Bab 3

1.4K 231 2
                                    

Tiga

"Kamu sudah mendapatkan pekerjaan baru, Nak?"

Ayuning menggeleng. "Belum, Bu. Ada beberapa panggilan kerja dan aku juga sudah lulus beberapa test dan interview, tapi—"

"Tapi?"

"Ternyata untuk ditempatkan di luar pulau. Aku tidak mau meninggalkan Ibu."

Meitha terdiam. Ia menatap putri sulungnya. Ia ingin Ayuning mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari tempat kerja sebelumnya. Ayuning baru mengaku bahwa ia tidak pernah mendapatkan jatah makan siang selama tiga hari dalam seminggu, dan jika lembur, putrinya itu terkadang tidak mendapatkan uang overtime. Selama ini putrinya diam saja, dan sebagai orang tua, ia menyesal karena tidak mengetahui hal itu selama dua tahun Ayuning bekerja. Meitha sibuk bekerja di toko sembako, dan sibuk mengkhawatirkan putri bungsunya.

"Ibu tidak perlu merasa bersalah. Aku hanya tidak ingin membebani Ibu. Ibu sudah lelah bekerja, jadi aku tidak ingin membuat Ibu semakin lelah dengan masalahku."

Meitha menangis kala putrinya berbicara seperti itu. Dan, setiap mengingatnya, hatinya terasa perih. Sejak kecil, Ayuning tidak pernah mengeluh ataupun menangis, seberat apa pun masalah yang ia hadapi. Ia selalu terlihat tegar, dan berusaha menjadi anak yang baik serta kakak yang baik untuk Indah, adiknya. Ayuning sangat menyayangi Indah, dan ia bersikeras untuk membiayai sekolah adiknya itu. Sedari kecil, Ayuning rela berjualan koran sepulang sekolah, mencuci pakaian para tetangga, ataupun mengasuh teman-teman adiknya.

Mungkin hanya sekali ia mengeluh, saat bobot tubuhnya menjadi over gara-gara terlampau banyak makan junkfood setelah diputuskan oleh cinta pertamanya, Ronny. Namun, Ayuning membiarkannya saja, tidak berusaha untuk diet, dengan alasan malas.

"Apa aku salah, Bu?"

Pertanyaan Ayuning membuyarkan lamunan Meitha. "Apa, Yu?"

"Apa aku salah kalau ingin tetap berada di dekat Ibu dan Indah?"

Meitha tersenyum seraya mengelus kepala putrinya dengan lembut. "Suatu saat nanti jika kamu menikah, kamu harus pergi ikut suamimu."

"Ayu tidak akan—"

"Yu," potong ibunya, "jangan pernah bilang seperti itu lagi. Tidak semua pria seperti Ronny, kan. Kamu harus mulai mencari calon suami."

"Tidak ada yang mau dengan wanita gemuk dan kucel seperti aku, Bu. Lagi pula... Ibu kan tahu, aku malas untuk diet dan berdandan."

Meitha tersenyum lebar. "Suatu saat pasti ada, Yu, Ibu yakin itu. Seseorang yang dapat melihat kebaikan hatimu. Seseorang yang menganggapmu sebagai wanita tercantik di mata dan hatinya."

Ayuning hanya mengangguk. Ia berpikir memang ada pria seperti itu, tetapi langka, hanya satu berbanding seribu. Dan, Ayuning tidak yakin bisa mendapatkan pria seperti itu. Ia pasrah saja. Lagi pula... ia lebih senang seperti ini, hidup bertiga dengan ibu dan adiknya.

***

Pada suatu pagi, Rita, teman Ayuning yang masih bekerja di KARAN Furniture, tiba-tiba menelepon dan menawarkannya lowongan pekerjaan sebagai pengasuh anak di sebuah rumah yang memiliki empat bersaudara. Ayuning menolak, tetapi Rita bersikeras.

"Yu, ini cuma sementara, enam bulan saja. Kamu, kan, belum mendapatkan pekerjaan baru. Gajinya lumayan besar, loh." Rita menyebutkan angka-angka yang membuat Ayuning hampir tersedak roti yang sedang ia kunyah.

"Serius, Rit??"

"Iya. Makanya, Yu. Ambil saja!" saran Rita. "Kalau aku jadi kamu, pasti tidak akan kutolak."

Ayuning menimbang-nimbang. Setelah memikirkannya semalaman, ia membuat keputusan untuk mencoba menjadi pengasuh. Toh sewaktu kecil ia sering mengasuh Indah dan teman-teman adiknya itu. Pertimbangannya adalah gaji yang lumayan besar meskipun syaratnya ia harus bekerja mulai pukul enam pagi hingga pukul sembilan malam. Bukan masalah besar sebab letak rumah calon majikannya hanya berjarak sekitar tiga puluh menit dengan kereta api.

Oke, selamat datang pekerjaan baru!

💋💋💋

Emerald, Senin, 18 Oktober 2021, 11.17 wib.

Pdf ready 30k

WA 0877-6528-6021 XL
WA 0822-1377-8824 Simpati

Berhubung hapeku mati total, jadi nomor kontak pada hilang di kartu simpati. Yang minat pdf ku boleh save kontak n chat ya. Makasih 🥰🥰🥰

The Nanny and I by EmeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang