Dipercepat

494 31 0
                                    

Bumi membawa Citra dan Hadi pulang kerumah mereka. Setelah tadi dia mengancam keluarga Surya agar tidak menyentuh keluarga Hadi lagi. Jika suatu saat mereka melanggarnya. Bumi akan menuntut mereka ganti rugi dan mereka akan dijebloskan kepenjara.

Sebelum pulang kerumah Hadi. Bima sekretaris Bumi membuat Surat Perjanjiannya. Keluarga Surya tidak akan bisa mengelaknya. Karna semua bukti pelunasan sudah disimpan oleh Bumi.

"Bapak... ibu... maaf menyela sebentar. Dengan adanya kejadian tadi dan kejadian kemarin di toko tempat Citra bekerja. Saya menginginkan pernikahan kami dipercepat. Untuk semua masalah biaya ataupun persiapannya semua akan jadi urusan saya. Bapak dan ibu tidak perlu khawatir...." Kalimat Bumi terhenti. Ia menatap Citra sekilas kemudian beralih menatap kepada Hadi dan Indah kembali.

"Saya... tidak mau kalau terlalu lama, takut nanti ada Zaki atau Budi lain yang berusaha merebut Citra dari hidup saya.." seketika perasaan Citra menghangat mendengar kata kata Bumi tadi.

"Jadi.. bagaimana pak... bu..?" Tanya Bumi mengakhiri ucapannya tadi.

"Kalau bapak terserah dengan Citra saja. Karna Citra yang akan menjalaninya." Jawab Hadi. Sebenarnya Ia menyetujui usulan Bumi, namun ia tidak berhak untuk ikut campur masalah pribadi Citra. Biarlah Citra yang memutuskan apa yang menurutnya baik untuknya. Ia akan membebaskan Citra selama masih dalam hal yang wajar.

"Kalau ibu setuju dengan usulan nak Bumi. Ibu akan merasa tenang jika Citra sudah bersama nak Bumi.." jawab Indah sambil mengusap lembut rambut Citra, putri semata wayangnya.

"Jadi... tinggal keputusan kamu saja.." ucap Bumi mengarah pada Citra.

Citra mengangguk "aku terserah mas Bumi saja.." jawab Citra lirih. Seketika senyum semuanya terlihat. Bumi yang paling bahagia saat ini. Akhirnya ia tidak usah menunggu terlalu lama untuk menjadikan Citra sebagai miliknya seutuhnya.

"Baiklah... kalau begitu. Pernikahan akan diadakan besok pagi. Bapak Ibu dan Citra silahkan berkemas. Kita ke rumah saya. Acaranya akan diadakan disana saja. Tidak apa apa kan pak..??" Ucap Bumi meminta pendapat pada Hadi. Hadi mengangguk setuju.

"Lalu bagaimana dengan orang orang kampung kalau menanyakan soal pernikahan kalian...?" Tanya Indah. Ia khawatir akan ada rumor buruk kalau Citra menikah mendadak seperti ini.

"Ibu tenang saja. Nanti saya akan menyewa Bis untuk membawa mereka keacara pernikahan saya dengan Citra. Agar mereka menyaksikan semuanya dengan jelas." Jawab Bumi.

Seketika Hadi, Indah dan Citra melongo mendengar ucapan Bumi yang dengan entengnya akan membawa orang sekampung untuk menyaksikan pernikahannya.

"Sultan mah bebas.." gumam Citra lirih, namun masih bisa didengar oleh Bumi dan yang lainnya.

Bumi tersenyum mendengar celotehan Citra tadi. Ia sama sekali tidak marah dengan pujian Citra tadi. Malah ia sekarang ia gemas sekali. Kalau bukan sedang bersama Hadi dan Indah. Mungkin Bumi sudah membawa Citra masuk kedalam pagutan mesranya.

"Kalau begitu. Nanti sore saya kirim orang untuk menjemput bapak sama ibu. Tapi Citra saya bawa dulu ya pak.. bu.." izin Bumi

"Kenapa saya ikut sama mas Bumi..??" Tanya Citra dengan suara meninggi

"Untuk feeting gaun pernikahan..." jawab Bumi enteng.

Hadi dan Indah tersenyum melihat interaksi sepasang kekasih itu.

"Ya sudah.. kamu siap siap dulu nduk. Jangan buat nak Bumi kelamaan nunggu.." ucap Indah lembut pada Citra.

Kini Citra sudah di mobil berdua bersama Bumi. Niatnya sih mau feeting gaun pengantin. Tapi ternyata Bumi membawa Citra menuju ke rumahnya. Ia sudah tidak tahan untuk memeluk gadisnya yang hampir saja dimiliki oleh orang lain.

Mr. Mulut Pedas (END)Where stories live. Discover now