04 : Salah Satu Gadis Purba

2K 293 11
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!!

Happy Reading 💃
.
.
.
.
.

   "Waktunya mengenal dunia baru" Monolog Aurora tersenyum lebar seakan tengah memikirkan sesuatu hal yang luar biasa.

   Sesampainya di basemen Aurora segera menyiapkan suatu hal yang sekiranya akan di butuh kan di dunia baru nya. Lalu memasukkan hal tersebut ke dalam tas kecil yang dapat menampung banyak hal, dengan kata lain memiliki fungsi mengecilkan semua benda yang dimasukan kedalam tas tersebut.

   Aurora juga menukar gaun nya dengan pakaian yang sedang trend bagi anak muda zaman Masehi, yaitu celana jeans  dengan atasan hanya memakai tank top dan kemeja big size yang tak dikancingkan.

   Dan terakhir ia tak lupa menggunakan softlens khusus bewarna ungu untuk menutupi warna bola matanya, lagipula kemampuan tubuh nya telah kembali 20%, dan tidak menutup kemungkinan suatu saat warna bola mata nya yang hitam tiba-tiba muncul lingkaran emas yang menyala-nyala, kan tidak lucu jika ia dianggap titisan peri di zaman Masehi.

   Hal macam apa itu peri?, Lebih baik gue dimana-mana,fikir Aurora.

   Usai memastikan penampilan nya sekali lagi, Aurora segera menghampiri Mikkie yang sedang terlelap di rumahnya untuk berpamitan.

   "Bye Mikkie, Aurora menjelajah dunia baru dulu. Liat aja, Aurora pasti bisa bertahan hidup di zaman purba ini" tekad Aurora sambil mengelus sayap merah putih Mikkie, "Tentunya dengan cara Aurora sendiri,xixixi" lanjut Aurora terkikik geli memikirkan rencana nya.

   Setelah berpamitan Aurora segera kembali ke dunia luar dengan cara membayangkan nya saja. Tak sampai sedetik Aurora telah kembali ketempat ia pertama kali terbangun yaitu hutan dengan air terjun yang indah.

   Menurut cuplikan ingatan Aurora sebelumnya, air terjun ini berada agak jauh dari panti asuhan nya. Jika terus berjalan kearah timur ia akan sampai di panti asuhan itu, dan jika ia berjalan sedikit jauh kearah selatan ia akan bertemu sebuah desa di pinggiran kota yang sepi dan kumuh.

   Aurora tidak berniat kembali ke panti itu, dan ia juga tak berniat jalan kaki ke arah desa kumuh tersebut. Lalu apa yang Aurora pilih?

   "Tentu saja gue akan terbang di hutan ini, ngapain jalan kaki?, PRIMITIF SEKALEEE!!" Ujar Aurora sambil membayangkan Skateboard terbang nya berada tepat di hadapannya.

   Namun berkali-kali Aurora berusaha memindahkan Skateboard terbang nya ke luar, tetap saja Skateboard itu tak pernah muncul.

   "Apa mungkin ruang dimensi terhubung dengan sistem Mikkie?, Itu artinya gue gak bisa ngeluarin barang-barang di dimensi keluar sebelum Mikkie kembali aktif." Monolog Aurora menganalisis keadaan, "Apa jangan-jangan....." Aurora tidak melanjutkan lagi ucapan nya dan meneliti seluruh keadaan tubuhnya sekarang dan...

   "GAYYYYY!!!!!!" Teriak Aurora saat melihat kembali penampilan nya.

   Aurora segera berlari mendekati tepi sungai untuk melihat dengan jelas pantulan dirinya disana.

   "WATADOS!!! FUCKING SHIT!!!" Umpat Aurora saat melihat pantulan dirinya.

   Pakaian nya sudah kembali lagi ke pakaian nya sebelum nya, yaitu piama lusuh dan kumuh. Tas, aksesoris dan lensa kontak nya juga sudah lenyap, yang ia yakini berada di ruang Dimensi.

   Syukurlah wajah Aurora tidak kembali ke wajah sebelumnya, ia tetap cantik dan menawan seperti setelah melakukan perawatan di lantai empat.

   "Syukurlah wajah gue gak kembali jelek" ucap Aurora lega sambil memandangi wajah nya di permukaan air, "Kalo gak, gue ledakan lagi tuh Dimensi Swalayan sialan itu" lanjutnya lagi kesal karna persiapan dan rencana nya gagal total akibat barang-barang yang tidak bisa di keluarkan dari dimensi.

   Aurora menghela nafas panjang dan duduk di salah satu batu besar di tepi sungai. Ia memandang di kejauhan sambil fikirannya yang terus menerawang memikirkan rencana baru nya.

