal dunia. FABIAN adalah pria kaku yang terpaksa menerima perjodohan dengan gadis yang usian...
