14

764 63 8
                                    

"Kale, gimana hubungan kamu dengan Sara?" Tanya Alex.

Kale yang tengah membolak-balikkan daging menoleh sebentar. "Baik, pi. Sara istri yang baik."

"Syukurlah. Papi minta maaf sama kamu, kalau Sara belum siap sama pernikahan ini."

"Bukan salah papi atau yang lain. Kale bahagia kok sama pernikahan ini. Dan Kale harap Sara juga akan bahagia." Alex tersenyum bangga.

"Alex, udah belum dagingnya?" Grace berteriak dari meja outdoor pekarangan rumah Atmaja.

"Dikit lagi. Sara udah laper ya?" Teriaknya balik.

"Iya!"

"Ih apasih mi! Aku gak laper."

"Mami loh denger suara perut kamu."

Kale tertawa kecil mendengar gerutuan Sara.

"Istrimu itu gengsinya tinggi." Alex menyenggol siku Kale. Lagi-lagi pria itu hanya tertawa untuk menanggapi ucapan mertuanya.

"Itu daging yang baru kamu ambil, kasih ke Sara dulu aja. Nanti buat mami, papi aja yang urus."

"Oke pi." Pria itu berjalan membawa piring yang berisi dua daging panggang lalu meletakkannya di atas meja.

"Udah laper ya? Maaf lama." Sara mengangguk. Membuat Kale gemas.

"Sini dagingnya, mami potongin."

"Mami sama Sara makan duluan aja. Biar Kale sama papi."

"Loh, mami mau suap-suapan sama papi. Kalian berdua makan dulu aja." Ucap Grace seraya memberikan piring berisi daging yang telah dipotong. Sara mendecih mendengar ucapan maminya. Sedangkan Kale  hanya tertawa.

Grace yang mendengar suara decihan Sara, tertawa kecil, "Kenapa kamu? Mau disuapin Kale juga?"

"Mami, berhenti gangguin aku." Kesalnya.

"Muka kamu merah tuh." Kale ikut memandangi wajah istrinya.

"Udah mi, kasian Sara. Malu."

"Yaudah, ini mami ke papi dulu ya. Kalian kalau mau makan duluan, makan aja." Grace beranjak menuju Alex yang masih sibuk memanggang daging. Kale pun duduk di samping wanitanya.

"Kamu gak makan?" Tanya Sara sebelum menyuapkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

"Suapin."

Tidak menolak, walaupun ekspresinya tetap datar, Sara mengarahkan sepotong daging tadi ke mulut Kale. Ia pun menerimanya dengan senang hati.

"Enak." Puji Sara setelah memakan potongan yang lain.

"Papi yang buat bumbunya."

"Makan yang banyak." Kale mengelus surai hitam Sara.

"Kamu juga." Wanita itu kembali menyuapkan sepotong daging kepada Kale. "Besok mau bubur ayam depan gang."

"Siap, besok pagi kita jalan ya."

Sara yang tengah asik makan melihat ada notifikasi masuk.

Nathan Sanjaya
Malam Sara,
Ini nomornya Nathan

Sara Atmaja
Kenapa?

Nathan Sanjaya
Ya, gak apa-apa?
Pengen ngobrol aja

Tidak ada balasan yang Nathan terima setelahnya. Pria itu menghela napas dan mengarahkan pandangannya menuju pemandangan kota malam ini.

Something, We Called It LoveWhere stories live. Discover now