Pelukan di kasur

5 1 0
                                    

21 Mei 20xx

"Kamu tidak ke kantor?"

"Belum, masih pagi. Kamu ke kantorkan juga kan hari ini?"

Kami berdua sekarang masih berpelukan di ranjang. Jam menunjukkan pukul 6 pagi dan Dion bertanya kepadaku, takut telat ke kantor karena belum bersiap. Padahal kantor kami sama. Dion juga belum bergerak turun dari ranjang.

Menghela nafas tanpa melepaskan rengkuhan tangannya di tubuhku, Dion lantas bersuara.

"Aku resign."

Terkejut, tentu saja. Seketika aku sedikit menjauhkan tubuhku untuk bisa menengok wajahnya secara langsung.

"Kenapa?" Pantas dia bertanya lebih dulu.

"Ada banyak hal yang memang harus diselesaikan. Dari awal pekerjaan kantor hanyalah selingan. Tidak berniat taat."

Dion pernah bilang hal itu kepadaku saat masih bekerja dulu. Jadi, aku memahaminya.

"Kalau gitu, aku juga."

"Juga? Maksudnya resign?"

Menjentik mulutnya kencang, aku dengan nada kesal menjawab. "Bukan. Meliburkan diri, maksudnya. Kalau resign... Gimana aku makan nantinya?"

Dion mengangguk paham sebelum mengatakan, "Kan ada aku." yang bersedia membiayai. Mungkin begitu kelanjutannya. Terlihat dari matanya yang percaya diri.

"Gak mau. Aku mampu mencari uang sendiri. Bisa berjalan juga kok, bukan orang sakit."

Dion hanya terkekeh, sambil kembali mengeratkan pelukannya. Dadanya yang hangat, serta detak jantungnya berdetak nyaring, adalah hal lain yang ku suka dari Dion.

"Kalo gitu, nanti ikut aku ya."

"Ke mana?"

"Udah, nanti kamu tau sendiri."

Saat ini, keadaan di luar masih hujan.

Love Rain✔Where stories live. Discover now