Part 10 - Ending

42.2K 705 23
                                    

Didalam mobil...

"Aduuuuuhhh sakiiiittt..."Amel setengah teriak, tangan kirinya memegangi perutnya yang sakit, tangan kanannya menjambak-jambak rambut Erik, yang berada dibelakang setir, Erik makin panik dibuatnya

 "Sabar ya mel... Sabar... Sebentar lagi kita nyampe”Erik mencoba untuk menenangkan Amel dari balik setirnya

“Aduuh… Sakiiiit mel... Awww" jerit Erik tiba-tiba karena tangan Amel  yang terus menjambak rambutnya

“Kalian jangan diem aja, bantu aku dong?” katanya pada Arin dkk.

Merekapun berusaha menenangkan Amel.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, ternyata Fabian sudah menunggu disana.

Fabian langsung mendekati mobil Erik, dibukanya pintu mobil Erik...

Yola keluar duluan, baru setelah itu Amel...

“Mel,tahan sebentar lagi ya mel, ini Abi, sayang…” kata Abi

"Abiiii...sakiiittt..." rintih Amel, Fabian langsung menggendong tubuh istrinya dan buru-buru masuk kedalam rumah sakit

"Sabar ya sayang, Abi ada disini kok, kamu ga sendirian..." kata Fabian lembut

"Suster suster... istri saya mau melahirkan, tolong sus..." teriak Fabian, seorang suster menghampiri mereka dan segera mengambil kursi roda, Amel pun masuk keruang bersalin diikuti suaminya.

Tak berapa lama dokter Echi datang…

"Dok, saya mau mendampingi istri saya, bolehkan" kata Fabian pada dokter Echi yang akan menangani Amel, dokter Echi pun mengangguk.

Yola, Arin, Tita dan Erik menunggu diluar ruang persalinan, mereka tampak cemas.

"Kasianya Amel..." Tita bersuara duluan

"Iya,melahirkan itu...nyawa taruhannya" kata Arin sok tau, Yola dan Tita manggut-manggut

"Ameeellll...jangan tinggalin gue dong" tiba-tiba Erik menangis didepan pintu ruang bersalin

"Loe apaan sih rik, loe kira Amel udah meninggal" kata Yola sedikit ketus, Erik tidak mengindahkan omongan Yola, dia masih terus menangis (menangis ala Erik)

"Amel.. .biarpun loe udah jadi istri orang, tapi gue tetap cinta sama loe mel hiks hiks..." suster yang kebetulan lewat hanya menggeleng-geleng, Arin geregetan melihat tingkah Erik, dijitaknya kepala Erik

"Awwww..." teriak Erik kesakitan

"Loe mau diem ga? klo ga mau diem... ntar gue suruh suster buat suntik loe,mauuu??" hardik Arin 

"Loh...emang Erik sakit rin, kok mau disuntik?" kata Tita polos, Yola dan Arin menggeleng pasrah atas ketulalitan Tita

Ibu Amel datang dengan tergesa-gesa, dari jauh dilihatnya Erik yang sedang menangis, hatinya was-was takut terjadi apa-apa sama Amel dan bayinya

“Nak Arin, Amel gimana?” tanya ibu Amel dengan muka cemas

“Amel masih didalam bu dengan pak Fabian” jawab Arin

“Trus kenapa nak Erik nangis-nangis kayak gitu” tanya ibu Amel bingung, karena tadi dipikirnya terjadi sesuatu dengan Amel

“Ah Erik mah memang lebay bu…” kata Arin dan disambut dengan anggukan teman Amel yang lain

Diwaktu yang bersamaan didalam ruang bersalin, tampak Fabian sangat cemas, dia tidak tega melihat Amel yang kesakitan. Muka Amel penuh dengan keringat

“Ayo dorong sedikit lagi bu… sedikit lagi…” kata dokter Echi

Amel menarik nafas panjang lalu mengedankan perutnya sekuat tenaga, Fabian terus memegang tangan Amel, tak berapa lama…

Owek owek owek…

terdengar suara tangis sang bayi. Fabian tersenyum lebar

“Sayang, anak kita udah lahir…” dikecupnya kening Amel yang masih penuh keringat, Amel terlihat lelah tapi mukanya tampak bahagia sekali

“Selamat pak bu… anak anda laki-laki” kata dokter Echi

Lalu bayi laki-laki yang masih berlumur darah itu hendak dibawa suster untuk dimandikan, baru sekitar sepuluh menit habis melahirkan anak pertama, Amel merasakan perutnya mules lagi

“Dok, kayaknya masih ada yang mau keluar nih” rintih Amel pada dokter Echi, Fabian bingung.

Amel kembali mengatur nafas dan mengedan sekuat tenaga, dokter Echi masih posisi dibawah kaki Amel yang terbaring

“Ayo bu, dorong kuat-kuat sama kayak tadi” perintah dokter Echi, Amelpun mengikutinya

Owek owek owek…

terdengar suara tangis bayi satu lagi, Fabian dan Amel sangat kaget.

Dokter Echi tersenyum, karena saat periksa kehamilan terakhir, dia tahu kalau bayi Amel kembar, tapi sengaja tidak memberitahukannya karena dokter Echi tahu Amel akan kaget dan syok.

“Selamat lagi ya buat bapak dan ibu, kali ini bayi kalian perempuan, sepasang bayi kembar” ucap dokter Echi.

Fabian masih bengong ditempatnya, dia tak mengira kalau akan mendapat bayi kembar, begitu juga Amel. Mereka menangis terharu, menangis bahagia…

“Makasih sayang, karena kamu memberikan hadiah terindah dalam hidup Abi” Fabian kembali mengecup kening Amel

Di sinilah kami sekarang… berbahagia dengan sepasang anak kembar kami yang kami beri nama FABIANO PRATAMA dan FAMEL DWINISSA

-------------------------- the end --------------------------

Pengantin Remaja 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang