Selesai makan siang bersama, Ando pergi meninggalkan Lili dan kedua anak kembarnya di sana. Pria itu berpesan supaya Lili menunggunya di ruang kerjanya bersama kedua anak mereka.
Lili menurut dan tidak mau terjadi masalah, wanita itu bermain dan mengurus dua putranya. Kemudian ketiganya ketiduran di sofa.
Tepat pukul lima sore Ando kembali dan menyaksikan anak-anak dan wanitanya pulas. Hati menghangat menyaksikan hal itu.
Pria itu mendekat dan menghampiri ke tiganya. Ando mengecup Lili dan mengusap kepalanya guna membangunkannya.
Wanita itu terusik dengan perlakuan manisnya dan terbangun.
"Apa mereka merepotkan mu?" tanya Ando perhatian masih mengusap kepala Lili.
Lili mengucek kelopak matanya dan sedikit menguap dengan spontan menutup mulut menggunakan telapak tangannya.
"Kau pikir?!" tanya Lili dengan nada sedikit membentak.
Ando menghela nafas mencoba sabar menghadapi Lili. Bagaimanapun juga Lili ini usianya terpaut jauh darinya dan masih sangat muda, wajar saja emosinya meledak-ledak dan tidak tertebak. Ando mencoba memakluminya.
"Baru bangun, udah galak," kata Ando tanpa bermaksud menyulut amarah Lili.
"Memangnya kamu, baru ketemu sudah mengurung ku dalam kandang, memperkosa dan memperbudakku!" sarkas Lili dengan ketus.
Ando menghela nafasnya dan menatap Lili dalam. "Kau kenapa sih, sensitif sekali? Datang bulan atau sedang hamil, hm ...."
Lili segera menepis tangan Ando yang masih mengusap kepalanya. Ando mengalah dan membiarkannya.
"Aku capek mengandung, melahirkan dan sampai sekarang menyusui kedua anakmu, puas!" katanya menyerupai sambil beranjak bangkit dari sofa.
"Mau kemana?" tanya Ando masih bersabar.
"Aku haus!" ketus Lili sembari menghampiri kulkas mini yang tersedia dalam ruangan tersebut. Wanita itu meraih minuman bersoda dan langsung meneguknya dengan cepat sampai habis.
"Lili," panggil Ando.
"Hm," jawab Lili dengan singkat.
Ando tidak langsung melanjutkan ucapannya, tapi malah berdiri dari sofa dan memperbaiki cara tidur dua bayinya yang sedikit berantakan. Beruntung saja sofanya berukuran jumbo, sehingga mampu membuat dua bayinya bisa tidur nyaman. Tidak tahu dengan Lili istrinya, yang mungkin saja sebaliknya.
"Aku serius dengan perkataan ku siang tadi. Hanya kamu wanita ku dan hanya kamulah yang bisa menjadi ibu dari anak-anak ku!" seru Ando dengan tegas.
Selesai dengan Raga dan Arga, pria itupun menghampiri Lili dan langsung memeluknya dari belakang. Ando meletakkan dagunya di atas bahu Lili.
Lili yang mendapat serangan itu spontan langsung berontak, tapi pada akhirnya apa yang dilakukannya itu hanyalah sia-sia.
"Aku ingin kita kembali seperti semula, Sayang! Kita lupakan masa lalu dan memulainya dari awal. Mari kita rawat anak-anak kita bersama-sama, Kelinci Kecilku yang manis!" rayu Ando penuh harap.
Lili terdiam, tidak dapat dipungkiri olehnya jika dia tersentuh oleh ucapan Ando. Lili pun akan mengangguk, tapi tidak jadi. Ciuman Ando dan Monika mengganggu pikirannya.
"Lepas. Arga dan Raga pasti tidak akan nyenyak tidur di sofa sempit dan rusak milikmu," ucap Liki mengalihkan pembicaraan.
Ando menurut dan melakukannya. "Baiklah. Kamu gendong Arga dan aku yang menggendong Raga," jelas Ando yang disetujui oleh Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Ex Husband [End]
RandomSesuatu yang ditakdirkan untukmu pasti akan menjadi milikmu. Mau kemana dan berada dimanapun sesuatu itu pergi menghilang, ketika sudah ditakdirkan kamu pemiliknya, dia akan kembali dengan sendirinya kepadamu, kepada pemiliknya. Akan tetapi apa jad...