17. Bianca the Little Girl

67.2K 4.7K 204
                                    

Kebenaran akan terungkap kalau Bianca adalah gadis kecil itu.

TERBIT JUNI 2024 INI YA GUYS ... YUK, BERITAHU YG LAIN KITA WAR BARENG. NABUNG DARI SEKARANG OKEH 🤗🥰 follow Instagram @fiyaseni. Karena aku akan kasih info disana dan di cerita ini.

Votement jangan lupa 👌
Happy reading guys🥰
.
.
.

"Brayn mau nanya sama Papah. Kenapa Bianca bisa dipecat Pah?" tanyanya yang terus menatap sang Papah.

Tian menghela napasnya. "Begini nak, Bianca melakukan kesalahan yang mengakibatkan dia dipecat dari Cafe itu,"

"Kesalahan apa, Pah? Kesalahan Bianca terlalu berat, hingga dia harus dipecat?" tanya Brayn yang agak emosi.

"Brayn kamu tenang dulu nak. Bukan Papah yang mecat Bianca, tapi pemilik dari Cafe tersebut yang langsung memecat dia."

Brayn terdiam, ia mengatur napasnya, lalu kembali melihat sang Papah. "Pak Alex?" tanya Brayn yang langsung dibalas satu anggukan pasti oleh Papahnya.

Brayn pun bangkit dari posisinya dan berjalan dengan langkah cepat menuju kearah kamarnya. Tian menatap punggung sang anak yang menjauh darinya, ia membatin. "Jangan sampai kamu tau nak, kalau Pak Alex itu sekarang telah menjadi suami Bianca," Lalu ia duduk kembali dan menlanjutkan aktivitasnya.

Brak!

Alex menutup pintu kamarnya dengan keras. Deburan emosi masih berpacu didalam dadanya, ia berjalan dengan napas yang tak beraturan, mengusap seluruh wajahnya dan melihat dirinya didepan cermin kamarnya. Alex menatap dirinya, menutup kedua matanya sejenak, mencoba meredam amarahnya.

"Alex sayang Mamah kan, kalau Alex sayang Mamah. Alex nurut ya apa yang Mamah ucapkan."

Ia langsung membuka matanya, mengingat kata-kata yang pernah Mamahnya sampaikan pada dirinya.
Lelaki bertubuh atletis itu menyugarkan rambutnya, ia menoleh dan melihat foto sang Mamah yang berada dimeja kamarnya. Ia menghampiri foto itu dan duduk dikasur seraya memegang foto tersebut.

"Alex inget ya kata-kata Mamah. Akan ada wanita yang datang untuk Alex, yang sama sayangnya seperti Mamah menyayangi kamu."

Ia mengingat kembali perkataan sang Mamah. Alex menaruh foto itu kembali ditempatnya, "Apa Bianca wanita itu, Mah?"

Bi Inah mencoba membangunkan Bianca, ia menyentuh pipi gadis itu."Non, bangun Non. Non Bianca," Namun, gadis berambut panjang lurus itu tak merespon sedikit pun. Karena semakin khawatir akan kondisi Bianca, ia pun segera berlari menaiki tangga menuju kamar Alex.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Den Alex, buka Den. Den Alex, ini Bibi Den,"

Alex menghiraukan panggilan dari Bi Inah, bukan lantaran tidak mendengarnya. Ia mendengarnya namun malas, karena pasti kedatangan Bi Inah meminta bantuannya untuk menolong Bianca yang pingsan di tangga tadi. Lelaki bertubuh tinggi itu malah merebahkan dirinya dikasur dan masih tak menggubris panggilan dari Bi Inah, mengambil earphone di lacinya dan memasangkannya dikedua telinganya dengan volume lagu yang keras.

Berkali-kali Bi Inah mengetuk serta memanggil Alex, tak juga ada sahutan dari dalam sana. Ia pun semakin panik dan bingung akan meminta bantuan kepada siapa lagi, apalagi hari sudah mulai gelap siang pun berganti malam. Bi Inah, berlari kembali menuruni tangga dan berlari kearah telpon rumah. Ia memekan tombol nomor ditelpon tersebut dengan terburu-buru. Tak lama dari itu, panggilan pun tersambung, dan Bi Inah pun segera berbicara. "Hallo Pak,"

Om Alex (My Cold Husband) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang