29 - Kelompok

249 77 1
                                    

"Dalam sebuah kelompok pasti ada yang namanya perselisihan. Di sanalah tugas ketua kelompok untuk menyelaraskan."

{Magician}

<ᗕ۝ᗒ>

"Luther, tawaranku berlaku sampai kapanpun. Tolong pikirkan baik-baik."

"Ya, ya, ya. Penolakanku juga berlaku sampai kapanpun, Kak. Kau bisa merenungkannya selama yang kau mau," balas Ivana tanpa berbalik.

Keempatnya berjalan lebih cepat, berusaha menyusul Reinnais. Begitu sudah sejajar, Reinnais segera bersuara.

"Luther, maaf untuk klaim dadakanku tadi. Jika kau tidak suka, kau bisa menolaknya. Aku hanya tidak ingin kau dimanfaatkan Kak Kalashnikov."

Ivana tertawa canggung. "Aku tidak apa. Justru aku yang berterima kasih. Tanpa bantuanmu, aku pasti tidak berkutik di depan klan raksasa seperti tadi," katanya.

Mereka terus berjalan. Akan tetapi, obrolan yang ada tidak dilanjutkan. Reinnais tampaknya tidak nyaman mengobrol, jadi yang lain juga tidak membuka suara.

"Ah, Rein, Dercy. Sini, sini!"

Syukurlah. Skyle yang cerewet memang benar-benar membantu di saat-saat seperti ini. Terkadang Dercy heran, bagaimana bisa anak secerewet Skyle betah berteman dengan tiga orang yang irit bicara?

"Jadi, yang mana ketua yang baru?"

Eh? Ternyata ada keempat ketua toh, di sini. Kira-kira, mengapa mereka semua berkumpul, ya?

"Ivana Monhilic Luther. Dia ketuanya sekarang."

Eh?

Sebentar, sebentar. Ada apa ini?

Ivana? Ketua?

Ada apa sebenarnya?

"Sebentar, sebentar. Apa maksudmu tadi, Ketua?" kata Ervin memincing curiga.

"Luther ketuanya sekarang."

"Hey, tidak bisa begini," kesal Yolanda merespon ucapan Octavianus.

"Yolanda, tenang. Kau kelepasan lagi," kata Dercy menyengkeram bahu Yolanda, melakukan grounding.

"Tenanglah, Yolanda. Kalian juga. Jangan tiba-tiba menunjuk siswa kelas satu seperti itu, dong. Mereka, kan, jadi bingung. Duduklah dulu. Biar aku yang jelaskan pelan-pelan." Skyle mengambil alih.

Setelah semua duduk dan memesan makanan, Skyle mulai menjelaskan.

"Jadi begini. SMA Himekara punya sistem jabatan yang sedikit berbeda dibanding dengan SMA lain. Di sini, tidak ada OSIS. Sebagai gantinya, siswa-siswi terbaik tiap jurusan akan menjadi pengatur di jurusan masing-masing. Masing-masing ketua ini jugalah yang berkomunikasi dengan guru terkait para siswa.

Nah, untuk mengetahui siapa yang layak menjadi ketua, diberlakukan sistem peringkat. Cara menentukan peringkat setiap jurusan tidaklah sama, tapi yang jelas, siapapun yang ada di peringkat lima besar adalah siswa-siswi terbaik di jurusannya. Sampai sini, paham?"

Skyle berhenti sejenak. Matanya menatap keempat adik kelasnya yang tampak mencerna apa yang dijelaskan barusan.

"Jadi, maksud Kak Skyle, Ivana sekarang ketuanya karena Ivana peringkat pertama?"

"Sekarang aku tidak meragukannya lagi. Kau benar-benar saudara Sheza, pikiranmu tajam," kagum Tom.

"Sebentar, Kak. Aku ada pertanyaan," kata Ivana.

"Ada apa?"

"Apa kalian yakin? Maksudku, di jurusan kita banyak orang terpandang. Apa kalian yakin mereka akan menurut?"

School: Magician [Tamat]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora