27

785 165 26
                                    

"Jel, kantin gak?"

"Aman gak?"

Tania menolehkan wajahnya kedepan, menatap Raya yang berdiri di dekat pintu masuk kelas itu sembari bertanya tanpa suara, hanya bibirnya yang bergerak pelan tapi sinyalnya dapat ditangkap dengan baik oleh Raya.

Raya kemudian melangkah maju, sedikit melongokkan kepalanya keluar dari pintu kelas kemudian menengok ke kiri dan kanan sebelum kembali ke posisi semula kemudian mengacungkan kedua jempolnya kepada Tania.

Tania membalas acungan jempol Raya dengan simbol 'ok' yang dia buat dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Kemudian Tania kembali menghadap ke arah Giselle yang duduk tepat di bangku belakangnya.

"Aman, gas kantin yuk, gue laper banget nih"

Giselle mengangguk, kemudian dengan gerakan yang bisa dibilang agak malas itu, Giselle bangkit dari bangkunya dan mengikuti Tania yang udah jalan duluan nyusul Raya keluar kelas.

Udah hampir seminggu, tapi Giselle dan Bhumi belum menunjukkan tanda-tanda mau baikkan. Aneh, pasalnya gak biasanya Giselle sama Bhumi marahan selama ini. Paling mentok cuma 2 hari, gak pernah lebih.

Tapi kali ini keduanya betah saling mendiamkan satu sama lain hampir seminggu lamanya. Karena perang dingin dua orang ini juga yang lain kena imbasnya.

Contohnya Raya dan Tania. Dua sahabat baik Giselle itu harus siap sedia jadi mata-mata yang memantau setiap pergerakan Bhumi, jangan sampai Giselle dan Bhumi saling bertemu dulu karena atmosfer di sekitar mereka akan tiba-tiba berubah jadi mencekam saat kedua orang itu saling menatap dengan tajam tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.

"Lo mau pesen apa, Jel?" Tanya Raya begitu ketiganya memasukki area kantin yang ramai

"Mie ayam deh, lagi pengen makan mie"

"Heh, lo kan belom sarapan, nanti sakit perut kalau langsung makan mie" tegur Tania yang teringat tadi pagi Giselle sempat mengeluh perutnya keroncongan karena belum diisi apapun dari semalam.

"Apa sih, perut gue gak selemah itu juga njir, gak usah lebay"

Giselle kemudian mengedarkan pandangannya, mencari-cari meja kosong yang bisa mereka bertiga tempati. "Eh itu ada yang kosong. Lo pesen makan ya, Ray. Tania tag in tempat duduk. Terus gue yang pesen minum" ujar Giselle yang langsung disahuti oleh gelengan keras dari Raya dan Tania.

"BIG NO! Lo anaknya suka ngalah, Jel. Ntar lama dapet minumnya, mending lo aja yang tag in tempat duduk. Yang pesen minum gue aja, gue anaknya jago nyelip" 

"Budayakan antri elah, Tan" Giselle menyahuti

"Pokoknya enggak! Gue gak mau ya minuman gue baru dateng pas gue udah kelar makan kayak dulu itu. Gue nahan pedes sampe mau mati rasanya tau gak?"

"Lebay deh lo" Giselle mendorong pelan bahu Tania sambil tertawa kecil "Yaudah kalo gitu gue nunggu disana ya, kalian yang pesen" kata Giselle sambil menunjuk sebuah meja kosong agak disudut belakang kantin.

Raya dan Tania mengangguk. Setelah mengutarakan pesanan masing-masing, tiga orang itu langsung berpencar melakukan tugasnya masing-masing.

Giselle sih enak, tinggal duduk manis nunggu pesanannya datang haha

"Hai"

Giselle yang tadinya sibuk memainkan ponsel sambil menunduk itu pun jadi mendongakkan kepalanya karena mendengar seruan dari suara yang dia sangat kenal.

"Hai, mau makan juga? Sini duduk sama aku sini" 

Giselle menarik sebuah kursi agar Gala bisa duduk disana tapi cowok berperawakan tinggi itu menggeleng dan mendorong pelan kursi tadi agar kembali ke posisi semulanya.

Someone Beside You Where stories live. Discover now