Bab 4

1.5K 206 4
                                    

Empat

Ayuning merasa cocok dengan ketiga majikan barunya: Mario yang masih berusia lima tahun sangat menggemaskan dengan bola mata biru dan rambut pirang; si cantik Dyah yang duduk di kelas satu SMP dengan mata cokelat dan rambut ikal cokelat; dan Raka si super ramah yang baru saja masuk kuliah dengan mata dan rambut sehitam malam. Tetapi, Ayuning belum bertemu dengan si sulung Raja Setan.

Sejujurnya Ayuning ingin tertawa mendengar nama julukan si sulung yang diberikan oleh ketiga adiknya, tetapi ia menahan diri—--ia juga belum mengetahui nama si sulung karena merasa tidak penting untuk bertanya, toh ia tidak mungkin mengasuh pria berusia dua puluh enam tahun, kan?

Ketiga adiknya selalu tunduk jika ada si sulung, tetapi membicarakan kejelekan pria itu di belakangnya.

"Iya, Kak, makanya sudah sepuluh pengasuh yang dibuat tidak betah oleh kelakuan si Raja Setan itu!" jelas Dyah, membuat Ayuning terkejut.

"Kenapa?"

Raka berbisik di telinga Ayuning, membuatnya sedikit geli, "Soalnya Raja Setan sudah bosan."

"Apa?"

Raka menjauhkan wajahnya. Ia tersenyum misterius dan berkata pelan agar tidak terdengar kedua adiknya, "Jika Raja Setan sudah bosan bermain dengan para nanny, maka ia akan memecat mereka begitu saja." Ia menepuk bahu Ayuning. "Jadi Mbak Ayu harus siap-siap kalau Raja Setan sudah bosan."

Ayuning mengerutkan dahinya. Entah kenapa, tiba-tiba ia teringat pada Karan, membuatnya seketika bergidik.

Ayuning melihat-lihat berkeliling rumah diantar Dyah dan Mario, sementara Raka membaca buku di perpustakaan.

"Itu foto si Raja Setan," Dyah menunjuk sebuah foto berukuran besar yang tergantung di dinding di depannya. Di dalam foto itu ada Nyonya Fitrya dan Tuan Dzillo bersama keempat anaknya sedang berpose dengan latar belakang sebuah taman bunga yang sangat indah, danau, serta gunung kebiruan yang tinggi menjulang.

Mata Ayuning seakan ingin meloncat keluar dari tempatnya saat melihat sosok si Raja Setan di dalam foto tersebut--—pria bertubuh tinggi, tegap, dengan senyum sinis menghiasi wajah tampannya: Karan! Alias mantan bosnya yang sangat berengsek!!

Keringat dingin seketika merambati punggung Ayuning. "Itu kakak kalian? Namanya—--?"

"Dev Karan," jawab Mario dengan senyum.

Ayuning seolah merasakan dinding di sekitarnya runtuh dan lantai tempatnya berpijak amblas, membuat tubuhnya gemetar hingga ia jatuh terduduk.

"Mbak, kenapa? Sakit?" Dyah dan Mario langsung membantunya berdiri, tetapi mereka tentu saja tidak kuat.

Ayuning lebih memilih untuk duduk sejenak karena tubuhnya betul-betul lemas!

***

Sekitar pukul sembilan malam, ketika Mario dan Dyah sudah terlelap di kamar mereka—--sementara Raka tertidur di perpustakaan—--Ayuning mengendap-endap ke dalam kamar yang diduganya sebagai kamar Karan. Ia ingin memastikan betul-betul bahwa Dev Karan si Raja Setan adalah orang yang sama dengan mantan bos di tempat kerja sebelumnya.

Melihat foto-foto di kamar si Raja Setan, Ayuning baru yakin seratus persen bahwa calon majikan barunya memang Dev Karan si mantan bos!

Ayuning benar-benar sial.

Saat tengah berpikir untuk membatalkan pekerjaannya sebagai nanny, tiba-tiba Ayuning dikejutkan oleh suara langkah berat menuju kamar.

Siapa ituApakah... Karan? tanya Ayuning dalam hati. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat.

***
Putri Permatasari, Rabu, 27 Oktober 2021, 05:45 wib.

Pdf ready 30k
Buku ready 69k (belum termasuk ongkir)

Khusus buku, ada tambahan 3 bab dari versi lama

Untuk pemesanan, bisa chat
WA 0877-6528-6021 XL
WA 0822-1377-8824 Simpati

Berhubung hapeku mati total, jadi nomor kontak pada hilang di kartu simpati. Yang minat pdf/buku aku silakan save kontak n chat ya. Makasih 🥰🥰🥰

The Nanny and I by EmeraldWhere stories live. Discover now