satu

18 4 0
                                    

Happy reading

•••••

tengah malam tak ada bintang dilangit. mendung hitam tampak menggumpal. sunyi, tidak terdengar suara apapun dibalkon kamar savalla.


gadis itu membuka layar laptopnya, dan menyetel lagu, alunan musik pelan membawakan suasana semakin menjadi purau

kita hanyalah manusia yang terluka

terbiasa tuk pura pura tertawa

namun bolehkah, skali saja ku menangis

ku tak ingin lagi membohongi diri

kuingin belajar menerima diri

ceklekk

"non ala sudah tidur?" seseorang masuk kedalam kamar ashya

"non..?"

seseorang itu mulai berjalan menuju balkon.

"lohh non kenapa ada disini, sudah malem loh non"

"ehh bibi, engga bi tadi ala  cuma lagi nyari bintang aja hehe"

savalla yg tadinya sedang melihat langit tanpa bintang itu menengok kebelakang, ah ternyata bi iswah

"non ala habis nangis ya? kok matanya bengkak gitu?"

bibi bertanya pada savalla, sebenarnya memang benar, savalla sejak tadi sedang menangis, tapi dengan cepat savalla mengelak.

"ahh ngga kok bi, ala ga habis nangis, ini kelilipan aja, tuh dari tadi anginnya kencengggg bgttt, ala jadi kelilipan dehhh"

"ooohhh begitu..
yasudah kalo begitu, ayo non ala cepat tidur ya, besok hari pertama masuk sekolah kan?"

"iya bibii, ini ala sebentar lagi masuk ke kamar kok, bibi duluan aja tidurnya"

"oke deh bibi keluar ya.., malam non ala, tidur nyenyak yah"

"dadahh, good night bi iswah"

bi iswah mulai menutup pintu kamar savalla pelan. senyum yang ada dibibir savalla mulai memudar, hening.

savalla mengambil laptopnya dan menutup pintu balkon, lalu pergi kekamar mandi, untuk mencuci muka.














savalla sudah berbaring diranjangnya, lampu sudah dimatikan, tidak ada suara apapun kecuali suara dentingan jam.

23.45

angka yang tertera pada jam di handphone savalla.
sudah mulai larut, savalla harus segera tidur.

HUJAN TANPA SENJA || on goingOnde histórias criam vida. Descubra agora