   Tak lama setelah itu, Aurora kembali berdiri dan berbalik menghadap ke arah timur, ia memutuskan kembali ke panti lalu menyelinap masuk dan mengambil barang-barang yang sekiranya akan ia butuhkan.

   "Selamat untuk Arhesa Aurora Aguilar, karna sudah berhasil menjadi salah satu gadis purba sejati" Ujar Aurora dengan nada serius yang terdengar seperti cemoohan, serta senyum lebar yang penuh kepalsuan dan paksaan.

   Yap, Aurora sedang mencemooh nasib sial nya sendiri. Stress emang.

   Dengan langkah yang terkesan malas Aurora segera berjalan ke arah Timur sambil memperhatikan tiap tumbuhan dan hewan yang ia temui di hutan.

   "Tumbuhan purba dan hewan purba dimana-mana, luar biasa!!" Ujar Aurora sambil memperhatikan bunga-bunga liar dan juga burung kecil bewarna hitam yang asik memakan buah-buahan liar.

   Baru berjalan sekitar 300 meter, pendengaran Aurora yang sensitif menangkap bunyi seperti langkah kaki. Aurora yakin itu adalah langkah kaki seseorang, lebih tepatnya langkah kaki tiga orang. Pendengaran nya yang dulu sudah kembali, jadi ia dapat dengan mudah mengenali hal apakah asal suara yang ia dengar.

   "Tiga orang pemburu pria" gumam Aurora.

   "Langkah kaki yang terdengar berat dan tegap, tiga pria itu sedang membawa beban di tubuh nya,yang kemungkinan tas besar dan senapan"

   "Langkah perlahan dan mengendap-endap dan mereka juga tak berbicara, yang berarti mereka sedang mengintai sesuatu yang merupakan binatang buruan"

   "Kunyahan yang kasar dan bunyi 'ngok-ngok' , berarti itu binatang buruan mereka adalah hewan purba hitam gempal, dengan lubang hidung yang lebar serta tubuh kotor yang gue liat tadi, atau menurut ingatan Aurora dulu bernama Babi hutan" Monolog Aurora menganalisis secara detail bunyi yang ia dengar di kejauhan.

   Benar saja, tak lama setelah itu, Aurora dapat melihat tiga orang tersebut mengendap-endap sekitar 200 meter dari tempat nya. Dan penampilan mereka persis seperti yang di gambarkan Aurora, yaitu membawa tas punggung besar dan senapan berburu laras panjang.

   Bagaimana bisa Aurora melihat mereka diantara semak dan pepohonan yang jauh dari tempat nya?

   Karena itu lah kemampuan nya. Seluruh indra nya berkali-kali lipat lebih sensitif dan tajam daripada manusia di zaman Masehi.

   Tak lama sebuah langkah kaki kembali terdengar daria arah yang berlawanan dari arah ketiga pria pemburu tersebut, tepatnya di belakang Aurora.

   Melihat ketiga orang pria pemburu tersebut dan suara langkah kaki di belakang Aurora, sebuah rencana baru terfikirkan oleh Aurora. Aurora tersenyum miring dan berjalan lebih mendekat ke arah ketiga orang pemburu tersebut.

   "Waktunya menggunakan keahlian mutakhir gue di dunia baru" gumam Aurora  tersenyum misterius.

   Aurora sengaja berjalan seperti orang linglung dan dengan sengaja memijak ranting-ranting kering agar mengeluarkan suara yang agak keras sehingga babi hutan yang diintai oleh ketiga pria tersebut kabur.

   Dan benar saja, Babi hutan yang sedang makan itu menoleh ke arah Aurora dan mengeluarkan bunyi 'ngok-ngok' seakan ia tengah kesal waktu makannya di ganggu oleh Aurora. Setelah itu Babi hutan itu segera pergi berlari menjauh dari Aurora dan juga ketiga pemburu tersebut.

   "Aishhh, siapa gadis bodoh itu!!?" Ujar salah satu pria itu kesal dan keluar dari persembunyian nya dan berjalan ke arah Aurora yang masih pura-pura tidak tahu bahwa ada seseorang di sekitarnya.

   "HEI GADIS BODOH!!" Hardik Pria itu tepat di belakang Aurora.

______________________________

Note : WATADOS juga semacam umpatan bagi Aurora. Tidak ada sangkut pautnya dengan arti yang sekarang yaitu, 'Wajah Tanpa Dosa'. Okeyy!!

Vote dan komentar nya ya sayang 🤗🥰💕

Lupyu 💕
CaaZaa5

THE CHEATER'S SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang