PART 6

345 26 13
                                    

Entah ini bagus atau buruk, tapi seekor manusia serigala ditemani oleh seorang cewek yang mukanya remuk tampaknya baru saja mengalahkan nih monster Gendoruwo.... ya, cewek muka remuk ini memiliki pedang berkarat. Dengan sekali sentakan, kepala gendoruwo terpotong, disusul dengan semburan api dari mulut manusia srigala.

Gue menganga melihat pemandangan yang ada di depan gue. Kedua setan yang ada di depan kami ini kemudian melihat kami dengan tatapan mematikan.

Gak ada yang bisa mengatakan apa-apa baik gue maupun Julia. Mereka perlahan melangkahkan kaki mereka mendekati kami.

"Please kill him, he just attacked me before. I swear I didn't do anything wrong!" Ucap Julia cepat.

Pandangan mereka kemudian teralih kepada gue saja.

"WHAT? NO! I SWEAR I....."

Gue langsung terdiam tidak bergerak ketika pedang berkarat si muka remuk ini mengacung ke arah gue.

Yang benar saja, masa gue harus mati kayak gini.

"Kalian tau ada berapa orang yang sudah mati karena kalian?" Tanya si muka remuk sambil melihat ke arah gue.

Wait, kok dia bisa pake Bahasa Indonesia?

Pandangannya semakin mematikan, lebih menyeramkan dibanding Julia.

Gue mau menjawab, tapi mulut gue seakan terkunci oleh pedang berkarat yang jaraknya hanya beberapa senti dari leher gue.

"Dia tidak bisa menjawab jika anda tetap mengacungkan pedang di dekat lehernya seperti gitu" tutur Julia lembut.

Dia memandang ke arah Julia selama beberapa detik kali ini, kemudian menurunkan pedangnya secara perlahan.

Ini beneran, dia ngerti Bahasa Indonesia. Gue akhirnya mulai mengerti saat ngeliat tato yang ada di dada manusia srigala yang ada di samping si muka remuk. Gue yakin cewek berpedang ini juga punya tato di tengkuknya. Mereka adalah The Hunter, sama seperti kami.

Ngomong-ngomong, manusia srigala ini tampak seperti srigala beneran, nggak kayak yang ada di sinetron cstv ganteng-ganteng siluman. Kepalanya kepala srigala, begitu juga dengan kaki dan tangannya, sedangkan badannya badan manusia yang kekar, hanya saja ditumbuhi selingan bulu.

"Kami hanya mencoba untuk menghentikan monster tadi. Kami bersumpah, kami tidak membunuh siapapun" ujar gue selembut mungkin.

"Gak ada Guardian Hunter yang boleh ketawa pada saat perburuan, gak ada yang boleh bercanda. Kalian ingat ya, nyawa banyak orang tergantung sama kalian. Jangan kalian anggap ini sebagai lelucon, ngerti?" Bentak si muka remuk. Dia kemudian.... memasukkan pedangnya yang panjang ke dalam mulutnya dengan cara menelannya perlahan.

Yiacks.... itu mulutnya emang tempat pedangnya disimpan atau gimana ._.

Dan ngomong-ngomong, maksudnya guardian hunter apaan sih .__.

"Dan tolong cara ngomong lo jangan formal banget" tambah si manusia Srigala sambil terkekeh. Dia kemudian langsung terdiam saat si muka remuk melirik ke arahnya dengan tatapan tajam. Gue malah ikut terkekeh dan bernasib sama, mendapatkan tatapan tajam.

Tidak lama setelah itu, terdengar suara sirine mobil polisi, manusia srigala meminta kami mengikutinya untuk bersembunyi. Hingga akhirnya kami menemukan sebuah pohon besar yang tidak terawat.

"Kalian pergi lah duluan" ujar serigala. "Acara pemakaman Ripero akan dimulai sebentar lagi"

Julia melirik ke arah gue sebentar, gue menggelengkan kepala.

"Mendekatlah ke arah pohon" ucap muka remuk.

Gue dan Julia saling dorong tidak ingin menjadi yang pertama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Guardian HunterWhere stories live. Discover now