⛲KaCis-Mandi Bola⛲

16K 2K 150
                                    

Tekan vote dan ramaikan komentar⛲

Hari ini kayaknya Klara's Baby bakalan up, kalian bakal ketemu River Embun versi remaja lagi disana heheheheh.

~~~~~~

"Mandi bola!"

Riven dan Rimba hendak menyahut tapi mereka langsung kicep saat melihat tatapan mata sang Mommy.

"Yaudah, aku belanja dulu ya." ujar Embum sembari mengelus rambut River.

River mengangguk cepat. "Kacang buncis! Ayo, ngapain kalian diam?" ajakan itu membuat si kembar menatap Embun.

Menatapnya memelas seolah minta diizinkan, karena pada dasarnya Embun terlalu lembut pada anak-anak dan suaminya, dia mengangguk saja.

"Yaudah sana, Mommy mau belanja dulu."

Senyum ke 3 nya terbit semakin lebar, Riven dam Rimba mencium pipi kanan dan kiri Embun dulu baru setelahnya pergi bersama sang Daddy.

"Dasar." gumam Embun sembari berjalan menuju Matahari.

Hari ini dia cuma mau belanja sedikit saja, hanya belanja stock jajanan yang sudah ludes tak bersisa lagi di rumah mereka.

Di tempat pemandian bola, River mengajak kedua anaknya untuk bermain dibagian perosotan tinggi.

Itu tempat favorit River selama bertahun-tahun mandi bola disini.

"Dad,"

"Heum?"

Riven menarik tangan River menuju bagian lain. "Udah main disini aja, nanti tangan Daddy luka kayak kemarin lagi." sahut Rimba.

River hendak protes, tapi Rimba sudah melemparinya dengan bola-bola beraneka warna, alhasil mereka jadinya malah main lempar-lemparan bola.

Pemilik pemandian bola ini sudah kenal dengan River, dari zamannya dia pacaran sama Embun sampai sekarang punya 2 ekor masih tetap main disini.

Kita beralih pada Embun, wanita cantik itu merasa harus waspada, takutnya si Niko tiba-tiba muncul lagi tanpa diduga-duga yakan.

"Rum, mau es krim." Embun menoleh ke asal suara.

Dia melihat gadis yang pernah dia tangani 14 tahun lalu ada tak jauh darinya.

Wanita itu bersama 9 orang bocah laki-laki berusia 13 dan beberapa tahun, dan juga ada para suaminya.

"Gila, bawa pasukan." gumam Embun kembali shock, gak menyangka juga wanita itu bakalan langgeng sampi anaknya sudah hampir besar.

"Rumm, mau susu itu Rum."

"Mami, ayah berisik."

"Daddy juga berisik tuh."

"Eh, Appa juga berisik."

Embun menjauh dari keluarga angin topan itu, melihat betapa ramainya mereka membuat kepala Embun sakit seketika.

"Enggak bayangin sperma mana yang berhasil." dan gak bisa bayangin juga bapak dari anak wanita itu yang mana.

Embun berjalan menuju area buah-buahan, dia mengambil beberapa buah dan anggur tentu saja.

Trolli sudah penuh dengan jajanan dan belanjaan lain, kini saatnya Embun berjalan menuju kasir.

Saat hendak menuju kasir, Embun terhenti sejenak, dia menunduk dan melihat ada bocah laki-laki berusia 3 tahun sedang memegang erat kakinya.

"Sayang, kamu kok bisa ada disini?" tanya Embun lembut seraya berjongkok agar menyamakan tinggi dengan bocah itu.

Bocah 3 tahun itu sontak memeluk Embun erat. "Momy atu iyang tante..hiks..momy atu datau nimana..hiks..atu ditinday disini..hiks.." isaknya sedih.

Embun menepuk punggung mungil bayi ini.

"Heh! Jeno! Jangan kebiasaan nge daram kamu!" seorang pria tampan tampak berlari kearah Embun.

Dia langsung menggendong bocah tadi. "Maaf Mbak, anak saya ngomongnya suka ngelantur, kebanyakan diajarin akting sama istri saya." ujarnya cepat.

Embun mengibas pelan. "Gak papa, santai aja mas." jawabnya kalem.

Pria tadi pamit, Embun menatap kemana pria itu pergi, eh taunya.

"Rumi lihat! Jeno gangguin orang lagi!"

Gelengan pelan Embun berikan.

"Ada-ada aja." gumamnya.

Setelah selesai dengan semuanya, Embun keluar dari Matahari dengan 2 plastik belanjaan dikanan dan kirinya.

Dia baru saja hendak menyusul anak dan suaminya, tapi ternyata mereka sendiri menghampiri Embun.

"Kok nangis?"

Pertanyaan itu tak digubris, ke 3 nya malah memeluk Embun erat dan menangis lagi.

"Mommy males ah kalau gini, kan main gaboleh nangis-nangis." keluh Embun.

Ke 3 nya malah semakin menangis.

"T-tadi..hiks.."

"Udah, jelasin di rumah ajalah."

Mereka mengangguk, kemudian melepaskan pelukan mereka.

River mengambil alih belanjaan tadi, ke 3 nya terus diam terisak, bahkan sampai di rumah juga seperti itu.

Heran Embun, main aja bisa sampai nangis gini.

®^^®

Bersambung😾

Tekan vote dan ramaikan komentar😾

Kacang Buncis [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang