Chapter 3

79 13 2
                                    

Hari ini Chanyeol gagal lagi ke pantai. Setelah memanen semangka yang jumlahnya puluhan itu, Chanyeol kelelahan. Dia memang tidak berdua saja dengan kakeknya, ada beberapa pekerja sang kakek yang membantu. Tapi tetap saja, menghabiskan siang hingga sore hari dengan memetik buah semangka yang rata-rata berukuran lebih besar dari bola basket dibawah terik matahari musim panas cukup menguras banyak tenaga.

Chanyeol dan kakeknya sampai dirumah saat hari menjelang petang. Karena selain memetik buah-buah semangka itu, lalu memindahkannya ke mobil box, dan menyimpan sisa buah yang tidak muat dimasukan ke mobil kedalam gudang, sang kakek juga mengajaknya bercengkrama dengan para pekerja sambil beristirahat.

Sampai dirumah kakeknya, Chanyeol disambut dengan hidangan makan malam yang neneknya buatkan. Dia melahap dengan nikmat hidangan tersebut setelah mandi dan berakhir diranjangnya dengan pikiran menerawang. Kembali memutar ingatan mengenai kenangan dua tahun lalu bersama Sehun.

Kala itu, Sehun mengajaknya mendaki bukit. Sehun bilang pemandangan disana tak kalah indah dari pantai. Selain itu, dibukit yang Sehun maksud, mereka bisa menemukan sungai kecil dengan banyak ikan didalamnya. Sehun mengatakan, memancing di sungai lebih mudah dari pada memancing dilaut.

"Kenapa kita tidak membeli ikan dipasar atau beli langsung pada nelayan?"

Chanyeol bertanya saat mendaki bukit. Sejak Sehun mengajaknya mencuri semangka diperkebunan kakeknya sendiri, Chanyeol merasa heran pada pola pikir Sehun. Yang selalu ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang sulit meski sebenarnya ada cara yang lebih mudah dilakukan.

"Kenapa harus bersusah payah jika ada cara yang lebih mudah?"

Lanjutnya karena Sehun tak menanggapi pertanyaan pertamanya.

"Orang kaya sepertimu selalu mempermudah segalanya dengan uang."

Balas Sehun setelah berdecak. Anak itu berjalan didepan Chanyeol sebagai penunjuk jalan. Meski kerap kemari, ternyata Chanyeol masih tidak hafal tempat-tempat disini. Dia taunya hanya pantai, tempat diadakannya festival, perkebunan kakeknya dan pasar.

"Apa salahnya dengan itu?"

Sehun berhenti berlajan, membalik tubuh untuk menghadap Chanyeol sambil berkacak pinggang.

"Coba pikirkan. Jika suatu saat Hyung terdampar dipulau terpencil tanpa penghuni, uangmu itu tak akan ada gunanya sama sekali. Kau harus mencari makan dengan memanfaatkan kekayaan alam. Tapi jika kau tak bisa mencari makananmu sendiri karena terlalu bergantung pada uang dan para pedagang, maka bagaimana kau akan bertahan hidup?"

Chanyeol memutar bola matanya mendengar ucapan tak masuk akal temannya itu.

"Kau berpikir terlalu jauh Sehun. Lagipula aku tidak punya rencana untuk pergi ke pulau tak berpenghuni."

Sehun menggedikkan bahunya lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

"Siapa tau? Tak ada yang tau apa yang akan terjadi dimasa depan. Dengan cara ini, setidaknya kita sudah memiliki bekal kemampuan ketika sesuatu yang tak terduga itu terjadi suatu saat nanti."

"Apa mencuri semangka juga salah satu cara bertahan hidup yang kau maksud?"

"Tidak sih. Aku hanya iseng saja. Lagipula aku tau perkebunan itu milik kakekmu. Jadi tak masalahkan jika kakekmu tau?"

"Kakek tetap akan memarahiku jika tau cucunya mencuri, Sehun."

"Ya jangan sampai tau kalau begitu."

Sehun menjawab dengan entengnya.

"Tapi bagaimana kau tau bahwa perkebunan itu milik kakekku?"

PromiseWhere stories live. Discover now