Tentang Sasa. Seorang gadis yang dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi nya, tapi juga dikelilingi orang-orang yang membencinya.
Seorang gadis yang juga kehidupannya penuh tanda tanya. Bagaimana sifat aslinya? Berapa topengnya yang ia gunakan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yuuhuu apa kabaree♡ Moga baikk hehe
Kalau ada typo / ga nyambung sorry and kasih tau biar bisa diperbaiki^^
°° 🌺🌺 °°
Bugh
Bugh
Krkk
Akhh
Krkk
"KAK ALEXX STOPP!"
Yang dipanggil sontak memberhentikan aktivisnya. Ia menoleh ke arah suara dan dilihatnya objek yang memanggilnya tadi.
Amarahnya kian mereda melihat objek tersebut, Sasa. Alex melepaskan cengkraman pada kerah baju orang yang dipukulinya.
"Tenang oke? Ayo ke UKS," ajak Sasa seraya menarik tangan Alex menuju UKS. Cowok itu hanya menurut dan mengikuti langkah kecil Sasa.
"Anjayy langsung mau! Gue dari tadi teriak, dia nggak peduli," kesal Kenzo.
"Halahh nggak usah banyak ceriwis deh! Urus tuh orang," tukas bara menunjuk cowok yang sudah terkapar lemah denagn dagunya, lalu dia pergi diikuti Elvan, Vano, Vino, dan biru.
"KOK GUEE?!"
"KAN LO BABU! JADI HARUS NURUT!"
"SIALANN!"
• - - - - - - ☆- - - - - - •
"Itu tadi kenapa dipukulin? Sampe berdarah-darah lagi. Dia buat masalah sama kakak ya?" tanya Sasa sambil mengobati tangan Alex yang membiru.
"Iya. Dia ngejek lo dan bilang lo itu ganjen dan sasimo," jujur Alex sedikit meringis karena merasakan perih di tangannya.
"Yang di ejek kan Sasa, kenapa kak Alex yang marah?"
"Nggak boleh ada satu pun yang ngejek lo! Kalau ada, dia harus berhadapan sama gue dan rasain akibatnya!" tegas Alex.
"Halah prett. Besok lagi jangan mukulin orang lagii!"
"Suka-suka gue lah!"
"Hehh! Dibilangin kok. Nanti yang ada kakak sendiri yang rugi. Tangannya sakit kan? Itu akibatnya suka mukulin orang," balas sasa menekan luka yang ada di dagu Alex.
"Nggak papa luka terus, yang penting yang ngobatin lo."
"Nyenyenye!"
Alex terkekeh, "lo kalau bawel gitu cantik."
"Jadi kalau nggak bawel Sasa nggak cantik gituu?!"
"Aelahh sensi amat lo," cibir Alex mencubit pipi chubby Sasa.
Sasa tak mengindahkannya dan fokus mengobati wajah Alex.
Tiba-tiba Alex mendekatkan wajahnya ke wajah Sasa, "lo tuh cantik, imut, lucu, setiap hari. Mau lagi marah pun lo tetep cantik. Dan gue suka."
