10 - Chicago

450 52 2
                                    

O'Hore International Airport.

Hampir 20 jam lebih berada di pesawat akhirnya Nabila dan Raka sampai di Chicago, Amerika Serikat. Kini Nabila sedang mencari Joko yang menjemputnya di bandara.

Tidak lama kemudian, Nabila melihat Joko yang sedang mencarinya juga lalu Nabila mendorong kursi roda Raka untuk menghampiri lelaki berkulit hitam itu.

"Joko!" seru Nabila membuat sang punya nama menoleh.

"Angle! maaf susah sekali mencari kamu."

"It's oke, yuk ke mobil."

Selama perjalanan menuju apartemen Nabila, suasana mobil hening. Raka yang biasanya banyak omong jika sedang bersamanya kini ia hanya diam saja, mungkin lelaki itu sedang merasa pusing dan Nabila tidak terlalu peduli dengan perubahan sikap Raka.

Sampai di lobby apartemen, Nabila langsung membawa Raka masuk tanpa menghiraukan kopernya yang masih di garasi, itu biarkan jadi urusan Joko. Nabila masuk ke dalam lift dan memencet angka 10. Sampai di lantai 10 Nabila langsung jalan menuju unitnya.

Ketika sudah di dalam apartemen Nabila langsung menaru Raka di kamar, lalu wanita itu duduk di pinggir kasur sambil menatap Raka yang sedang bergeming.

"Mau makan?" Raka mengangguk.

"Oke sebentar yaa, gue suruh Joko beli makanan keluar. Belom laper banget, kan?" Raka mengangguk lagi.

Nabila keluar kamar menemui Joko yang baru saja masuk dengan mendorong koper Raka dan koper miliknya.

"Thanks jok, gue mau minta tolong lagi boleh?"

"Boleh banget!!! mau minta tolong apa?"

"Beliin makanan dong, buat gue sama Raka. Tapi kalo lo mau sekalian beli aja,"

"Oke laksakan."

"Sekalian jemput Rere yaa," Joko hanya mengajungkan jempolnya lalu pergi dari kamar Nabila.

Nabila kembali ke kamar melihat Raka sedang memejamkan matanya. Terlihat sangat lelah sekali lelaki itu.

"Capek banget yaa?" tanya Nabila sambil mengusap muka Raka.

Raka yang mendapatkan sentuhan dari Nabila tidak ingin menyianyiakan, ia menggusel di telapak tangan Nabila dengan manja lalu membuka matanya.

"Gue nyusahin ya Laa?" tanya Raka.

"Ya bisa dibilang gitu, tapi it's oke gue enjoy jagain lo."

"Sorry,"

"Gapapa Kaa, lo kaya gini juga karna gue kan?"

Raka diam, ia kembali memandang wajah cantik Nabila. Raka tidak pernah menyesal sudah jatuh hati pada Nabila, lelaki itu malah sangat bersyukur walau kadang Nabila sering kali mengabaikannya.

"Nanti gue tinggal gapapa? gue harus ke kantor ngurus berkas-berkas sama nemuin klien gue sama saksi yang waktu itu gue cari di Indo," ijin Nabila yang langsung membuat Raka menatap Nabila tanpa minat.

"Gue sendiri? terus apa bedanya kalo gitu gue di indo sama disini?"

"Nanti ada Joko sama Rere disini Kaa, gue janji gue ngga akan lama."

"Lo baru sampe Laa, apa ngga capek?"

"Capek, tapi biar sekalian aja."

Raka menghela napas panjang, "Ya yaudah ngga gue ijinin lo tetep bakal berangkat, kan?"

Selesai makan Nabila benar-benar langsung pergi meninggalkan Raka, Joko dan Rere. Raka canggung itu pasti cuman jika tidak ada mereka akan lebih ribet lagi.

She's AGATHA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang