Makan Malam

2.9K 309 7
                                    

Taehyung sedang memasak makanan untuk Jeongguk dan dirinya. Menu kali ini sangat simpel, Aglio olio dengan topping udang kesukaan Jeongguk dan Jihun tentunya.  Kalau boleh jujur, Taehyung sangat capek sekali. Seharian menjaga dua bocah yang sangat aktif sekali. Junhe sebenarnya sempat tidur tadi, tapi harus terbangun karena tingkah heboh dan teriakan hyungnya. Berakhir Taehyung harus menjaga dengan melihat keadaan toko serta pegawainya. Taehyung sebenarnya tidak mempermasalahkan harus menjaga Jihun ataupun Junhe, tapi sungguh tubuhnya agak kurang fit akhir-akhir ini. Jadi sedikit saja gampang merasa lelah.

Tadinya mereka akan makan diluar sesuai keinginan Jeongguk, tapi Jihun sudah tidur 10 menit sebelum Jeongguk sampai di toko. Junhe bahkan sudah tertidur dipelukan Taehyung saat pegawainya mengajaknya berbicara tadi. Dengan terpaksa makan malam itu ditunda lain waktu dan mereka semua pulang kerumah. Taehyung, Jihun, dan Junhe memang sudah makan sebelum Jihun tidur tadi. Jadi tidak akan menjadi masalah kalau Jihun melewatkan makan malam. Tapi tidak dengan Jeongguk. Taehyung yakin kalai dia belum makan, jadi Taehyung akan membuatkan makan malam untuk Jeongguk.

Sambil menunggu Jeongguk selesai mandi dan berganti baju, Taehyung akan membuat infused water untuk mereka berdua. Lumayan untuk menghilangkan rasa lelah.

"Apa sudah selesai masakanmu?" tanya Jeongguk yang tiba-tiba datang mengagetkan Taehyung.

"Sudah selesai. Sebentar aku menaruhnya dipiring dulu,"

"Kita makan di sini saja. Meja makan terlalu besar kalau hanya kita berdua yang makan," tawar Jeongguk.

Mereka memutuskan makan di kitchen bar yang ada, dengan duduk saling berhadapan. Taehyung menaruh dua pirong aglio olio, telur gulung, dan infused water.

"Aku membuat infused water, ini bagus diminum saat kita merasa lelah,"

"Terimakasih,"

Mereka makan dengan hening, Jeongguk sebenarnya agak lapar jadi makannya lebih cepat dari biasanya dan Taehyung menyadari hal itu.

"Apa sangat enak?" tanya Taehyung.

"Ya, enak. Pantas Jihun suka masakanmu,"

"Mau tambah lagi? Aku memasak agak banyak juga,"

"Boleh, kalau tidak merepotkanmu,"

"Tentu tidak. Sini aku ambilkan lagi," Taehyung mengambil piring milik Jeongguk.

Ini salah satu yang Jeongguk suka dari Taehyung. Cekatan dan lebih peka. Tanpa banyak bertanya, Taehyung lebih peka terhadap sekitar. Apalagi itu tentang Jihun atau Junhe. Tanpa Jihun bertanya, Taehyung akan tau kalai ada sesuatu yang tidak beres dengan anaknya.

"Habiskan ini tapi pelan-pelan saja, jangan terlalu terburu-buru,"

"Terimakasih,"

"Kau terlalu banyak bilang terimakasih seharian ini, aku sampai kenyang sekali hehehe," Jeongguk hanya tertawa mendengar omongan Taehyung. "Bagaimana hari ini? Apa berjalan dengan lancar?" tanya Taehyung tiba-tiba.

"Apa?" Jeongguk agak aneh dengan pertanyaan tiba-tiba ini.

"Maaf dengan pertanyaan tiba-tibaku, tapi sungguh aku tidak suka dengan keheningan ini. Kalau biasanya akan ada Jihun yang cerewet tapi sekarang hanya kita berdua, ini membuatku agak merasa bosan kalau diam-diam seperti ini. Jadi aku menanyakan hal itu supaya tidak hanya diam seperti ini," jelas Taehyung.

"Ah, sorry. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Jadi maaf. Bisa kita ulangi lagi tadi. Bagaimana seharian ditoko dan membawa dua anak?" ganti Jeongguk yang bertanya.

"Haha, sangat menyenangkan juga. Jihun tidak henti-hentinya menanyakan semua hal yang asing baginya. Semua pegawaiku gemas sekali dengan Jihun, bahkan tidak sama sekali terganggu dengan keberadaan Jihun disana," cerita Taehyung.

"Syukurlah, aku takut kalau dia sangat merepotkan tadi,"

"Kau bagaimana? Apa dikantor baik-baik saja?"

"Ya, lumayan. Tadi aku rapat dengan salah satu kolegaku. Membahas beberapa hal, beruntung dia salah satu kolega yang gampang sekali yakinkan. Jadi aku puas dengan hasilnya," jelas Jeongguk.

"Apa dia kolega yang memberitahumu tentang tempat makan itu?"

"Ya benar, dia tahu kalau aku punya anak usia 4 tahun dan bayi. Jadi menurutnya tempat ini akan disukai Jihun nantinya, jadi tidak akan menjadi masalah kalau aku mengajaknya kesana,"

"Sepertinya tempat itu sangat menarik sekali. Kalian bisa kesana lain waktu, Jihun akan sangat suka sekali. Tadi saja waktu makan siang, kita makan sandwich yang biasa aku beli dan dia sangat suka. Maaf mengajak Jihun makan junk food. Aku akan memberikan jeda dia makan itu dua minggu sekali, jadi dia tidak akan terbiasa makan itu,"

"Tidak masalah. Jihun jarang sekali makan makanan seperti itu, aku dan Sora terlalu sibuk dengan kehidupan kita sendiri sampai lupa dengan Jihun dan Junhe. Jadi saat Jihun memiliki kesempatan untuk mencoba hal baru, aku akan sangat mendukungnya,"

"Kemarin aku menghubungi Sora, tapi sampai saat ini tidak mendapatkan balasan,"

"Sora akan seperti itu saat dia terfokus dengan satu hal. Jadi aku dan Jihun akan biasa saja. Jihun terbiasa tanpa Sora dan aku, jadi saat dia tidak melihat kita disini. Dia menjadi biasa saja sih,"

"Tapi Jihun mulai terbiasa dengan kehadiranmu sekarang,"

"Oh ya?"

"Iya, coba kau perhatikan lagi. Dia akan sedikit kecewa saat kau tidak menjemputnya. Mungkin kerena perhatianmu dan kehadiranmu adalah hal baru untuknya dan membuatnya nyaman, dia jadi tidak ingin hal itu hilang. Jihun anak yang pintar dan peka menurutku. Jadi akan menjadi hal biasa saat menemukan dirinya lebih bisa memahami hal sekitar," jelas Taehyung.

Lihat kan? Bagaimana pemikiran Taehyung tentang anaknya.

"Kau sudah sangat baik sekali, menjadi papa yang baik untuk mereka. Jihun pasti sangat bangga sekali,"

"Ini semua berkat dirimu,"

Pipi Taehyung memerah, setelah mendengarkan kalimat Jeongguk.

Diatas kitchen set, dengan aglio olio yang sudah tandas. Jeongguk dan Taehyung berbicara banyak hal yang membuat mereka dekat lagi dan tanpa ada kecanggungan diantaranya.

Mulai dari sini, Jeongguk lebih berani lagi untuk menjadi dekat. Mereka berdua saling berdebar bila menatap.

Menjadi awal sesuatu hal yang entah abadi atau fana.

Stay With MeWhere stories live. Discover now