1

325 16 0
                                    

Seorang gadis sedang duduk diatas balkon kamarnya, ia sedang melihat indahnya langit malam dengan ditemani secangkir kopi tanpa gula dan sebuah buku yang selama ini menjadi temannya, setiap malam ia tak pernah absen untuk melakukan kegiatan nya, duduk termenung dan menatap rembulan yang jauh disana. Ia menyukai hal ini, hal yang selalu membuatnya tenang dan nyaman tanpa ada yang tau bahwa semua ini dilakukannya untuk membuat sebuah pengalihan untuk luka yang setiap hari ia rasakan. Tidak, bukan luka fisik tapi luka yang ada dalam hatinya, luka yang lebih sakit dari yang dibayangkan.

"kak...." seseorang mengalihkan lamunannya, ia menatap seorang pemuda yang hanya berbeda setahun darinya, laki laki jangkung, manis dan berpipi chubby yang sangat ia sayangi melebihi dirinya sendiri.

"Iya, kenapa dek?"

"Ayo kita makan bareng fiki laper"

"Kakak nemenin kamu makan aja ya, kakak lagi ga laper"

"Pokoknya kakak harus ikut makan juga, kalo kakak gak makan, fiki juga gak mau makan titik!!"

Ia tau bagaimanapun ia menolak untuk makan tapi adik laki laki nya  itu akan memaksa ya untuk tetap makan, adik laki laki nya itu memang tidak bisa untuk makan sendiri, Fiki sudah terbiasa untuk ada aluna disampingnya, dimanapun ada Fiki disitu pasti ada Aluna. Fiki memang sangat manja dan terkadang egois tidak membebaskan aluna dengan "dunia" nya, tapi Aluna sangat menyayangi Fiki lebih dari dirinya sendiri karena sedari kecil mereka tak terpisahkan.

Mereka turun ke meja makan, disana sudah ada nasi beserta lauk pauknya, dirumah sebesar itu mereka hanya tinggal berdua, papa dan mamah nya sangat gila bekerja, mamah akan ada dirumah saat weekend tiba sedangkan papah jarang sekali ada dirumah.

Fiki melihat makanan yang ada dipiringnya dengan tatapan berbinar, ia langsung menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya, sedangkan Aluna memakan makanannya sedikit, hanya formalitas supaya Fiki bahagia, ia menatap rumah ini miris rumah sebesar ini hanya mereka, bi inah asisten rumah tangganya, 1 satpam dan 1 supir. Terasa hampa baginya.

"Kak mentari kenapa? Kok makanannya ga dimakan?" tanya Fiki tiba tiba

"eh kakak lagi ga nafsu makan aja kok dek" jawab aluna seadanya

"Kakak lagi ga nyembunyiin apa apa dari Fiki kan?"

"Engga kok, suer deh"

Fiki masih menatap kakaknya dengan perasaan heran tapi ia tak mau mencurigai kakaknya, selama ini memang mereka tak menutupi masalahnya satu sama lain, mereka terbuka untuk masalah sekecil apapun, tapi itu hanya berlaku untuk Fiki, dia tak tau jika kakaknya pandai dalam menyembunyikan "luka" nya.

Setelah makan selesai Fiki dan Aluna langsung menuju kamarnya masing masing, kamar mereka bersebelahan  dan tak sungkan Fiki sering tidur bersama kakak nya. Seperti malam ini Fiki merengek minta tidur bersama Aluna, dan aluna tak akan pernah bisa menolak nya ia mengizinkan Fiki untuk tidur dikamarnya. Aluna mengusap usap rambut Fiki, dan Fiki perlahan mulai terlelap ke alam mimpinya.

"selamat tidur adek kakak yang ganteng" ucap aluna lalu mengecup singkat kening adik tersayangnya.

Mentari itu nama panggilan khusus dari Fiki sama Fenly sahabat nya. Kalo aluna panggilan dari temen temennya yang lain.

Hai salam kenal, aku cuma mau menuangkan apa yang ada dikepalku dan jadiin menulis sebagai hobi positif, aku suka ama boy grup unity yang positif vibes banget dan beberapa member nya aku jadiin cast nya, ini hanya fiksi yaaaaaaaa

Terimakasih sudah membaca ceritaku, semoga sukaaaaa

26-10-2021

PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang