57

39 8 0
                                    

Ia sudah berdiri didepan pintu rumah fiki,  dengan langkah yang terburu buru ia masuk kedalam rumah itu dan mulai mencari keberadaan adiknya,  luna sudah mencari ke beberapa tempat seperti kamar fiki,  taman belakang, dapur,  dah bahkan ia sudah mencari ke semua tempat kecuali kamarnya sendiri. Tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk kedalam kamarnya,  ia melihat fiki yang tertidur dengan lelap dan memeluk bingkai foto, Aluna menghampiri fiki dan mulai membenarkan posisi tidur fiki,  ia juga mengambil bingkai foto itu,  ia tersenyum kala melihat bingkai foto yang menampilkan ketika fiki memegang piala lomba bernyanyi pertamanya dan ia yang merangkul adik tersayang nya itu. Aluna memutuskan untuk ikut merebahkan diri disamping fiki,  rasanya ia rindu fiki walaupun ditinggal fiki hanya beberapa hari tapi baginya itu sangat lama dan sangat melelahkan.

Suara ketukan pintu membuat Aluna terbangun ia mengerjapkan matanya beberapa kali,  setelah dirasa kesadarannya mulai datang ia melihat ke sebelahnya dan tersenyum ketika mendapati fiki yang masih berada disana dan masih tertidur pulas. Ia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu itu dan melihat pelayan rumah yang menawari untuk dimasakkan menu apa untuk makan malam mereka,  Aluna menolak itu dan mengatakan jika ia yang akan memasak kali ini dan pelayan itu mengangguk lalu pergi mengerjakan tugasnya yang lain.

Aluna mulai membersihkan berbagai macam sayuran yang ada didepannya,  dengan senyum yang terus mengembang ia sangat bersemangat untuk memasak makanan untuk adiknya yang rasanya sudah lama ia tak melakukannya. Ia memotong motong ayam dan membalurinya dengan bumbu  lalu menggorengnya ia juga memotong motong sayuran yang tadi ia bersihkan,  ia akan memasak ayam goreng, sayur capcay, dan udang goreng tepung  menu yang sangat simple kali ini dan pasti fiki akan menyukainya . Setelah beberapa waktu berlalu semua hidangan sudah tertata rapi di meja makan,  Aluna berniat untuk membangunkan fiki tapi langkahnya terhenti ketika melihat fiki yang menuruni anak tangga dan sedang sedikit berlari ke arah meja makan dengan senyum yang mengembang.

"kak mentariii, kakak ko ada disini? Sejak kapan? Aku kangen" ucap fiki yang memeluk Aluna dengan erat

"dek kamu kenapa gak nyamperin kakak sih tadi? Bunda bilang tadi kamu kerumah dan mau nyamperin kakak tapi kamu malah pulang dan ga nemuin karak " ucap aluna yang membawa fiki duduk disalah satu kursi itu

" aku gak mau ngebantu kakak ama bang shand jadi aku pulang lagi aja,  lagian tadi kakak bahagia banget disana kan? Aku pikir kakak udah lupa ama aku"

"dek kok bilangnya begitu sih? Gak sehari pun kakak lupa ama kamu,  kakak setiap hari ngehubungin kamu tapi selalu aja gak bisa"

"hp aku rusak kak maaf,  dan disana aku bener bener dibikin sibuk sampe aku gak bisa hubungin kakak balik,  maaf ya kak"

"udah udah gapapa yang penting sekarang kamu dan kakak ada disini bareng bareng lagi,  kita makan dulu ya"

Ketika hendak menyuapkan makanan terdengar suara yang sedikit rusuh dari luar dan makin lama suara itu makin terdengar jelas ternyata itu suara dari shandy, aji, zweitson, fenly dan Alea yang datang kerumah fiki

"wih lagi pada makan nih,  kebetulan gue belum makan mau ikutan boleh kan fik"ucap shandy yang sudah duduk disebelah aluna

"duh kok kalian pada dateng barengan gini sih udah kaya mau tawuran tau ga"ucap fiki yang sedikit kesal karena ia fikir ia akan menghabiskan waktu berdua saja dengan kakaknya itu tapi semua itu gagal

"heh fik lo gak kangen ama kita apa?  Udah baik kita nyamperin lo kesini"ucap aji yang sudah menyendok beberapa makanan didepannya

"iya nih,  gue ama aji dateng kesini khusus karna denger lo udah balik jadi kita langsung gas kesini" ucap zweitson

