Chapter 4

118 18 6
                                    

Ini adalah hari keempat Chanyeol berada di Jeju. Hari dimana festival musim panas diadakan. Pagi-pagi sekali ketika Chanyeol bangun, pamannya meminta Chanyeol membantu mempersiapkan keperluan untuk berdagang. Sementara sang kakek telah meminta salah satu pekerjanya untuk membantu.

Festival berlangsung meriah. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang ikut serta dalam perlombaan, ada juga yang hanya menonton. Stand makanan khas Pulau Jeju milik paman Chanyeol diserbu banyak pembeli. Kebanyakan dari mereka adalah gadis remaja.

Paman Chanyeol bersyukur karena keponakan tampannya berhasil menarik minat pembeli dengan visualnya. Sesekali Chanyeol akan mencari sosok Sehun yang mungkin akan muncul disana pada setiap kesempatan. Hatinya masih belum menyerah untuk berharap.

Hingga pada satu waktu, Chanyeol yang mendapat kesempatan untuk beristirahat tak sengaja melihat sosok Sehun dikeramaian. Hanya sekilas ia melihat, meski tak yakin dugaannya benar, Chanyeol tetap menerobos keramaian tersebut guna memastikan penglihatannya.

Sayang, dirinya kehilangan jejak. Ia pun memilih kembali ke stand untuk melanjutkan pekerjaannya membantu sang paman. Bisa saja Chanyeol nekat mencari ke seluruh sudut lokasi festival, tapi ia tak tega meninggalkan pamannya yang pasti akan kerepotan menangani pembeli yang tiada habisnya.

Acara festival berlangsung hingga malam hari. Chanyeol mendapat kesempatan untuk menikmati pesta kembang api karena stand pamannya tidak lagi diserbu pembeli. Para pengunjung terlalu fokus menyaksikan pesta kembang api.

Chanyeol memilih duduk dibawah pohon mahoni, tempatnya dan Sehun melihat pesta kembang api dua tahun lalu. Mengenang kembali kebersamaannya dengan Sehun.


Hari itu tepat satu minggu Chanyeol berada di Jeju. Ia dan Sehun memutuskan untuk melihat matahari tenggelam bersama sebelum Chanyeol pulang ke Soul keesokan harinya. Mereka duduk bersisian ditepi pantai.

"Sehun-ah, terima kasih sudah menemaniku satu minggu ini. Aku menikmati kebersamaan kita. Kau membuatku tak ingin kembali ke Seoul."

Ungkapnya.

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu Hyung. Kau menyelamatkankau yang hampir mati tenggelam dilaut saat itu. Dan berkatmu juga, aku memiliki teman disini. Anak-anak disini tak ada yang mau berteman denganku."

"Kenapa begitu?"

"Bukankah sudah kukatakan bahwa aku memiliki reputasi buruk dimata penduduk desa?"

"Aku tak mengerti mengapa mereka berpikir bahwa kau tidak baik. Kau sangat baik, meski sedikit jahil. Tapi bukankah itu wajar untuk remaja seusia kita?"

"Kau tak mengerti Hyung."

"Bagaimana aku bisa mengerti jika kau tak mengatakannya padaku?"

"Kau tak perlu tau Hyung. Lagipula itu tak penting."

Melihat Sehun yang tak ingin membahas lebih jauh, Chanyeol memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau merusak moment menyenangkan ini dengan mood Sehun yang memburuk karena keingintahuannya.

"Sehun-ah, bagaimana jika kita berjanji untuk bertemu lagi ditempat ini tahun depan, tahun depannya lagi, depannya lagi dan lagi. Kita akan bertemu dan menghabiskan waktu libur musim panas bersama-sama. Hum?"

Mereka menatap satu sama lain tepat dimata. Bias sinar senja menjadi background bagi dua remaja yang duduk saling berpandangan.

"Baiklah. Kita akan menghabiskan waktu libur musim panas bersama-sama tahun depan, tahun depannya lagi, depannya lagi dan lagi."

PromiseKde žijí příběhy. Začni objevovat