Part 2: Kaki Langit

823 122 10
                                    


Mendengar nama Sam Phraya, ingatan Artitthaya kembali pada masa lalunya ketika ia masih tinggal di sebuah padepokan yang berada di puncak gunung.

Sejak usia 10 tahun, Artitthaya dikirim oleh ayahnya untuk berguru pada seorang ahli bela diri yang mendirikan padepokan di puncak gunung. Tempat itu disebut sebagai "Kaki Langit".

Seorang anak dengan minimal usia 10 tahun sudah dapat menjadi murid di padepokan "Kaki Langit" dan menempuh pendidikan disana hingga dinyatakan lulus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang anak dengan minimal usia 10 tahun sudah dapat menjadi murid di padepokan "Kaki Langit" dan menempuh pendidikan disana hingga dinyatakan lulus. Meskipun begitu, padepokan itu terkenal dengan seleksinya yang sangat ketat. Tidak ada kasta maupun status sosial yang dapat mengubah standar seleksi dari padepokan itu. Bahkan tempat itu pernah menolak seorang anak selir Raja.

Padepokan "Kaki Langit" didirikan oleh seorang ahli bela diri yang menguasai berbagai macam ilmu bela diri. Ia adalah seorang pengembara yang telah menjelajah dunia. Ketika sampai di wilayah Kerajaan Barat, ia menjadi seorang kepercayaan Raja dari Barat hingga menjadi seorang prajurit yang paling ditakuti di seluruh wilayah "Kerajaan Keenam". Ia bahkan pernah terlibat dalam perang besar ketika Raja dari Selatan mencoba untuk menyatukan keenam kerajaan.

Tiba-tiba wanita alfa itu menyarungkan pedangnya dan mundur dari medan perang. Ia menyadari telah terlalu banyak darah yang bersimbah karena mata pedangnya.

Setelah keenam kerajaan berhasil bersatu, pendekar wanita yang memiliki julukan "wanita jubah putih" itu memilih tinggal di puncak gunung yang jauh dari kehidupan manusia dan hidup selibat sebagai hukuman atas dirinya sendiri. Tak sedikit yang mendatanginya untuk minta dilatih bela diri karena sejarahnya yang melegenda.

Akhirnya wanita itu pun mendirikan padepokan untuk mendidik generasi muda dari berbagai status dan kalangan, asalkan memenuhi kriterianya.

Akhirnya wanita itu pun mendirikan padepokan untuk mendidik generasi muda dari berbagai status dan kalangan, asalkan memenuhi kriterianya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wanita jubah putih" yang tidak diketahui namanya.

Artitthaya yang masih berusia 10 tahun kala itu berhasil melalui ujian kelayakan untuk menempuh pendidikan di padepokan "Kaki Langit". Ia kerap melihat wanita berjubah putih yang ia panggil 'Guru'. Wanita itu nampak tidak menua meskipun usianya lebih tua dari usia "Kerajaan Keenam" itu sendiri, karena ia telah ada sebelum keenam kerajaan bersatu.

The ThroneWhere stories live. Discover now