PART 4

173 26 6
                                    

Saat gue masuk ke dalam rumah, gue merasa ada yang janggal, seperti ada sesuatu yang mengawasi rumah ini, mengawasi semua orang yang ada disini.

"Greyson!" Panggil suara yang gue coba untuk hindari.

Julia.....

Dia mendekat ke arah gue, gue mencoba menghindar ke arah lain, tapi dada gue tiba-tiba terasa panas, seperti sedang terbakar.

Gue lihat punggung tangan gue, terlihat membusuk dan ikut memanas,tapi panas yang membakar dada gue membuat rasa panas di tangan ini tidak ada apa-apanya.

Gue memaksakan diri untuk lari hingga akhirnya gue sembarang masuk kamar, segera gue kunci rapat pintunya.

Gue menggelepar di lantai, seluruh badan gue memucat dan perlahan membusuk.

Apa yang sebenarnya yang terjadi pada gue.

"Greyson buka pintunya!" Ujar Julia sembari mengetuk pintu.

Gue mau menjawab, sayangnya apa yang terjadi selanjutnya adalah sengatan yang hebat pada jantung gue, hanya raungan kesakitan yang keluar dari mulut gue.

"Grey, lo kenapa?" Tanya Julia.

Gak ada rasa panas lagi yang menyerang gue, gue mulai dapat bernafas lega. Sayangnya, itu hanya sementara.

Gue berubah menjadi makhluk yang menjijikkan.... seakan baru saja kehilangan kulit. Badan dan wajah gue terlihat seperti korban begal yang terbakar, tapi rambut gue masih utuh.

Ini serius....

Bedanya hanyalah pada kaki dan tangan yang memiliki kuku yang hitam dan sedikit panjang. Kaki dan tangan gue terlalu besar untuk badan dan juga.... busuk. Maksudnya bukan baunya.

"Greyson, gue dobrak! Lo minggir dari sana!" Teriak Julia.

"Tunggu! Julia!" Cegah gue.

Bisa gawat kalo dia dobrak terus ada yang ngeliat gue.

Baru saja juga gue cegah, dia malah udah main dobrak aja.

Parahnya, dobrakan Julia langsung bikin pintunya terbuka.

Entah apa karena pintunya yang jelek atau tenaga Julia yang terlalu kuat.

Lantas saja Julia ngeliat diri gue yang kayak gini.

"Tolong dengar dulu" ucap gue cepat.

Matanya melotot gak percaya, dia tampak ketakutan dan mencoba untuk berteriak dan keluar dari ruangan ini.

"Tunggu!" Cegah gue.

Perisai biru tiba-tiba terbentuk di depannya seiring gue mencoba menghentikannya. Saat Julia menabrak perisai tersebut, terlihat aliran listrik yang kemudian membut tubuhnya terpental ke arah gue.

Untungnya, gue gak terlalu merasa sakit.

Gue kemudian bergegas menutup pintunya sebelum yang lain melihat ke dalam, tidak lupa pula gue tahan pintunya dengan meja.

Badan gue terasa lebih kuat berlipat ganda dibanding sebelumnya, seolah evolusi badan ini memberi gue kekuatan yang tidak bisa dijelaskan.

Julia kemudian bangun perlahan sambil meringis.

"Hey Julia, lo gpp kan?" Tanya gue.

Dia melihat gue, kemudian mengerang sambil memegangi tengkuknya.

"Hey, hey, ada apa?"

Erangannya semakin keras. Dia tergelepar di lantai.

Ya tuhan, kalo dia mati gue harus gimana?

The Guardian HunterWhere stories live. Discover now