Rawr

10.6K 2.4K 1.5K
                                    

Hai, bagaimana hari ini? Apakah baik-baik saja?

Kalian baca part ini sambil ngapain?

Jangan lupa vote dulu. Spam komen juga biar seru hihi..

HAPPY READING HERELONES-!!

.....

"Althea? Shit, lo kenapa?!" Catur yang baru saja hendak masuk ke dalam mengurungkan niatnya begitu melihat Althea yang meluruh di tanah dengan isak tangis yang cukup memilukan. Pria itu menghampiri Althea, berjongkok di sana dan memegang kedua bahu Althea yang langsung ditepis gadis itu.

Catur menghela napasnya. "Sorry, Al. Seharusnya tadi gue gak ngomong hal yang enggak-enggak sama Asean. Gue gak nyangka akhirnya bakal jadi kayak gini."

Althea langsung mendongak menatap Catur dengan dahi mengernyit. Tangisnya mulai reda.

"Gue bakalan cerita sekarang, tapi bangun dulu oke? Kita masuk, gue jelasin di dalem." Catur membantu Althea untuk bangkit. Althea hanya diam menurut dan mereka masuk ke dalam villa.

Begitu keduanya masuk, tatapan terkejut menyapa keduanya. Analisa sontak bangkit mendekati Althea dan merangkul sahabatnya.

"Ya ampun Al." Analisa segera membawa Althea untuk duduk di sofa. Anta dan Atlas yang kebetulan duduk di sana segera menyingkir.

"Ini gara-gara tadi, ya?" tanya Analisa sembari menatap Atlas yang langsung dibalas anggukan oleh pria itu. Atlas dan Atlan sempat memberitahu mereka semua yang berada di dalam tentang kejadian Asean dan Althea. Hal itu untuk memberi peringatan jangan ada yang keluar sampai masalah keduanya selesai. Namun, Atlas sedikit terkejut mendapati Althea yang sudah terlihat kacau dan masuk dengan pria yang berbeda.

"Asean ke mana?" tanya West.

"Dia pergi, dia ninggalin gue. Asean marah sama gue, Asean..." Althea tak melanjutkan ucapannya lagi. Ia kembali terisak.

West langsung bergerak mendekati Althea dan memeluk gadis itu menenangkan.

"Dia marah sama gue, West. Gue jahat, gue udah buat Asean sakit hati." West tak menanggapi ucapan Althea. Ia terus mengusap punggung gadis itu menenangkan. West cukup paham. Ini semua juga tidak mudah bagi Althea.

Teman dari kecil yang menemaninya sampai sekarang dan sosok teman kecil yang ia tunggu kehadirannya sedari lama.

"Ini semua salah gue," cetus Catur di tengah keheningan. Seluruh tatapan mengarah pada pria itu.

"Maksud lo?"

Catur mengusap wajahnya kasar. Lalu mulai membuka suara.

Flashback On

"Lo gak nyaman, ya, di sini? Soalnya gue liatin lo kek diem aja gitu." Althea memandang Catur tak enak hati. Soalnya ia yang mengajak pria itu untuk bergabung, tapi ia sama sekali tidak membantu agar Catur nyaman berada di sini.

Catur menoleh, lalu tersenyum sekilas." Wajar, gue belum terlalu kenal sama mereka. Jadi, ya, masih canggung."

Althea meringis. "Sorry, gue gak terlalu merhatiin hal itu daritadi."

"Santai aja." Catur mengacak rambut Althea. Setelah itu hening kembali menyapa.

"Heh, temenin Summer ambil piring sana di dapur. Berduaan mulu lo." Asean datang dan langsung menyentil kening Althea. Catur hanya melirik sekilas. Diam-diam ia juga tersenyum kecil, ia tahu pria itu sedang cemburu.

HEREDITARIUM || EndWhere stories live. Discover now