"lo tau gak fik disekolah nih bocah berdua kayak anak ilang karna kurang satu personil" ucap lea yang duduk disebelah fenly

Sedangkan itu fenly yang duduk didepan Aluna sedikit merasa canggung kepada Aluna setelah insiden permainan truth or dari pada malam itu dan hanya tersenyum saja melihat drama yang ada didepannya

"udah udah kangen kangenannya dilanjut nanti ya,  gak baik makanan didepan kalian dicuekin gitu,  makan yang banyak"

Setelah Aluna mengucapkan itu semua orang fokus pada masing masing dan suasana sedikit hening sejenak hingga tiba tiba suara fenly memecah keheningan itu

"masakan lo selalu enak ya mentari,  pantesan aja fiki segembul ini" ucap fenly yang diakhiri senyuman manis

"ehem" suara deheman dari Alea membuat semua mata yang ada dimeja makan itu tertuju padanya selanjutnya ia hanya senyum serta menggeleng gelengkan kepalanya

"bilang aja fen lo suka masakan Aluna  dan pengen nantinya dimasukin lagi kan"lanjutnya

"nanti sekolah gue bawain bekal makanan mau fen? "

Fenly mendadak panik dan sebisa mungkin menyembunyikan tingkah saltingnya,  bibirnya tertarik secara tidak sengaja yang membuat ia tersenyum

" ga usah repot repot lun,  ntar ada yang ngambek lagi,  tuh liat ada uang cemberut"

Aluna menoleh ke arah fiki dan benar saja jika fiki memasang ekspresi ngambeknya,  Aluna mendekati fiki dan membisikan sesuatu hingga fiki tersenyum dan mengangguk

"lah dasar bocah tadi ngambek tiba tiba senyum lagi ga jelas emang lo " ucap shandy

" gapapa sih sirik ae lo bang,  kak fenly jangan khawatir gue gak akan ngambek ko kalo kak mentari bawain lo bekal tenang aja" Fiki dengan antena melanjutkan aktifitas makannya yang membuat semua orang bingung tapi mereka semua melanjutkan aktivitas makannya juga.

Setelah selesai dengan acara makannya mereka berkumpul di halaman belakang rumah fiki untuk mengobrol dan saling bercanda mereka duduk lesehan dengan kaki yang menyentuh air kolam renang. Aluna dapat oleh fiki dan shandy yang daritadi terus saja berdebat untuk hal yang ia fikir tak penting.

"makanya bang lo tuh harus nyobain makan bubur diaduk supaya tau gimana enaknya" ucap fiki

"dih lo mah manusia aneh masa makan bubur diaduk,  pokoknya yang paling bener mah bubur gak diaduk"

"nih kita tanya kak mentari aja gimana,  kakak suka makan  bubur diaduk kan? "

" iya dek kakak emang suka makan bubur diaduk"

"tuh kan bang,  apa gue bilang"

"tapi kakak mau nyobain sih gimana rasanya bubur ga diaduk"

Fiki yang tadinya memasang wajah sombong kepada shandy kini malah mendatarkan ekspresinya,  dan yang lainnya hanya tertawa menyaksikan interaksi dari ketiga orang itu,  suara handphone shandy mengalihkan suasana yang tadinya bising menjadi hening

"lun bunda nelpon kita disuruh pulang sekarang"ucap shandy tepat setelah telpon itu terputus

"apa lupa gak bisa nginep dirumah fiki malem ini kak? "ucap aluna

" gak bisa lun makanya kakak kesini disuruh jemput kamu"

"yaudah kak mentari kakak pulang aja,  aku gapapa ko,  kakak balik aja ke keluarga kandung karak " ucap fiki sambil menatap air yang ada didepannya

" dek kamu gapapa kan?"

"aku gapapa kak,  kakak mending pulang sebelum bundanya kakak nyariin lagi"

"Kakak janji besok kakak mau bawa bekal buat kamu makan disekolah ya,  nanti kita ketemu disekolah ya" ucap aluna yang kini bangun dan mengikuti arah langkah kaki shandy.

Haiiiii semoga suka ama part ini yaaaa,  maaf kalo banyak typo bertebaran,  maaf juga aku updatenya lama.
Makasih buat yang udah vote dan ngasih komennya.
Semoga kalian sehat dan bahagia selalu



PELINDUNGMU RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang